Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menulis "Percum tak Begun"

28 April 2018   07:27 Diperbarui: 28 April 2018   08:49 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis percum tak bergun. sumber: www.freeimages.com

Hanya kepuasan batin.

Menulis Rubrik Politik, di jaman 'now' nyaris "Percum tak Bergun"

Opini, ulasan, himbauan, masukan, kritikan, n so on ... seolah tak ada artinya, percuma tak berguna.

Apalagi cara penyampaiannya, santun, beretika, pakai budaya ketimuran, tidak akan ada yang peduli.

Penulis dianggap "ANJING" dalam tanda petik.

"Anjing menggonggong, Kafilah berlalu." 

"Penulis menggonggong, pemerintah diam membisu."

Tapi heran, ...

Para 'Kuli Tinta' ... Ooops ... kuli tinta? sekarang sudah tidak jamannya lagi, sekarang sudah digantikan oleh "PENCET'er"Computer.

Masih saja, setia menulis dan menulis. walau tak ada yang menggubris. Termasuk saya ada didalamnya.

Salut banget, patut di apresiasi dengan like jempol dua.

Walau hanya untuk kepuasan batin, anti stress, anti galau, belaka.

Terutama yang saya rasakan di Media Mimbar Bebas Kompasiana ini, begitu klik (Tayang) lega banget rasa dihati, terasa hidup menjadi lebih hidup.

Walau, setiap dini hari harus nikmati sarapan menu harian 'error login' sebelum lampiaskan impian setengah malam, bangun sebelum subuh pagi. 

Hahahawkwkwkkkkkkk.......

Yaaaah, ...

Di nikmati saja, Hlaaa wong dikasih kapling gratis sama dimas Admin yang budiman. Terima kasih, Hatur nuhun, matur nuwun, matur tenkiyu nggih Kompasianaku sayang.

~~~

Seilidik punya selidik, ternyata e ternyata. Para Politikus itu masih punya hati, tapi sayang disayang, mereka ... oops, salah ... beliau-beliau yang terhormat yang mulia, mengelola negara tidak pakai hati.

de'Cintreeeeeeeeen ... !

Bodoh jangan dipiara. Kelola negara, itu memang tidak pakai hati, tapi pakai 'uang, pakai duit' de'Cintren tu piye'to ... ?

Santai aja lageeeeiii ....

Belanda sudah pergi, Jepang sudah pulang.

Sekarang saatnya kita bancak'an, nikmati kemerdekaan, BEBAS, ini tanah air kita, hutan kita, udara kita, alam kita, negara kita, kekayaan kita.

Semuaaaaaaa .... milik kita.

de'Cintren puzzeenk delapan keliling. 

de'Cintren tertawa terbahak-bahak tak henti-henti ... semoga de'Cintren nggak bablas stres n 'gilak'

Adhoooh ... bapak, adhoooh biyung, Gusti Allah, kula nyuwun kekiyatan lan kesabaran. matur nuwun. Amin. 

~~~~~ )o( ~~~~~

Sumber gambar : Enggan Menulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun