Mohon tunggu...
Anney Crismestika
Anney Crismestika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya merupakan mahasiswa jurusan ekonomi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta angkatan 2020.

nothing here

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Low Back Pain, Risiko Gangguan Kesehatan yang Mengintai Selama Pandemi

12 November 2021   20:33 Diperbarui: 12 November 2021   20:37 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak awal 2020 sampai saat ini Pandemi Covid-19 belum juga hilang dan masih menjadi masalah yang membatasi ruang gerak kehidupan sehari -- hari. Proses vaksinasi sampai hari ini pun masih terus berjalan tetapi belum bisa membuat kehidupan normal kembali seperti dua tahun lalu. Perubahan yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19 ini cukup mengubah banyak hal baik dalam tatanan perekonomian, kesehatan, hingga pendidikan di Indonesia.

Aktivitas masyarakat yang dibatasi untuk memitigasi penyebaran virus ini membuat mayoritas kegiatan pun dilakukan di dalam rumah baik pekerjaan maupun pendidikan sehingga muncul istilah Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH). 

Kebijakan ini mungkin bagi sebagian orang adalah suatu kenyamanan karena tidak perlu bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap-siap namun kondisi yang mengharuskan didalam rumah membuat kegiatan mereka mulai dari berkomunikasi sampai melakukan pekerjaannya lebih banyak di depan layar layar laptop dan berdampak pada durasi duduk yang lebih lama. 

Berdasarkan data yang diperoleh, 93% orang melakukan WFH dengan duduk sedangkan 7% melakukannya dengan tiduran, selain itu posisi duduk ini dilakukan di kursi sebanyak 60% lesehan dan 31% sisanya dilakukan diatas kasur.

Low Back Pain

Resiko dari duduk terlalu lama nyatanya menimbulkan keluhan gangguan kesehatan salah satunya adalah Low Back Pain. Low Back Pain (LBP) atau dikenal dengan nyeri punggung bagian bawah adalah rasa nyeri yang dapat berupa nyeri lokal yakni nyeri yang hanya dirasakan pada bagian pinggang atau lumbal maupun nyeri radikular yakni nyeri yang menjalar hingga ke tungkai bawah serta bisa juga keduanya. 

Tingkat rasa nyeri yang dirasakan oleh tiap orang pun berbeda-beda. Gejala dari LBP ini yaitu nyeri punggung seperti ditusuk, nyeri yang diikuti dengan kedutan otot (spasme), dan dirasakan pada posisi tertentu misalnya saat duduk atau berjalan lalu akan membaik saat berdiri atau berbaring. Faktor pemicu LBP ini diantaranya berhubungan dengan faktor individu seperti umur, jenis kelamin, IMB, hipertensi, kurangnya aktifitas fisik, minum kafein, jenis pekerjaan, durasi  kerja, beban kerja, serta lingkungan fisik.

Dampak dari Low Back Pain ini bisa menyebabkan gangguan tidur, menurunnya produktifitas, kesulitan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari yang membuat keterbatasan dalam melaksanakan pekerjaan hingga dapat berakibat pada kecacatan. Fakta lainnya LBP juga berpengaruh terhadap perekonomian, pada penelitian yang dilakukan oleh Dutmer di tahun 2019 menyebutkan bahwa di negara barat biaya nyeri punggung berkisar antara 1-2% dari Produk Nasional Bruto.  

Pada negara maju sekitar 60-70% masyarakatnya mengalami low back pain dan 20% masyarakat lainnya mengalami Low Back Pain akut dan kronis berlanjut. Di Indonesia sendiri belum ada data penelitian yang menilai angka kejadian Low Back Pain kronis secara menyeluruh tetapi nyeri kronis menjadi alasan tersering untuk mengunjungi fasilitas pelayanan rawat jalan di Indonesia.

Adanya pandemi mengakibatkan keluhan akan Low Back Pain bertambah, hal ini disebabkan oleh beberapa penyebab seperti menurunnya intensitas latihan diluar ruang dalam waktu lama, meningkatnya jumlah jam yang digunakan untuk duduk, serta tingkat kecemasan juga stres yang naik selama karantina atau aktifitas pekerjaan yang dilakukan dari rumah.

Selaras pada penelitian yang dilakukan di Turki menemukan bahwa mereka yang tetap tinggal dirumah memiliki keluhan musculoskeletal yang berupa nyeri LBP lebih besar dibandingkan yang tetap bekerja di kantor. 

Selain itu dalam suatu penelitian disebutkan bagi mahasiswa sebanyak 70,6% diantarnya mengalami  low back pain. Keluhan yang sering muncul yaitu merasa kaku/ tegang pada daerah punggung, serta merasakan sakit pada daerah punggung hal ini disebabkan oleh lama waktu kuliah dan posisi duduk saat kuliah. 

Postur tubuh saat duduk yang tidak tepat dan terlalu lama mengakibatkan tidak adanya aktivitas otot lumbar, sehingga membebani struktur pasif area tubuh, seperti intreverabralis dan ligamen yang meningkatkan resiko menderita kompresi saraf, degenerasi diskus dan kerusakan lumbosakral.

Mencegah Low Back Pain

Maka diperlukan kepedulian mengenai hal ini dengan adanya edukasi dan mulai memperhatikan kondisi diri selama berkegiatan yang mengharuskan aktifitas duduk dalam waktu yang lama. 

Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Low Back Pain diantaranya, pertama dengan mempertahankan postur tubuh yang benar selama beraktivitas sehari -- hari dan hendaknya bangun dari posisi duduk setiap 30 menit atau dapat diselingi dengan aktifitas sederhana seperti mengambil minum, makan, ataupun pergi ke toilet. 

Kedua melakukan pengaturan pola makan yang sehat dan menjaga berat badan ideal dengan menghindari makanan berminyak, perbanyak konsumsi sayur maupun buah-buahan serta diimbangi dengan minum air putih yang cukup. 

Ketiga, rutin melakukan olahraga terutama yang berfokus pada perut dan punggung contohnya yoga, pilates, jalan kaki dan berenang serta melakukan stretching sebelum melakukan aktifitas duduk yang lama juga sesudahnya. Keempat, memberikan kompres dingin pada punggung, setidaknya selama 15-20 menit lalu tiga hari kemudian dapat diganti dengan kompres hangat.

Intinya usahakanlah agar tubuh tetap bergerak dengan melakukan berbagai aktivitas ringan dan sederhana tetapi jika sudah mengalami rasa nyeri punggung bawah yang tidak tertahan lagi segeralah kunjungi klinik atau rumah sakit terdekat untuk diberikan penangan lanjutan, biasanya akan disarankan melakukan terapi atau jika sudah kronis maka dianjurkan pada tindakan operasi

Oleh: Anney Crismestika dan Nunung Suharti (Mahasiswi Ekonomi Pembangunan UPNVJ)

Dosen Pengampu: Indri Arrafi Juliannisa, S.E., ME

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun