Mohon tunggu...
Nani Triyana
Nani Triyana Mohon Tunggu... Entrepreneur -

Tiny, active but introvert

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

El Nino

19 September 2015   23:31 Diperbarui: 19 September 2015   23:31 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah

Sejak beberapa tahun terakhir indonesia sering sekali dilanda musibah.

Baik akibat bencana alam maupun bencana akibar perbuatan manusia.

 

Bencana terdahsyat 10 tahun terakhir tsunami aceh, bencana ini mengingatkan saya pada pelajaran geografi di jaman SMA. Dikala itu guru geografi mengatakan "pengurangan penduduk paling cepat ya terjadinya bencana alam". Dulu saya tak faham apa maksud perkataan guru geografi ini, hingga terjadi tsunami yang mengguncang diri saya pribadi, negeri bahkan luar negeri.

 

Gempa bumi di jogja tahun 2006, saya termasuk saksi hidup peristiwa di hari itu, dimana jogjakarta terlihat berantakan setelah diguncang gempa besar yang tak sampai 1 menit lamanya.

Satu minggu berlalu di jogja tanpa terasa, dikala itu semua sekolah dan kampus diliburkan selama 1 minggu. Korban jiwa sekitar 5000 orang. Belum termasuk yang luka berat dan ringan.

 

Banjir besar yang melanda jakarta di awal tahun 2007, banjir yang berhasil melumpuhkan ibukota negara.

 

Saya berdomisili di kalimantan timur, alhamdulillah kalimantan tidak dilewati jalur gunung berapi, sehingga tak mungkin ada gempa... Apalagi tsunami.

Banjir kerap terjadi di kalimantan, namun itu hanya di kota-kota tertentu dan di titik-titik tertentu.

 

Tiga tahun terakhir saya kerap bertanya-tanya penasaran

(tak bermaksud sombong, dikala itu saya benar-tak tahu jawabannya),

Kira-kira nih yaaa...

Jika Allah ingin menguji kampung halamanku lewat bencana alam apa???

 

Pernah terasa gempa di kampung halamanku (ini mungkin hanya efek gempa besar di pulau jawa, ada juga yang berpendapat bahwa itu bukan gempa, tapi hanya getaran akibat ledakan di tambang batu bara, getaran yang terjadi tak sebesar gempa di jawa)

 

Kalau banjir, sederas apapun hujannya kota kelahiranku tak pernah banjir (karena masih banyak lahan resapan air)

 

Tahun lalu mulai saya sadari cara Allah memberi bencana alam kepada kami.

KEKERINGAN dimusim kemarau ini hujan tak kunjung datang bisa sampai 2 bulan lamanya...

Udara yang biasanya lembab, ini terasa kering & berdebu.

Suhu udara juga panas luar biasa, keluar rumah/kantor serasa memasuki oven.

Suhu udara juga meningkat akibat banyak oknum tak bertanggung jawab membuka lahan dengan cara membakar (land clearing biayanya tinggi,dibakar hanya butuh modal bensin).

Setiap hari pemadam kebakaran sibuk mondar mandir memadamkan lahan yang terbakar.

Sepanjang jalan terlihat daun-daun hangus beterbangan di udara seperti layangan putus dari talinya...

Udara pagi diliputi kabut dan udara siang dipenuhi kabut asap yang membuat mata terasa perih...

(Serasa digurun sahara, terbayang koboi yang mau adu senjata dengan musik latar khas film koboi serta adanya angin yang berhembus tak sepoi-sepoi)Malam hari asap pun masuk ke dalam rumah.

Dikampung saya ini memang tak separah di pekanbaru yang diekspos di media setiap hari...

 

Semoga hujan segera menyapa kampungku ini...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun