Beban administratif ini ternyata juga dirasakan oleh peserta didik, dimana dalam sebuah kasus siswa mencari-cari gurunya yang sering tidak masuk kelas karena adanya urusan administrasi dan pelatihan-pelatihan lainnya. Hal ini juga disampaikan salah seorang mahasiswi UINSA bahwa , kami (mahasiswa) memahami bahwa tugas administrasi merupakan bagian penting dari tanggung jawab seorang dosen. Namun, kami juga merasa bahwa sering kali tugas-tugas administrasi tersebut menyita waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar. Akibatnya, beberapa sesi kuliah terasa kurang optimal dan kami, sebagai mahasiswa, merasa kesulitan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang materi yang disampaikan.
Kurikulum merdeka ini sudah menjadi kurikulum yang cukup baik visi nya, namun dalam implementasinya terdapat banyak keluh kesah yang dialami baik pendidik dan peserta didik. Maka, sebaiknya kurikulum tidak perlu banyak dirubah hanya perlu evaluasi dan di revisi terhadap hal-hal yang membuat kurikulum tersebut menjadi kurang efektif.Â
Saran terhadap kurikulum merdeka dalam hal beban administratif yakni dapat dengan melibatkan tenaga pendukung atau asisten administrasi untuk membantu tugas administratif, sehingga guru dapat lebih fokus pada pengajaran. Penggunakan aplikasi dan platform digital juga dapat digunakan untuk mengotomatisasi beberapa tugas administrasi, seperti penilaian dan pembuatan laporan, sehingga menghemat waktu dan tenaga. Kemudian, memberikan pelatihan berkala bagi guru untuk meningkatkan efisiensi dalam menyusun RPP dan laporan, serta bimbingan dalam menggunakan teknologi pendidikan. Menyederhanakan dan merampingkan prosedur administratif juga perlu agar lebih mudah dan cepat diselesaikan oleh guru.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H