Ada suatu cerita tentang seorang teman...sebut saja namanya Mr. Hebat.
Mr. Hebat dilahirkan pada keluarga yang sederhana, berkecukupan tapi tidak berlebihan, tidak juga kekurangan. Sejak kecil Mr. Hebat dididik dengan hebat oleh ayahnya, agar kelak menjadi orang hebat. Satu demi satu sekolah dijalaninya dengan keberhasilan. Mr. Hebat dikenal sebagai siswa yang pintar dan baik di kalangan gurunya. Saat menginjak bangku kuliah, Mr. Hebat membuktikan bahwa dirinya memang hebat. IPK memuaskan, menjadi asisten dosen, masuk dalam keorganisasian yang hebat, serta punya kekasih yang hebat. dipandang sebelah mata oleh anak2 gaul kampus, tapi disayang dosen karena anak baik-baik. No drug, no smooking n no free sex. ...
Lulus kuliah, Mr. Hebat diterima bekerja di perusahaan hebat, dengan gaji yang sangat hebat. Tahun pertama bekerja Mr. Hebat masih hebat, karyawan yang baik, disayang atasan karena pintar dan masih setia dengan kekasih yang hebat. Tahun kedua bekerja , Mr.hebat semakin hebat. Membuktikan dirinya lebih pintar dari seniornya, karirnya naik dengan hebatnya, dan dipercaya dengan tugas yang berat. Tapi sepertinya Mr. Hebat tidak cukup hebat dalam mengontrol dirinya, penghasilan yang demikian hebat membuatnya merasa sangat hebat. Mr.Hebat yang dahulu selalu menahan keinginannya demi keluarga sekarang dapat membeli segalanya. Mengetahui dunia baru yang belum pernah dijalaninya, Mr. Hebat mulai mencoba hal2 baru, diawali dengan night club yang dulu tak pernah dimasukinya, merokok, cicip2 miras dan akhirnya mulai menjajal kehebatannya dengan beberapa wanita.Kekasihnya tak hanya satu, tapi tiga (termasuk kekasihnya yang hebat), belum termasuk yang hanya kencan semalam atau kencan sehari. Mr. Hebat masih merasa paling hebat, menganggap semua yang ada di kantor adalah musuhnya, saingannya, bersikap arogan terhadap semua teman di kantor...
Mr. Hebat sepertinya lupa, masih ada yang lebih hebat dari dirinya. Mr. hebat lupa bahwa wanita juga punya hati dan bukan untuk dipermainkan sesukanya. Mr. hebat lupa bahwa teman2 di kantorlah yang membuatnya hebat....
Sampai suatu hari, Mr. Hebat ditegur oleh atasan karena ke"hebatannya", dan bukannya terpacu untuk memperbaiki diri, karena merasa hebat malah menyalahkan orang lain. Mr. hebat juga bertemu wanita yang akhirnya merusak hubungannya dengan kekasih2nya, padahal Mr. hebat sudah memiliki kekasih yang sangat hebat....
Mr. Hebat lupa bahwa ternyata dirinya masih punya hati....baru sadar bahwa sebenarnya mencintai kekasihnya yang sangat hebat. Mr. Hebat merasakan sakit yang tidak terkira, Mr. hebat bingung, menyadari bahwa dia tidak sehebat itu dalam berbuat jahat. Mr. hebat ternyata masih bisa merasakan bersalah..oh hebatnya....
Mr. Hebat..oh Mr. Hebat...hebat saat menjalani ujian susahNya, tapi ternyata tidak cukup hebat saat diuji dengan kesenangan olehNya...
*thanks to : iced coffe mint (2 gelas) + hot tea (i gelas) yang melahirkan tulisan ini ^_^*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H