Mohon tunggu...
armand yazin
armand yazin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - #inarmandastheniawetrust

IG: @armandasthenia | penabuh drum tingkat pemula | cityzen di Manchester City FC | just talk and write about music and football

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tetanggaku Childfree tapi Nggak Caper

11 Februari 2023   21:15 Diperbarui: 12 Februari 2023   00:34 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulma dan Trunk balita (sumber: devianart)

Ranah media sosial pekan ini kembali menghangat dengan adanya kontroversi tentang paham childfree. menurut Cambridge Dictionary, childfree adalah kondisi dimana pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Paham yang sudah lama dianut sebagian masyarakat Barat, dan mulai ramai dibicarakan dan dilakukan sebagian kecil masyarakat Indonesia.

Gaes, Saya terlahir dan tumbuh di pusat kota Yogyakarta, daerah dimana saya kecil tumbuh adalah sebuah pertemuan antara budaya Barat dan kearifan lokal berinteraksi.

Para backpacker manca entah dari Eropa, Amerika dan Asia Timur menjadi pemandangan biasa ditiap hari, interaksi antara warga dan para manca kadang memaksa warga lokal untuk sekedar tahu hingga akhirnya bisa berbahasa asing walau dalam dalam skala English for tourism bla.. bla.. bla..

Resto, bar, losmen, hotel, tour guide, book store dan lain-lain menjadi tujuan para manca untuk disinggahi, dan tak sedikit disana para warga lokal bekerja dan menjadikan mata pencaharian utamanya. Dan ditempat-tempat tersebut alkulturasi terjadi.

Bijak Jawa berkata : "Witing tresno jalaran saka kulino." atau dalam budaya popular dikatakan Ahmad Dhani dalam salah satu lagunya yang berjudul Risalah Hati : "..biar cinta datang karna 'tlah terbiasa..". Interaksi yang sering terjadi tak jarang menjadikan warga lokal dan bule manca menjadi sepasang kekasih dan kemudian memutuskan untuk membina rumah tangga.

25 tahun yang lalu, tersebutlah seorang warga yang menikah dengan wanita manca berambut pirang, you must be happy guys jika melihat keduanya. Keduanya memutuskan untuk childfree, hidup tanpa seorang anak.

Pilihan tersebut diambil oleh pihak wanita, dengan alasan cinta sang suami tak boleh terbagi. Bahkan dengan anak sendiri andaikata seorang anak terlahir buah cinta kasih hubungan mereka. Dan sang suami pun mengamini pilihan sang istri.

Untuk mengusir kesepian keduanya memelihara seekor anjing sebagai curahan kasih sayang, sang wanita yang memang terlahir dan hidup dalam norma Barat, dimana childfree menjadi hal yang lumrah. Namun sang istri atau keduanya bukan jenis pasangan caper yang mendeklarasikan pilihannya dan mengkampanyekan jalan pernikahannya.

Jalan yang mereka tempuh hanya untuk mereka sendiri, tanpa merugikan atau membuat gaduh masyarakat sekitar. Dan masyarakat tak pernah ambil pusing dengan pilihan dan konsekuensi yang mereka pilih.

Jalan hidup meski ditempuh. Satu, dua, tiga hingga sepuluh tahun berlalu karena rasa sepi yang menyelimuti. Dan mungkin karena fitrah manusia untuk berkasih sayang dan mendapatkan keturunan. Pihak lelaki memilih jalan sebagai orang tua asuh dan menghidupi beberapa anak asuh tanpa sepengetahuan istri. Oo Tuhan balaslah setiap amal baiknya.. Aamiin..

Sangat ironi memang, saya acapkali bertemu dengan pasangan yang belum dikaruniai momongan, berbagai bentuk ikhtiar dan doa mereka jalani demi datangnya si buah hati yang dinanti, namun yang paling ditunggu tak kunjung datang.

Kuririn dan Keluarga (sumber: pinterest)
Kuririn dan Keluarga (sumber: pinterest)

Atau beberapa kali saya bertemu lansia yang resah akan usia senja mereka, dimana mereka mempunyai anak namun sang anak ogah memberikan perhatian dalam bentuk materi maupun non-materi, mereka mempunyai anak namun tak ubahnya hidup tanpa seorang anak, hampa adanya. Dan saya sejatinya percaya bahwa fitrah manusia adalah berkembangbiak melahirkan keturunan.

Childfree bukan barang baru dalam dunia barat, bahkan menjadi keresahan tersendiri terkait demografi penduduk Eropa dalam beberapa puluh tahun terakhir. Ada kekhawatiran bahwa dalam beberapa puluh tahun kedepan benua biru akan berubah mejadi benua Islam, angka kelahiran menjadi faktor kedua setelah imigrasi penduduk muslim ke benua Eropa.

Barat sangat terbuka akan paham childfree, sedang keluarga muslim tak membatasi jumlah anak hingga tak mengherankan jika penduduk Eropa gundah dibuatnya.

Childfree adalah pilihan dan bukan barang baru. Paham tersebut telah lama dilanut penduduk Eropa kemudian di-import oleh penduduk Indonesia dan dijadikan pilihan hidup.

Sewajarnya pilihan, tetangga saya yang nota bene orang Eropa asli memilih pilihan tersebut dan wajib kita hargai, terlebih ia tak pernah koar-koar mempertentangkan antara pilihan berikut konsekuensi yang ia pilih. Pun pula mereka tak pernah lebay dan mengopori warga untuk menjalani kehidupan yang sebagai childfree.

Berbicara tentang nilai Barat, ada banyak lho yang perlu kita import. Seenggaknya 3 hal yang saya tangkap  dari tetangga saya diantaranya adalah. Detail dalam bekerja, budaya membaca dan membuang sampah pada tempatnya.

Selamat mengimport hal-hal baik dari Barat, danke!!

 

Berbah, 11 Februari 2023, 20:14 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun