Penanaman Perdana 500 Anggur Import di Distrik Abenaho, Kab. Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan. Telah dilakukan Bapak. Adrian Indra, S.Sos,MBA selaku Sekretaris Jenderal DPP MKPTI, yang didamping langsung oleh masyarakat kab.Yalimo. Proses penanaman menggunakan sistim sambung susuk dengan tumpang sari antara ubi dan anggur Sebagai bentuk mempercepat pertumbuhan bibit anggur yang akan diawasi selama tiga bulan, kemudian dipindahkan ke kebun yang disiapkan sebagai lahan anggur.
![img-20230115-wa0009-63c5556b59008b4eaa562042.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2023/01/16/img-20230115-wa0009-63c5556b59008b4eaa562042.jpg?t=o&v=770)
Program Penanaman Anggur import ini, merupakan salah satu upaya dari MPKTI dan BP3OKP untuk mempercepat pembangunan Papua dan juga membangun Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan di Papua umumnya dan di Provinsi Papua Pegunungan Khususnya. Sekaligus mensukseskan Program Ketahan Pangan yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Dikutip dari akun youtobe PERCEPATAN PEMBANGUNAN OTONOMI KHUSUS PAPUA.
![6-63c5558759008b5443367fd2.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2023/01/16/6-63c5558759008b5443367fd2.jpg?t=o&v=770)
![img-20230112-wa0001-63c5561208a8b5380174a112.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2023/01/16/img-20230112-wa0001-63c5561208a8b5380174a112.jpg?t=o&v=770)
"Sentra pertanian seperti ini menjadi terobosan yang bagus untuk meningkatkan ketahanan pangan di Papua sekaligus mendorong income daerah dan ekonomi Orang Asli Papua. Saya akan laporkan kepada Bapak Wapres sebagai Ketua BP3OKP bahwa program yang konkrit dan menyentuh masyarakat seperti ini yang kita dorong dalam pembangunan Otsus Jilid II dengan bantuan dana," ujar Pdt. Alberth.
![img-20230112-wa0000-63c5560208a8b5473e71db32.jpg](https://assets.kompasiana.com/items/album/2023/01/16/img-20230112-wa0000-63c5560208a8b5473e71db32.jpg?t=o&v=770)
Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia (MKPTI) adalah sebuah lembaga baru yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan terpadu dan agribisnis. Lembaga ini berdiri di bawah payung hukum Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor Ahu-0012487.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia tertanggal 16 Desember 2022.
Adapun struktur pengurus Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia (MKPTI) yakni Dr. Nahor Nekwek, S.Pd.,M.M sebagai Ketua Umum DPP MPKPTI, drg. Aloysius Giyai, M.Kes (Ketua Harian DPP MKPTI), Ika Kayame (Bendahara DPP MKPTI) dan Adrian Indra, S.Sos,MBA sebagai Sekretaris Jenderal DPP MKPTI. Sementara Pdt. Albert Yoku, S.Th didapuk sebagai Ketua Dewan Pelindung DPP MKPTI dan Dr. Kenius Kogoya,SP,M.Si sebagi Ketua Dewan Pembina DPP MKPTI.
"Tanah Papua ini sangat luas dan subur. Banyak lahan masih kosong. MKPTI hadir untuk mengajak seluruh masyarakat Papua untuk mulai berkolaborasi mengembangkan pertanian, perkebunan dan peternakan yang lebih modern untuk menjawabi kebutuhan pasar, menjaga ketahanan pangan di Papua, dan tentu saja memiliki prospek tinggi untuk meningkatkan perkenomian petani," ujar Sekretaris Jenderal DPP MKPTI Adrian Indra, S.Sos,MBA.
Menurut Adrian, selama 2o tahun Otonomi Khusus (Otsus) Jilid I berjalan, derap pembangunan pertanian di Papua belum terasa seperti daerah lainnya di Indonesia. Padahal, pembagunan di sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan adalah suatu solusi yang sangat tepat untuk meningkatkan kesejahteraan Orang Asli Papua (OAP).
"MKPTI mengamati perkembangan Food Estate di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalteng yang telah memperlihatkan keberhasilannya. Dan tentunya kami berharap, di Provinsi Papua Pegunungan dan Provinsi Papua Tengah juga bisa dibangun Food Estate Khusus yaitu mengembangkan pertanian pangan sesuai makanan penduduk lokal setempat seperti ketela pohon, jagung, pisang dan sayuran. Juga peternakan ayam ras, babi dan sapi.
Saat ini, kata Adrian, MKPTI telah mendorong salah satu hasil unggulan dari bidang perkebunan yaitu kopi dan nenas di Kabupaten Yalimo. Bahkan masyarakat sudah bisa mengembangkan dari hasil perkebunan nenas itu menjadi produk selai nenas dan sirup nenas yang diolah secara tradisional.
"Selain itu kita juga sudah siapkan lahan seluas 80 Ha di Holtekamp dan 10 Ha di Koya yang akan dijadikan sebagai Pusat Pembibitan Tanaman Unggul dan Kebun Percontohan DPP MKPTI," tegasnya. (Gusty Masan Raya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI