Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Marka "Kejut" Politik ala Amien Rais Perlu Juga

17 April 2018   03:23 Diperbarui: 17 April 2018   03:33 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ho ho ho ... Slow down please ... masbro, mbaksist,
saya belum mulai menulis, baru menulis 'judul' aja, jangan langsung boost up high voltage, sewot ... slow wae laaah.

Saya nggak masalah bang Amin mau ngomong apa, saya nggak ada kepentingannya, saya bukan teman, juga bukan lawan, saya bukan orang partai juga bukan orang pemerintah.

Ibaratnya kita berkendara di jalan tol yang baru dibangun pak Presiden Jokowi, dengan dana talangan dari teman, (maaf kawan, saya tidak suka kata 'hutang'an, ada kata yang lebih sejuk, 'talangan', bukan bantuan, lantaran harus mengembalikan.) jalan 100% tanpa hambatan mulus-lus, jalan angler-lerleeeeeeeeeeeeer ... gedubraaaaAAK !!! brang dombrang prang krompyaaANG. 

AdhauoooooOOH ... !!!

Apa yang terjadi? Mengerikan. INDONESIA "BUBAR PASAR"

~~~

Marka kejut politik itu perlu.
Supaya kita tidak terlena, di jalan mulus nyaman dan membuat kita lengah.

Pernahkah 'para pengendara' berhenti sebentar, turun dari kendaraan, duduk lesehan di pinggir jalan tol mulus, terus tanya, dan berdialog dengan cara baik-baik.

"Karepmu piye to mas / yu?" dalam bahasa piyayi Solo "What do you mean?" 

Jalan dirancang mulus, habiskan fulus berjibun kok kamu buat marka kejutan! Adooh-adooh minta ampiyuuuun.

Mestinya kita terima kasih, jadi kita tetap bangun, tidak terlena dan lengah tetap waspada jalan menurut arah.

Mari kita duduk bersama, ngomong-omong mangan enak sejenak, baik benarnya bagaimana.

Kita mengaku diri 'Aku Indonesia, Aku Pancasilais". mana ... manaaaaa ? buktinya.

Mari ...
Saya bukakan buku pintar. Jangan 'alergi' dengar Pancasila.

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

wOke ...
Sudah dibaca dari sila 1 sampai sila 5?

Adakah ... Sila ke :

6. Bertengkar
7. Jotosan
8. Dan lain-lain sebagaimana semau anda.

"Mbokyao ... ajaran moral akhlak, budaya, budi pekerti,  waktu kita sekolah di 'Sekolah Dasar' Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."

Rakyat sudah teramat sangat lelah, melihat 'gajah' bertengkar terus. 

Saya tidak mau Rakyat di ibaratkan 'akar rumput' atau cacing tanah.

Rakyat adalah identik dengan 'SEMUT MERAH' pekerja keras bersama-sama, gotong royong,  tapi jangan injak semut merah, dia / mereka bisa marah.

Saya bilang, berhenti sejenak, segera selesai dan lanjut kerja.

Ingat ... kita berpacu dengan waktu.

Demikian.

Terima kasih, saya rakyat sudah diberi kesempatan berbicara di 'mimbar bebas' Kompasiana ini.

Kompasiana ... Love you n tQiusomuch.

~~~ )o( ~~~

image :

https://nasional.kompas.com/read/2016/09/13/12013931/pan.minta.pernyataan.amien.rais.soal.ahok.tak.jadi.polemik

https://www.intelijen.co.id/amien-rais-memalukan-islam-dan-muhammadiyah/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun