Sesuai Peraturan Perpustakaan Nasional RI Nomor 6 Tahun 2020, tugas UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta adalah melaksanakan pengelolaan koleksi literatur mengenai Bung Hatta. Dalam rangka pengelolaan koleksi literatur mengenai Bung Hatta, UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta melakukan pengkajian dan penelitian mengenai pemikiran Bung Hatta.
Tahun ini, UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta telah membentuk tim untuk melaksanakan kegiatan kajian mengenai pemikiran Bung Hatta. Topik kajian yang dipilih adalah "Warna-warni Bung Hatta di Mata Generasi Z". Terkait topik ini, sejumlah pemikiran Bung Hatta telah dipetakan oleh tim kajian. Di antaranya pemikiran Bung Hatta mengenai demokrasi, pendidikan politik, koperasi dan hak asasi manusia.
Pada bulan Mei, tim kajian UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta telah mewawancarai sejumlah responden untuk keperluan penyusunan kajian pemikiran Bung Hatta tersebut. Mereka yang menjadi responden merupakan generasi Z dan mahasiswa aktif dari lima perguruan tinggi yang ada di Sumatera Barat. Para responden adalah mahasiswa dari Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Andalas, Universitas Bung Hatta (UBH), Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang dan UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
Dari hasil wawancara responden ini, tim kajian berupaya meramu dan mendiskusikannya dengan beberapa narasumber pakar. Salah satu yang menjadi narasumber kajian adalah Dr. Wannofri Samry, M.Hum. Wannofri merupakan akademisi yang bertugas di Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas.
Pada Senin (19/8/2024), tim kajian pemikiran Bung Hatta menyambangi Dr. Wannofri di FIB Universitas Andalas. Tim kajian terdiri dari Johar Dwiaji, Desli Yenita, Mai Della, Anggie Setya dan Hari Sunandar. Pada pertemuan ini, tim kajian hendak berdiskusi terkait hasil wawancara yang telah dilakukan kepada segenap responden generasi Z.
Berbicara soal hasil wawancara, secara garis besar para generasi Z yang menjadi responden mengetahui siapa itu Bung Hatta. Namun, mereka hanya sebatas paham Bung Hatta adalah proklamator kemerdekaan bangsa dan sosok yang disemati predikat Bapak Koperasi. Di luar itu, mereka belum tahu sejumlah pemikiran dari Bung Hatta.
Dr. Wannofri memberikan pandangannya kepada tim kajian UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta. Menurutnya, generasi Z bukan sekadar belum mengetahui pemikiran-pemikiran yang pernah dilontarkan Bung Hatta. Namun lebih ke persoalan mendasar, yakni kurangnya minat generasi Z untuk mempelajari sejarah dan tokoh-tokoh pendiri bangsa.
Menurut Dr. Wannofri, indikasi generasi Z yang kurang berminat untuk mempelajari sejarah tidak boleh diabaikan begitu saja. Pengenalan sejarah bangsa harus dimulai sejak usia dini. Peran orangtua menjadi yang pertama dan krusial, dalam upaya menumbuhkan minat generasi Z untuk peduli dengan sejarah bangsanya. Termasuk sejarah para tokoh pendiri bangsa seperti Bung Hatta.
Tidak saja peran keluarga di rumah. Sekolah dan lingkungan sosial juga turut andil supaya generasi Z bisa memiliki minat dan perhatian terhadap sejarah perjalanan bangsa. Terlebih dengan sosok Bung Hatta. Menurut Dr. Wannofri, Bung Hatta adalah sosok pemikir yang brilian pada masanya.
"Bung Hatta adalah pribadi yang arif dan berjiwa besar. Sikap ini masih sangat relevan sampai kapan pun," sebut Dr. Wannofri yang juga Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sumatera Barat tersebut.
Berbagai pemikiran dari Bung Hatta patut dikaji dan dilestarikan. Sudah saatnya pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk concern terhadap hal ini. Diperlukan kepedulian yang serius untuk benar-benar menggaungkan pemikiran Bung Hatta dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H