Mohon tunggu...
Neylasari
Neylasari Mohon Tunggu... profesional -

ketika mimpi dan harapan datang terlalu pagi... maka cukup hanya secercah senja merah saga yang tertinggal di tepian asa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kepadamu, yang Selalu Aku Tunggu

28 Juli 2015   21:38 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:16 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kepadamu, kuhabiskan setiap kata-kataku...

Kepadamu, kuterjemahkan setiap bahasa kalbu...

Dan kepadamu pula, muara segala parafrase puisiku...

Jika barisan perasaan ini kutuliskan secara rapi... akan berbentuk satu kata... CINTA...

Jika basikan keinginanku ini kuucapkan dengan sepenuh hati... akan terucap satu kata... RINDU...

Tidak tahukah betapa inginnya aku menjadi bagian yang terbersit di benakmu... sekali saja...

Tidak mengertikah jika, di dalam hatiku... hanya ada satu nama... namamu saja...

Lalu, bagaimana lagi caranya aku berkata, bahwa ini bukanlah cinta...

Bagaimana lagi caranya aku berkata ini bukanlah rindu...

Jika, semua doa yang kumunajatkan adalah untuk kebahagiaanmu... disebut apalagi jika bukan ketulusan...

Jika, segala pinta hanya kidung malam demi keberkahan hidupmu... disebut apalagi jika bukan kerelaan...

Hanya dalam doa, aku mampu meluapkan rasa rinduku... Agar Tuhan menyampaikan salam rinduku pada hatimu...

Hanya dalam doa, aku mampu memuntahkan rasa cintaku... agar Tuhan membisikkan namaku, sebagai orang yang menunggumu...

Aku menunggumu... akan selalu menunggumu...

Jika, setiap tulisan ini merupakan wujud perasaanku, maka akan ada beribu kata yang akan mampu menghubungkan hatiku dengan hatimu yang terpisah begitu jauhnya...

Jika, setiap tulisan ini menjelma menjadi pasir, maka akan ada beribu lautan pasir yang ikut menyabdakan namamu, di dalam hatiku...

Aku tersudut disini... menanti kau mengulurkan tanganmu, dan mengajakku berdiri... bangkit... lalu berlari...

Betapa kering jasadku, tanpa sapamu...

Tidakkah hatimu bergetar setiap ku tasbihkan namamu...?

Tidakkah Tuhan menyampaikan salamku padamu...?

Tidakkah Tuhan membisikkan namaku ditelingamu, sebagai seorang yang selalu menantikan dirimu

Aku mencintaimu...

Sudah... hanya itu yang ingin aku katakan jika aku bertemu denganmu...

Sekali, saja... setidaknya biarkan aku mengatakannya sekali saja seumur hidupku...

Mengatakannya dengan memandang keindahan matamu... dan berharap kau menyambutnya dengan senyummu...

Aku gila... gila karenamu, tepatnya...

Mencintai dan merindukanmu adalah sebuah keniscayaan...

Mendapatimu tak bergeming sedikitpun adalah sebuah kematian...

Lalu, apa yang aku tunggu...?

Aku menunggumu...

Masih menunggumu...

Selalu menunggumu...

Hingga kau menghunuskan pedang dan menebas jantungku

Dan Tuhan berkata bahwa kau bukanlah untukku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun