Wahai para orang tua, adalah bencana jika Masjid-masjid kalian sepi dari riang gembira dan gelak tawa anak-anak, karena mereka adalah penerus kita yang akan menjadi pewaris agama ini, menjadi imam atas solat jammah kita nanti, menyuarakan adzan, mengambil zakat dirumah kita dan membagikannya.
Wahai para orangtua sadarlah! Jika kenyamanan dan ke-khusyuk-an kalian ketika beribadah di Masjid tanpa terganggu oleh jerit tawa anak-anak itu adalah tanda bahaya.Â
Dan hendaklah kita ingat ketika Muhammad SAW mengimami sholat dan kedua cucunya Hasan dan Husain bermain-main menaiki punggung Sang Nabi?. Nabi memilih memanjangkan sujudnya agar kedua cucunya puas bermain, dan tak ada satu kalimatpun dari beliau yang melarang atas tindakan cucunya tersebut.
Wahai para orang tua ketahuilah, sesungguhnya para anak-anak adalah Mukallaf, insan yang terlepas dari dosa. biarkan mereka bermain di Masjid selama dalam batas wajar.Â
Dear parents, jagalah anak kita dengan baik. Kenakan popok (pamper) yang baru acap kali mengajak serta anak-anak kita ke Masjid agar masjid kita terjaga dari najis sekalipun air pipis itu najis yang ringan.
SOLUSI
Wahai takmir, sisihkan sedikit dana infak jamaah, untuk membuat seperangkat mainan anak-anak ala TK dan PAUD, jadikan rumah ibadah kita tempat yang ramah anak, biarkan mereka gaduh dan bermain disana tanpa menggangu ruku dan sujud-sujud kalian.
Jika hal tersebut masih membuat kalian terganggu, pisahkan area sholat Tarawih. Dan biarlah Masjid itu hak kalian agar kalian dapat beribadah dalam hening dan khusyuk. Ajukan surat permohonan kepada pejabat setingkat RT/RW untuk meminjam aula atau balai desa agar dapat digunakkan oleh remaja masjid dan anak-anak beribadah Tarawih, dengan demikian ibadah kalian tenanglah sudah.
Yogyakarta, Hari ke-6 Ramadhan 1445H