Mohon tunggu...
Nani Triyana
Nani Triyana Mohon Tunggu... Entrepreneur -

Tiny, active but introvert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisruh Pelayanan Haji

26 September 2015   22:07 Diperbarui: 26 September 2015   22:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah...Haji itu perjalanan spiritual yang membutuhkan kesabaran karena menguras energi dan juga emosi.

Jutaan hamba Allah menjadi tamu istimewaNya di tempat yang sama dalam waktu bersamaan.

Untuk yang pernah berhaji pastilah bersepakat bahwa tanah suci pada musim haji merupakan satu-satunya tempat bertemu manusia yang teramat banyak (saya berfikir kira-kira seperti inilah padang mahsar kelak... Dimana bumi dipenuhi manusia yang berdiri dibawah terpaan sinar matahari)

Jutaan manusia dengan warna kulit dan bentuk tubuh yang berbeda-beda, dari bayi yang baru lahir hingga yang tua renta.

Berkumpul ditanah suci untuk memenuhi kewajiban berhaji.

Sejaaauh mata memandang hanya kumpulan manusia yang terlihat.

Setiap tahun selalu saja ada pihak-pihak yang mengeluhkan pelayanan haji...

Menurut saya pribadi, pelayanan haji baik dari petugas indonesia maupun petugas haji dari arab saudi. Pastilah sudah berusaha keras untuk memberikan pelayanan terbaik untuk para "tamu Allah"

Ini tamu Allah lho...

Mana mungkin dijamu tak istimewa...

Bukan perkara mudah untuk melayani jamaah yang jumlahnya jutaan di waktu yang sama...

Jutaan pendapat dari jutaan kepala dari berbagai negara...

Asa yang suka ada yang duka

 

Hotel jauh dari masjid mengeluh

Makanan datang terlambat 10 menit mengeluh

Makanan datang dalam keadaan dingin mengeluh

Makanan itu-itu aja mengeluh

Ngantri mengambil makan mengeluh

Ngantri lift mengeluh

Ngantri ke WC mengeluh

Bis penjemput datang terlambat mengeluh

Angkutan umum penuh/ga ada lewat mengeluh

Beli makanan mengantri mengeluh

Susah dapat tempat sholat dalam masjid mengeluh

Fasilitas di tenda minim mengeluh

 

Saudaraku, janganlah minta dilayani seperti raja dan ratu di musim haji...

Bukankan jutaan orang mengantri bertahun-tahun hanya untuk menunaikan ibadah haji ditanah suci...

Janganlah tak bersabar menjadi tamu Allah dirumahNya yang suci.

 

Banyak yang membandingkan perjalanan umroh dengan perjalanan haji.

"Waktu umroh ga gini, hotelnya dekeet, makanannya enak-enak, ngantrinya ga lama, ke WC ga antri, pakai lift ga antri..."

Dewasalah saudaraku....

Jumlah jamaah umroh dengan haji itu terlalu timpang untuk di bandingkan...

Dari segi biaya pun signifikan.

30 juta umroh paling lama 14 hari...

30 juta ONH biasa untuk 40 hari...

Ya wajar klo fasilitasnya beda jauh...

 

"Kamikan pakai ONH Plus..."

Sayangnya sepanjang perjalanan ibadah haji, tidak disediakan jalur/jalan khusus untuk jamaah ONH Plus (yang membedakan hanya hotel yang dekat dari masjid nabawi, masjidil haram dan dapat kasur di tenda arafah+mina, serta katering yang lebih enak pastinya).

Mau masuk Raudah ngantrinya gabung juga dengan jamaah haji biasa, jangan mimpilah dapat jalur khusus tanpa antri masuk ke tempat paling istimewa di madinah ini (jangan lupa baca Shalawat ya saudaku :-)

Mau masuk masjidil haram ya ikut antri, klo terlambat ya sama aja ga bakal dapat hak istimewa untuk maksa masuk ke masjid.

Mau melontar lewat jalur paling pendek... Atau berharap bisa naik kendaraan bermotor sampai di tempat melontar??

Ini lebih-lebih ga mungkiiin...

Menuju tempat melontar itu jaraknya dari tenda yang paling dekat aja hitungan kilometer.

Sepanjang jalan penuuuh jamaah berjalan kaki+berkursi roda....

Itu aja maceet karena penuuuh manusia...

Ga mungkiiiin...

Jalanan yang dilalui ya sama dengan jamaah lain (kecuali anda tamu negara arab saudi)

 

Bersyukurlah atas kesempatan berhaji, jangan kotori hati dengan mengeluh sana sini...

Karena melayani 100 orang berbeda dengan melayani 1.000.000 orang

See U @jannah inshaAllah \(^^,)/

 

Foto copas https://umrahpackagesukblog.wordpress.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun