Debit Air ...
Tiap tahun mengalami penurunan.
Dulu, ...
Air sumur melimpah, kalau kemarau normal masih ada air cukup untuk keperluan sehari-hari.
Tapi kenyataannya, tiap tahun semakin turun, dulu sumur asat / kering, setelah sebulan hujan berhenti (kemarau).
Tahun kemarin cuma seminggu mulai tidak ada hujan, air sumur sudah habis.
Sekarang tambah pendek, cuma 3 hari tidak hujan, sudah asat, disedot tidak keluar air.
Yaa terpaksa beli air, 1 tandon isi 1000 liter / minggu.
Mungkin, ...
Ini pendapat saya pribadi, semoga benar, semua ini akibat dari penggunaan air semakin meningkat, terutama disedot untuk produksi. textil, minuman, jamu dan lain-lain yang butuh air banyak untuk kepentingan produksi.
Ini mungkin yang tidak dipikirkan oleh pemerintah, Â Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, AMDAL diabaikan, akibatnya Rakyat yang dirugikan, air harus beli gallon'an, hidup jadi mahal. Lagi ditambah cuci pakaian harus loundry, nambah anggaran.
~~~
Saya tinggal di lereng kaki gunung Merbabu Jawa Tengah.
Waktu lima tahun yang lalu, saya pikir membuat rumah dilokasi dataran tinggi itu enak, nyaman, jauh dari polusi, tenang sejuk menyenangkan.
Memang terjadi seperti yang saya bayangkan dan saya inginkan, keluarga juga merasakan apa yang saya rasakan.
Sampai-sampai, saya secara canda, keluarga saya ajak pulang kembali ke Semarang, anak-anak kompak menjawab, "Silahkan klo mau pindah sendiri, kami tetap disini. Semarang panas, nggak kuat, gerah tidak betah." yaaah ... demikianlah adanya.
Yang diluar perhitungan, tidak saya pikiran.
Ternyata tentang kebutuhan air jadi masalah serius, tiap tahun semakin kesulitan
Oh ....
Kebutuhan primer manusia hidup semakin berat dirasakan dalam kehidupan.
Sekian, terima kasih, salam.
~~~~~ )o( ~~~~~
KEBUTUHAN siapa yang mesti diutamakan? saya tidak tahu, walau saya tahu, kepentingan umum harus di proritaskan.
Tapi, ...
Lagi-lagi masalah uang kini jadi raja paling berkuasa.Â
PERCUMA nulis seperti ini, tiada guna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H