Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yang "Waras" Ngalah

24 April 2018   15:21 Diperbarui: 24 April 2018   16:33 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang waras ngalah | pixabay.com

Sering kita mendengar orang berkata, "Yang waras ngalah."
Bahkan mungkin anda sendiri sering mengatakan demikian kepada orang lain.

Sebenarnya ini salah.
Sama dengan membiarkan orang salah, orang gangguan dan sakit jiwa jadi menang-menangan.

Kata 'waras ' disini artinya 'sehat' jiwanya atau normal, tidak kena gangguan jiwa, atau lebih serius, tidak gila.

Sangat memprihatinkan, di Indonesia, angka jumlah orang yang terkena 'gangguan jiwa' sangat tinggi.

Data yang saya baca dari Kementrian Kesehatan : sebagai berikut.

Data Kemenkes : 14 Juta Orang di Indonesia Gangguan Jiwa.
Jpnn.com,Jakarta - Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, sekitar 14 juta orang di Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengalami gejala depresi dan gangguan kejiwaan.

Data diatas kalau di persentase 18% lebih dari jumlah penduduk Indonesia, terkena gangguan jiwa.

Jenis gangguannya sangat beragam, banyak jenis dan penyebabnya.

~~~

Angka data 'Bunuh Diri' 

BAHAYA ..!!! Angka Bunuh Diri Di Indonesia Meningkat Ditahun 2017 (Berita di online banyak)

Saya penulis, tidak membahas tentang 'gangguan jiwa dan bunuh diri'
Saya tarik garis lurus ke 'Lirik Lagu Kebangsaan' kita Indonesia Raya.

Bait ke dua

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya

Untuk Indonesia Raya

Lirik lagu wajib diatas, sangat kita kenal dan hapal.
Penekanannya adalah 'Bangunlah Jiwanya -Bangunlah badannya' Sangat jelas bangun jiwa sangat penting, lebih penting daripada bangun badan.

Topik / konteks tulisan ini adalah KARAKTER yang didalamnya ada Moral, Mental, Akhlak, Budaya, Etika, Agama dst.

Terus terang saya sangat antusias dengan janji Ca'Pres 2014-2019. 'Revolusi Mental dan Character Building'

Tunggu punya tunggu, buktinya? "PLEKENTHUS"

Ujung-ujungnya ganti acara, INFRASTRUCTURE BUILDING , olalalala .......

Terbit Perpu, Perpres, Inpres bertubi-tubi, mana buktinya. Saberpungli, OTT, Tembak ditempat, Gebuk dan apalah namanya yang macam-macam itu, memang ada ada hasilnya.
Tapi, ....
Apakah menyelesaikan masalah? Jawabnya : "TIDAK"

Tidak usah saya tulis disini, nanti ujung-ujungnya saya kena cekal dibungkam masuk penjara, selesai nama Cinta Renjana, akan hilang di Halaman 'Mimbar Bebas' Kompasiana.  

'Yaa sudah yang waras ngalah'.

Namun, kalau memang saya harus masuk penjara, saya siap, asal ada dasar hukumnya dan sesuai dengan peraturan dan undang-undang.

~~~

Saya ingat,...
Teman saya seorang calon Pastur, dia mau pelayanan full di Indonesia, dan dia ngurus kewarganegaraan, pindah jadi WNI.
Dia temanku itu cerita, ada syarat yang dirasa aneh bagi dia.

Syarat masuk jadi warga negara Indonesia, harus waras, karena Indonesia sudah banyak orang gila'nya. (tahun 70-80an)

OOoooOOH ... !

"Yang waras ngalah." saja. cari amannya.

Sekian, terima kasih, salam "INDONESIA tidak BUBAR" 2030.

Sumber : Data Kemenkes 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun