Berdasarkan data terupdate Covid-19 di Indonesia per tanggal 6 November 2023 kasus konfirmasi positif Covid-19 RI bertambah 5 kasus. Total kasus positif sebanyak 6.813.429,sembuh 6.646.827, dan meninggal 161.918. Seperti yang diketahui bersama juga bahwa sudah lewat dari dua tahun lebih sejak Covid pertama kali terkonfirmasi di Indonesia yakni 2 Maret 2020. Sejauh ini masyarakat secara umum masih menggunakan cara konvensional untuk mencegah penularan dan mengurangi risiko tinggi akibat Covid19 di samping vaksinasi. Di antara beberapa cara yang dilakukan salah satunya adalah dengan rutin mengonsumsi minuman hangat yang dipercaya mampu menumpaskan virus Covid di sekitar rongga mulut dan pernapasan, dikarenakan virus tersebut lemah terhadap suhu tinggi. Beberapa bahkan mengonsumsi rempah rimpang seperti jahe dan jamu-jamuan lain guna menghangatkan badan, melegakan pernapasan dan sebagainya. Namun hal ini hanya satu di antara banyak usaha yang telah dilakukan dan menjadi salah satu anjuran pemerintahan juga.
Di samping itu penggalakan vaksinasi pun telah dilaksanakan sejak pertama kali oleh Presiden RI pada 13 Januari 2021 lalu. Namun seperti yang telah dipaparkan Kemkes RI bahwa vaksin Covid-19 bukan merupakan obat Covid-19, yang diunggah dalam laman resmi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI, ditegaskanbahwa vaksin bukanlah obat. Vaksin Covid-19 merupakan bagian dari upaya pencegahan dari infeksi Covid-19. Vaksin memiliki fungsi mendorong pembentukan kekebalan spesifik atau imunitas tubuh agar mampu melawan Covid-19.Â
Sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan obat Covid- 19, salah satu dari banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan adalah dengan menggunakan herbal atau tanaman obat. Diharapkan dengan melimpahnya sumber daya dalam di Indonesia terkhusus rempah rempahan atau tanaman herbal lainnya dapat menjadi solusi dari permasalahan Covid selama ini.Â
Coronavirus Disease (COVID-19) disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) (WHO, 2020). Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik, hingga tanggal 29 Maret 2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh dunia serta ditetapkan 1.528 kasus positif COVID-19 dan 136 kasus kematian di Indonesia (Susilo et al, 2020). Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin (Han, 2020). COVID-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi pandemi dan harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi definitif (Susilo et al., 2020).
Tanaman herbal adalah tumbuhan atau tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional terhadap penyakit. Sejak zaman dahulu, tanaman herbal telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengobatan tradisional terhadap penyakit dilakukan menggunakan ramuan-ramuan dengan bahan dasar dari tumbuh-tumbuhan dan segala sesuatu yang berada di alam. Metode ini banyak diminati oleh masyarakat karena biasanya bahan-bahannya dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar (Suparmi dan Wulandari, 2012). Penggunaan herbal dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh menjadi lebih optimal sehingga mencegah tubuh dari infeksi COVID-19 (Anggraeni et al., 2021). Tanaman herbal sebagai bahan utama obat tradisional memiliki kandungan yang berfungsi sebagai imunomodulator, mengurangi gejala, dan mengatasi komorbid COVID-19 (Perdani dan Hasibuan, 2021). Tanaman yang memiliki potensi sebagai antiviral yang dapat menghambat COVID-19 antara lain adalah jahe merah (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), teh hijau (Camelia sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.), salam (Syzygium polyanthum), jambu biji (Psidium guajava), cengkeh (Sygizium aromaticum), dan bawang putih (Allium Sativum) (Dewi dan Riyandari, 2020). Tanaman herbal mempunyai peran penting untuk mensyarakat, terutama dalam kondisi pandemi saat ini. Namun, meskipun memiliki banyak fungsi, penggunaan tanaman herbal perlu pengolahan yang benar, kadar yang sesuai kebutuhan tubuh serta perlu uji fitofarmaka (Perdani dan Hasibuan, 2021).
Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak berabad-abad. Indonesia disebut memiliki potensi bahan baku obat herbal yang tinggi, sehingga sangat disayangkan jika tidakdimanfaatkan secara maksimal dalam merespon kebutuhan obat untuk menghadapi pandemi COVID-19. Di era new normal ini, masyarakat diminta tetap menjalankanaktivitas normal sehingga diperlukan tanaman herbal untuk mencapai imunitas yang sehatsebagai syarat utama untuk menangkal penularan COVID-19. Namun demikian, secara umum efektivitas dan keamanan tanaman herbal belum sepenuhnya didukung hasil penelitian yang memadai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H