Mohon tunggu...
H. N. Sobolim
H. N. Sobolim Mohon Tunggu... Freelancer - word id power

Anak Yesus Kristus dan Adik Dari Che Guevara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benny Wenda: Buronan di Indonesia, Dihargai di Inggris

21 Juli 2019   21:42 Diperbarui: 22 Juli 2019   18:39 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benny Wenda pemimpin perjuangan Papua merdeka yang saat ini menjabat sebagai Ketua The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Peruangan beliau hingga seperti saat ini diawali dengan sejarah masa kecil yang penuh dengan kekerasan. Hal itu membentuk dirinya menjadi individu yang kokoh dlam memperjuangkan aspirasi Papua merdeka di dunia internasional.

Benny Wenda yang disandingkan dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya seperti Nelson Mandela itu melihat bahwa perjuangan Papua merdeka harus diperjuangkan secara damai, atau tanpa kekerasan.

Bagi beliau perjuangan rakyat Papua secara damai berdasar fakta sejarah bahwa masuknya Papua sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia (NKRI) melalui konspirasi negara-negara rakus seperti Amerika, Inggris dan Belanda. Sehingga dalam memperjuangkan hak-hak kedaulatan rakyat bangsa Papua harus melalui jalur hukum legal yaitu hkum internasional. 

Dalam upaya ini Benny Wenda berhasil membangun lembaga politik internasional yaitu Parlemen Internasional untuk Papua Barat atau Internastional Parliament for West Papua (IPWP) dan lembaga hukum internasional bernama International Lawyers for West Papua (ILMWP) yang beranggotakan pengacara-pengacara handal dan loyal dari seluruh dunia. 

Representatif kedua lembaga internasional ini dibentuk untuk menyelesaikan persoalan Papua melalui diplomasi internasional dan menggugat pemerintah Indonesia di Mahkamah Internasional.

Lantas, berikut adalah sejarah dan pergerakan Benny Wenda dari sejak kecil sampai sekarang.

Masa Kecil

Benny Wenda lahir di Lemba Baliem. Masa kecilnya ia mengalami langsung operasi Militer Indonesia wilayah Pegunungan Tengah Papua yang dikenal dengan Operasi 77. Dia menyaksikan sendiri ketika anggota keluarga dan orangtuanya menjadi korban dalam operasi itu.

Pergerakan di Papua

Setelah beranjak dewasa, ia tidak melupakan memori masa kecilnya begitu saja, jiwa perlawanannya memuncak. Pada waktu masih mahasiswa di Jayapura, tahun 1996  Benny Wenda bersama rekan-rekan lainnya memimpin aksi demo besar-besaran di Jayapura untuk memprotes matinya Dr. Thomas Wainggai di LP Cipinang, Jakarta yang dinilai masyarakat Papua tidak wajar.

Pada tahun 2002 Benny Wenda setelah membentuk Dewan Masyarakat Koteka (DeMaK), Demak dibentuk untuk menghimpun masyarakat dalam berjuang tersebut melakukan aksi demonstrasi di Abepura, Jayapura. Aksi ini ditandai dengan pembakaran Pos Polisi. Sehingga Wenda dipenjara di Jayapura. Namun berhasil keluar atau lari dari penjara bersama keluarganya menyebrang ke Papua New Guinea (PNG) dan sekarang menetap di Oxford, Inggris.

Menjalanan Pergerakan Papua Merdeka di Inggris

Di Inggris Benny Wenda bersama istri dan anak-anak terus memperjuangkan kemerdekaan tanah mereka. Di Inggris berhasil mendirikan The Free West Papua Campaign, yang turut membuka mata dunia internasional terkait persoalan hak asasi manusia (HAM), demokrasi hingga dukungan untuk hak penentuan nasib sendiri.

Di 2008 Benny Wenda berhasil membentuk International Parliament for West Papua (IPWP) dan International Lawyer for West Papua (ILWP) kedua lembaga ini dibentuk untuk membawah persoalan Papua di dunia internasional dan menyelesaikan persoalan Papua melalui jalur hokum internasional.

Pemerintah Indonesia melaporkan Benny Wenda ke Interpol sebagai buronan yang melarikan diri dari penjara. Namun, tidak berhasil. Dikarenakan Wenda sebagai tahanan politik bukan tahanan kriminal. Meski di tahun 2012 statusnya sebagai orang yang dicari oleh Interpol dicabut, pemerintah Indonesia tetap memantau pergerakan Wenda di Inggris. 

Misalnya, di tahun 2012 Benny Wenda berhasil membangun Kantor Papua merdeka di Oxford yang dihadiiri dan dibuka oleh Wali Kota setempat. Atas dibangunnya Kantor tersebut DPR RI pernah berkunjung langsung ke Inggris untuk bertemu dengan beberapa elit politik.

Pada pergerakannya Benny tidak hanya di Inggris dan Eropa pada umumnya tetapi juga meluas di berbagai negara di Afrika seperti Senegal dan Afrika Selatan.

