May be yes, may be no.
Angkringan de'Cintren sejak sore sampai petang bakda magrib kelarisan, banyak pembeli, pelanggan dan juga dari luar kota yang mampir sekedar melepas lelah sambil wedangan kopi jahe, kopi susu jahe atau ada beberapa pembeli sengaja makan malam sederhana nasi kucing / nasi bungkus, murah meriah, rasanya juga mantap.
"Di sini masih sering hujan ya pak?" tanya pembeli seorang sopir bis engkel yang makan bersama kernetnya.
"Eya mas, tadi siang sampai sore juga hujan, untungnya waktu pasang tenda sudah reda, mas dari mana?" jawab de'Cintren sambil membungkus susu jahe pesanan seorang wanita paruh baya yang ditunggu seorang pria mungkin suaminya di mobil stasion.
"Saya dari ngantar rombongan ke pelabuhan, mau pulang." jawabnya.
"Berapa semuanya pak? tanya ibu itu.
"Semua dengan gorengannya, delapan ribu rupiah bu." de'Cintren kembalikan duabelas ribu dan ibu itu berpamitan.
"Saya sudah pak, nasinya dua, tahu bacem dua, bakwan tiga, kopi item, sekalian rokok kreteknya satu isi 12. Kamu apa Tok?" yang dipanggil Tok menyebutkan yang dia makan dan munum. Sebentar kemudian bis sudah start dan jalan tinggalkan warung angkringan de'Cintren.
Para pelanggan yang biasa ngangkring malam mulai datang.Â
Kang Birin datang. "Malem de' sehat de', kopi jahe pedes dan bakarkan cakar dua kasih kecap banyak. sapanya dilanjut pesan.
"Dengaren kamu datang dari utara, darimana kamu kang?" kang Birin tidak langsung jawab, dia sedang pilih cakar ayam yang gede.