" Kasih itu berasal dari Allah dan tiap orang mengasihi lahir dari Allah dalam mengenal Allah" (Yohanes 4:7)
kasih" dapat diartikan sebagai keadaan cinta, suatu perasaan entah bagaimana, baik terhadap orang maupun benda. Alkitab mengatakan: "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak menyombongkan diri Ia tidak sombong Ia tidak melakukan maksiat atau mencari keuntungan pribadi Ia tidak kasar dan tidak mengerti kesalahan orang lain.Â
Cinta adalah perasaan setiap orang, yang ditunjukkan melalui tindakan kita terhadap orang lain. Dengan bantuan cinta kita dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara diri kita dengan Tuhan, keluarga, teman dan juga orang-orang di sekitar kita atau masyarakat.
Yesus menunjukkan kasih yang sempurna melalui penderitaan/salib, yaitu kasih kepada Bapa-Nya dan kasih kepada seluruh umat manusia. Salib/gairah Yesus Kristus menjadi model hubungan cinta vertikal dan horizontal. Hukum Cinta adalah penyederhanaan lengkap dari Hukum dan Nabi. Kasih Allah berbeda dengan kasih lainnya.Â
Cintanya sangat luas, dalam dan tak terukur, dan cinta Tuhan bahkan lebih tak terukur. Kasih-Nya menghibur kita di saat-saat kesepian dan putus asa.Â
Kasih-Nya tidak pernah gagal dan selalu mengampuni. Pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib merupakan kesaksian kasih Tuhan bagi kita manusia berdosa, Tuhan mengasihi kita lebih dari apapun dan ini menjadi dasar tindakan Tuhan Yesus menderita dan mati di kayu salib agar kita umat akan diselamatkan. hukuman dosa. Tuhan mencintai orang-orang dengan perbuatan baik dan perhatiannya dan memberi kita semangat hidup.Â
Namun di sisi lain, Tuhan mengasihi kita melalui celaan, amarah dan cobaan yang sangat sulit untuk kita hadapi. Namun bukan berarti Tuhan membenci atau menghukum kita dengan ujian atau koreksi ini. Allah memelihara makhluk-makhluk-Nya dari sumber daya bumi yang Dia sediakan. Setia menanti taubat hambanya sampai mati. Tidak memberikan ujian yang tidak mungkin bisa dilewati oleh hambanya.
Tuhan sebagai sumber cinta berarti Tuhan mencintai. Dia mencintai bukan karena dia mengalami hal-hal yang pantas untuk cintanya, tetapi karena sifatnya mencintai. Cinta seperti itu tidak dapat ditemukan di mana pun, juga tidak dapat ditemukan di mana pun sebagai hasil usaha manusia.Â
Mencintai satu sama lain berarti mencintai orang lain seperti kita mencintai diri kita sendiri. Saling mengasihi berarti saling mengasihi tanpa pamrih, tanpa pilih kasih bahkan rela berkorban seperti yang dilakukan Tuhan Yesus bagi umat-Nya. Itu adalah kasih sempurna yang kita terima dari Juruselamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H