Kecintaanya pada musik, terutama lagu-lagu daerah, dibawahkan dalam setiap kesempatan. Misalnya saat berkunjung ke Senegal, di gedung Parlemen negara itu beliau disambut meriah dan juga isak tangis dari sejumlah pejabat negara itu. Selain itu, Wenda membuat Single bersama beberapa mantan Vocalis rekan-rekan Superstar Reggae Afrika, Lucky Dube. Bersama keluarga membuat grup Musik "The Lani Singers". The Lani Singers terdiri dari Benny, istrinya Maria dan putri sulungnya Koteka Wenda.

Pergerakan Bersama ULMWP 

Pada tahun 2014 dibentuk The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai wadah kooordinatif atau organisasi persatuan dari tiga faksi besar diantaranya: The West Papua National Coalition for Liberation (WPNLCL), yang dipimpin oleh Jacob Rumbiak dan Rex Rumakiek, Negara Federal Republik Papua Barat (NRFPB) yang diwakili oleh Okto Mote, Edison Waromi dan Markus Haluk dan Parliament National West Papua (PNWP), yang dipimpin oleh Buchtar Tabuni.

Setelah penyatuan ketiga elemen gerakan itu, Okto Mote dari NRFPB terpilih sebagai Sekertaris Jendral, Benny Wenda sendiri di posisi Juru Bicara dan masing-masing anggota diantaranya Rex Rumakiek, Jacob Rmbiak dan Leonie Tanggahma.

Dalam struktur baru ini,  ULMWP berhasil dalam diplomasi di Pasifik Selatan. Baik negara-negara anggota Melanesia Spearhead Group (MSG) maupun negara-negara Polynesia. 

Hasilnya pada tahun 2016 lalu, sebanyak 7 negara kawasan tersebut membawah persoalan hak asasi manusia dan hak penentuan nasib sendiri di forum tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Pada 2017 struktur ULMWP diubah. Benny Wenda yang sebelum Jubir dipilih menjadi Ketua Eksekutif ULMWP, Okto Mote Wakil, Rex Rumakiek sebaga Sekertaris dan Jacob Rumbiak sebagai Juru Bicara.  Dan di legislatif ULMWP, diketua oleh Edison Waromi dan Buchtar Tabuni. Paula Makbory sebagai Bendera dan Andy Ayamseba sebagai anggota.

Di 2017 Benny menyerahakan petisi yang ditandatangi oleh 1,8 juta rakyat Papua ke PBB. Walaupun sejumlah media Indonesia menyatakan penyerahan itu ditolak oleh Ketua Dewan Dekolonisasi, penyerahan itu tetap dianggap relevan untuk mendorong Papua Barat masuk dalam daftar dekolonisasi PBB, untuk kemudiaan dorong agar diselenggarakan referendum atau hak menentukan nasib sendiri di Papua.

Keberhasilan Bersama ULMWP di Awal Pembentukan

ULMWP yang dibentuk untuk melobi negara-negara terutama negara-negara Kepulauan Pasifik itu berhasil dalam kerja-kerjanya. Benny Wenda yang saat itu menjabat sebagai Juru Bicara bersama Oktovianus Mote meyakinkan negara-negara etnis Melanesia diantaranya Papua New Guinea (PNG), Vanuatu, Fiji, dan Solomon Islands dan negara-negara etnis Polinesia seperti Nauru, Kiribaati, Tonga dan Tuvalu. Sehingga pada 2016 lalu, sebanyak 7 Negara Pasifik membawah Persoalan Papua Barat di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Persolan-persoalan yang diangkat dalam pidato perwakilan negara mereka menggap perluh adanya penyelesaian konflik politik antara pemerintah Indonesia dan rakyat Papua yang sudah berlangsung selama setengah abad lebih. 

Selain itu mereka juga menyoroti pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang melibatkan Aparat negara dan perluh diberikannya kebebasan hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua dibawah control PBB. Apakah rakyat Papua ingin merdeka sebagai sebuah negara atau tetap bersama Indonesia.

Penghargaan dari Inggris

Di tahun 2019 ini Benny Wenda mendapat penghargaan "Freedom of Oxford", penghargaan ini pernah diberikan kepada Nelson Mandela beberapa tahun sebelum Afrika Selatan bebas dari Aphartheid. Selain Mandela penghargaan yang sama diberikan kepada sejumlah tokoh lainnya seperti Sir Roger Bannister dan Lord Nuffield .

Penghargaan terbaru ini diberikan atas usulan oleh anggota Partai Hijau, Craig Simmons. Dan didukung disetujui semua anggota lintas Partai.

Respon Masyarakat Papua Atas Penghargaan Terhadap Benny Wenda

Masyarakat Papua Barat melihat penghargaan yang diberikan kepada Benny Wenda itu satu lagkah maju dalam sejarah pergerakan pembebasan nasional Papua Barat, sehingga rakyat di setiap wilayah di Papua memberi dukungan moril sebagai bentuk selamat ataupun terima kasih kepada pemerintah Inggris dalam hal ini Kota Oxford.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun