Ho ho ho ... Slow down please ... masbro, mbaksist,
saya belum mulai menulis, baru menulis 'judul' aja, jangan langsung boost up high voltage, sewot ... slow wae laaah.
Saya nggak masalah bang Amin mau ngomong apa, saya nggak ada kepentingannya, saya bukan teman, juga bukan lawan, saya bukan orang partai juga bukan orang pemerintah.
Ibaratnya kita berkendara di jalan tol yang baru dibangun pak Presiden Jokowi, dengan dana talangan dari teman, (maaf kawan, saya tidak suka kata 'hutang'an, ada kata yang lebih sejuk, 'talangan', bukan bantuan, lantaran harus mengembalikan.) jalan 100% tanpa hambatan mulus-lus, jalan angler-lerleeeeeeeeeeeeer ... gedubraaaaAAK !!! brang dombrang prang krompyaaANG.Â
AdhauoooooOOH ... !!!
Apa yang terjadi? Mengerikan. INDONESIA "BUBAR PASAR"
~~~
Marka kejut politik itu perlu.
Supaya kita tidak terlena, di jalan mulus nyaman dan membuat kita lengah.
Pernahkah 'para pengendara' berhenti sebentar, turun dari kendaraan, duduk lesehan di pinggir jalan tol mulus, terus tanya, dan berdialog dengan cara baik-baik.
"Karepmu piye to mas / yu?" dalam bahasa piyayi Solo "What do you mean?"Â
Jalan dirancang mulus, habiskan fulus berjibun kok kamu buat marka kejutan! Adooh-adooh minta ampiyuuuun.
Mestinya kita terima kasih, jadi kita tetap bangun, tidak terlena dan lengah tetap waspada jalan menurut arah.
Mari kita duduk bersama, ngomong-omong mangan enak sejenak, baik benarnya bagaimana.
Kita mengaku diri 'Aku Indonesia, Aku Pancasilais". mana ... manaaaaa ? buktinya.
Mari ...
Saya bukakan buku pintar. Jangan 'alergi' dengar Pancasila.
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
wOke ...
Sudah dibaca dari sila 1 sampai sila 5?
Adakah ... Sila ke :
6. Bertengkar
7. Jotosan
8. Dan lain-lain sebagaimana semau anda.
"Mbokyao ... ajaran moral akhlak, budaya, budi pekerti, Â waktu kita sekolah di 'Sekolah Dasar' Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."
Rakyat sudah teramat sangat lelah, melihat 'gajah' bertengkar terus.Â
Saya tidak mau Rakyat di ibaratkan 'akar rumput' atau cacing tanah.
Rakyat adalah identik dengan 'SEMUT MERAH' pekerja keras bersama-sama, gotong royong, Â tapi jangan injak semut merah, dia / mereka bisa marah.
Saya bilang, berhenti sejenak, segera selesai dan lanjut kerja.
Ingat ... kita berpacu dengan waktu.
Demikian.
Terima kasih, saya rakyat sudah diberi kesempatan berbicara di 'mimbar bebas' Kompasiana ini.
Kompasiana ... Love you n tQiusomuch.
~~~ )o( ~~~
image :
https://www.intelijen.co.id/amien-rais-memalukan-islam-dan-muhammadiyah/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H