Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Citizen Management"

24 April 2018   21:01 Diperbarui: 24 April 2018   21:02 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Citizen Management mix Construction Management

Seharus nya tidak mungkin terjadi, tidak ada benang merahnya.
Tapi kenyataanya di era pemerintahan Presiden Jokowi yang tidak mungkin bisa jadi mungkin.

Inilah hebatnya 'Art of Language' segalanya bisa mungkin.

Contohnya :
Manusia hatinya hancur, masih hidup, jalan-jalan, makan dan lain sebagainya..

Demikian juga di tulisan ini, program Revolusi Mental dan Character Building bisa digelar jadi jalan toll.

Di sini kita bisa melihat kenyataan, janji politik 2014, Program Revolusi Mental n Character Building, kalah dilibas, jadi Program Infrastructure Building.

Tidak punya dana'pun tetap bisa membangun.

Hlaaa repotnya, urusan 'Citizen Management' manajejemen warga negara / rakyat, hanya mampu menangkap, menggebuk, menghukum.

Hanya membuat manusia Indonesia "TAKUT" bukan "PATUH".

Kalau boleh saya penulis mengatakan, menyelesaikan masalah Pembangunan Karakter, Revolusi Mental, mengabaikan masalah dasar yaitu Moral.

Dan yang dipakai adalah, maaf ... Manajemen 'KUCING dan TIKUS'
Ada kucing tikus takut, kucing absen, tidak kelihatan, tikus bebas berkeliaran, berbuat apa saja bisa. 

Termasuk "TIKUS" dalam tanda petik yang bersarang di Gedung Rakyat Senayan. 

Contoh kecil sepele banget, tidak ada petugas Polisi, lampu merah dilanggar bebas. Intinya ... takut petugas, bukan patuh aturan.
Hanya contoh kecil, dan kita bisa tahu, hal ini terjadi di segala instansi pemerintah, dari eselon atas sampai bawah.

Rakyat sudah teriak keras berkali-kali, lewat Radio, Media massa, Media sosial, Media online dan semua cara penyampaian aspirasi rakyat.
Tapi, semua diacuhkan, seolah dibiarkan ,, (sak bosene) akhirnya kan berhenti kalau bosan.

Mosok kalah dengan 'anjing' patuh dengan 'majikan'. Jangan gagal paham, memang kita manusia bukan 'anjing', berarti kan mestinya lebih baik kepribadiannya dibanding dengan 'anjing'.

Sekian, terima kasih. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun