Mohon tunggu...
Elizabet Djara Djata
Elizabet Djara Djata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S2 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Financial

Krisis Energi dan Ekonomi: Mencari Solusi Untuk ketahanan Energi Nasional

18 Desember 2024   18:09 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:09 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Krisis Ekonomi (Sumber:https://images.app.goo.gl/sxCdhGmuLyZGvE82A )

Masalah krisis energi yang memiliki dampak langsung pada ekonomi internasional, telah menghadirkan tantangan serius bagi dunia dalam beberapa dekade terakhir. Permintaan energi yang terus meningkat yang tidak sebanding dengan pasokan sumber daya adalah faktor lain yang berkontribusi pada dilema ini, selain penurunan pasokan bahan bakar fosil. Skenario ini menjadi lebih rumit di Indonesia karena pertumbuhan populasi yang cepat dan konsumsi energi yang terus meningkat. Untuk mencapai ketahanan energi nasional yang berkelanjutan, kita akan meneliti krisis energi dan ekonomi Indonesia dalam esai ini dan melihat

Kondisi Terkini Krisis Energi di Indonesia

Batu bara, gas alam, dan minyak bumi adalah beberapa dari banyak sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Namun, cadangan minyak Indonesia hanya diharapkan dapat memenuhi permintaan negara selama sepuluh tahun ke depan, dengan asumsi tidak ada cadangan tambahan yang ditemukan, menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2022. (ESDM Kementerian, 2022). Sementara itu, konsumsi energi negara diperkirakan akan meningkat pada tingkat 6% per tahun hingga 2030. (BP World Energy Statistical Review, 2022). Jika tindakan yang tepat tidak diambil, ini akan menjadi bahaya besar bagi ketahanan energi negara.

Dampak Krisis Energi terhadap Ekonomi

Banyak sektor ekonomi tambahan yang terdampak oleh krisis energi selain sektor energi itu sendiri. Misalnya, kenaikan biaya energi dapat menurunkan daya beli masyarakat dan menyebabkan inflasi yang signifikan. Kenaikan harga energi menyebabkan inflasi mencapai 5,5% pada tahun 2022, tingkat tertinggi dalam lima tahun terakhir, menurut Bank Indonesia. (Bank Indonesia, 2022). Selain itu, sektor industri yang bergantung pada bahan bakar fosil juga menderita, karena beberapa bisnis terpaksa mengurangi produksi atau bahkan menghentikan operasi.

Peran Energi Terbarukan dalam Mencapai Ketahanan Energi

Melakukan transisi ke sumber energi terbarukan adalah salah satu cara untuk mengatasi tantangan energi. Sumber energi terbarukan termasuk matahari, angin, dan biomassa memiliki potensi besar di Indonesia. Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sebesar 400 GW untuk memenuhi kebutuhan energi nasionalnya, menurut penelitian oleh International Renewable Energy Agency (IRENA). (IRENA, 2021). Namun, hingga saat ini, energi terbarukan masih menyumbang sebagian kecil dari campuran energi negara—sekitar 11% pada tahun 2022. (ESDM Kementerian, 2022).

Pada tahun 2025, pemerintah Indonesia berharap 23% dari energinya berasal dari sumber energi terbarukan. Pendanaan signifikan untuk pembangunan infrastruktur energi terbarukan dan insentif bagi investor regional serta pemilik bisnis diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Proyek pembangkit listrik tenaga surya di Bali, yang dapat menyediakan 10 MW energi bersih ke jaringan listrik nasional, adalah contoh sukses dari pengembangan energi terbarukan. (Kementerian ESDM, 2022).

Pentingnya Penghematan Energi dan Efisiensi

Mengatasi dilema energi tidak hanya memerlukan peralihan ke energi terbarukan tetapi juga efisiensi energi dan konservasi. Menerapkan teknologi hemat energi dapat mengurangi penggunaan energi global hingga 30% pada tahun 2040, menurut penelitian dari Badan Energi Internasional. (IEA). (IEA, 2021). Program-program seperti pemasangan lampu LED, peningkatan isolasi bangunan, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam industri semuanya dapat membantu Indonesia mengadopsi praktik penghematan energi.

Untuk mendorong adopsi langkah-langkah penghematan energi, pemerintah dan masyarakat umum harus bekerja sama. Program "Rumah Hemat Energi" dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang melengkapi rumah dengan peralatan hemat energi untuk mengurangi konsumsi listrik, adalah contoh sukses dari upaya semacam itu. (ESDM Kementerian, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun