WAWANCARA 'IMAGINERY'
Begitu masuk kota Blitar, rasa hatiku campur aduk, antara senang, bangga dan terutama bersyukur. saya diperkenan Tuhan sampai disini.
Saya langsung menuju 'my Destination' Dari kejauhan sudah nampak Patung Bung Karno Putra Sang Fajar, tanpa kesulitan saya sampai disana.
Saya parkir dan turun menuju halaman didepan patung.
Saya kagum dengan sang Pematung, yang sangat piawai membuat logam yang keras, menjadi karya seni yang sangat indah, Patung itu seolah mampu menampilkan sosok sang Proklamator dengan pancaran aora kepahlawanannya, berwibawa, penuh kharisma.
Naluri saya sebagai penulis langsung mencuat melambung tinggi, saya siapkan 'Gadget' dan saya set record lanjut acara wawancara dengan beliau.
Sedikitpun saya tidak merasa canggung, saya merasa familier, harap maklum, saya sudah kenal dengan belau walau sebatas suara saja, di tahun 50-60an, bapak ibu saya sering mendengarkan pidato Bung Karno melalui Radio Philips siaran dari Radio Republik Indonesia Programa 1 Jakarta.
Suara pidato yang sangat bersemangat, menggugah semangat perjuangan yang berapi-api, menggelegar sampai pelosok seluruh negeri.
~~~
"Halo Bung." sapa saya sok akrab, tetap santun.
"Ya, ... siapa dan dari mana." tanya beliau dengan suara khas seorang Bung Karno yang saya kenal di radio, masa kecilku taoon 60an.
"Nuwun sewu, saya Cintren dari desa di lereng kaki gunung Merbabu.