Mohon tunggu...
Johar Dwiaji Putra
Johar Dwiaji Putra Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai

Alumni Ilmu Komunikasi. PNS dan staf Humas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Aku dan Jembatan Barelang

19 September 2023   12:31 Diperbarui: 19 September 2023   12:37 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku dan Jembatan Barelang. Pic source: dok. pribadi

Kali ini aku ingin bercerita sebuah pengalaman yang pernah kudapatkan. Jika kamu membaca tulisan-tulisanku sebelumnya, kamu pasti tahu kalau aku sedang berdomisili di Sumatera Barat. Tepatnya di Bukittinggi, sebuah kota yang terkenal dengan pariwisatanya. Lalu, apa hubungannya antara aku yang tinggal di Bukittinggi dengan Jembatan Barelang seperti judul di atas? Yuk, baca ceritaku sampai selesai, ya!

Saat ini aku sedang tinggal di Bukittinggi. Aku bekerja di sebuah instansi plat merah yang ada di kota ini. Aku tak tahu, sampai kapan aku akan berada di Pulau Sumatera ini. Untuk itu, kunikmati saja masa-masa ini.

Pulau Sumatera dan sekitarnya memiliki sejuta objek wisata yang sayang untuk dilewatkan. Senyampang aku masih di area Sumatera, aku akan berusaha untuk menghampirinya satu demi satu. Selama ada dana dan kesempatan, hajar saja! Untuk kenang-kenangan.

Sebenarnya pengalaman ini sudah terjadi dua bulan yang lalu. Aku berkesempatan ambil cuti sejenak, dan kugunakan untuk mengunjungi Batam. Ya, aku belum pernah ke Batam. Oleh karenanya, aku segera merealisasikan salah satu bucket list-ku ini. Apalagi, penerbangan dari Padang ke Batam tidak begitu menguras kantong.

Jadilah, aku memanfaatkan tanggal merah pada 19 Juli lalu. Hari itu bertepatan dengan Tahun Baru Hijriah. Dua hari berikutnya, aku ambil cuti hingga weekend. Aku terbang ke Batam pada Rabu, 19 Juli. Yippiiee ... ! Akhirnya aku menjejakkan kaki di Batam, Kepulauan Riau. Alhamdulillah.

Kunikmati suasana kota ini. Kota yang cukup tersohor di seantero Nusantara. Akhirnya aku membuktikan sendiri. Batam adalah kota industri. Di sini, banyak berdiri pusat-pusat industri. Namun satu yang menonjol. Kota ini amat dekat dengan negara tetangga, Singapura dan Malaysia.

Jujur, aku belum mempunyai paspor. Jadi aku belum kesampaian untuk menyeberang ke Singapura. Aku percaya, suatu saat aku akan memiliki kesempatan untuk ke luar negeri. Entah ke mana. Syukur-syukur, aku ke luar negeri lewat jalur undangan. Dan tidak banyak mengeluarkan biaya sendiri. Hahaha.

Di hari ketiga aku berada di Batam, aku berkeinginan mendatangi Jembatan Barelang. Jembatan ini adalah rangkaian yang menghubungkan tiga pulau, yakni Batam, Rempang dan Galang. Yang kudengar, jembatan ini diinisiasi oleh Presiden BJ. Habibie.

Pada Jumat, 21 Juli, aku berkesempatan solat Jumat di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah. Masyaallah, masjidnya indah. Megah. Bahkan di halamannya terdapat payung-payung seperti yang ada di Masjid Nabawi. Aku sungguh beruntung, bisa merasakan solat di sini.

Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah. Pic source: dok. pribadi
Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah. Pic source: dok. pribadi

Seusai solat Jumat dan makan siang, aku segera memesan ojek online untuk menghampiri Jembatan Barelang. Dari Masjid Riayat Syah ini, cukup jauh juga hingga sampai ke sana. Tetapi aku amat menikmati perjalanan yang kulalui tersebut. Yang kutahu, aku melewati jalan raya Trans Barelang.

Sampai juga aku di Jembatan Barelang 1. Alhamdulillah. Tentu aku mengabadikan momen di Jembatan Barelang ini. Banyak foto kuambil, sebagai kenang-kenangan bahwa aku pernah mengunjungi jembatan yang terkenal ini.

Jembatan Barelang. Pic source: dok. pribadi
Jembatan Barelang. Pic source: dok. pribadi

Puas mengamati Jembatan Barelang dari dekat, aku berniat kembali ke tengah kota. Aku segera membuka aplikasi untuk memesan ojek online. Namun, zonk. Tak ada ojek online yang sudi mengambil orderku. Aku mencoba beralih ke ojek mobil. Sama.

Hikkss ... aku mulai bingung. Aku harus bagaimana, untuk kembali ke tengah kota? Aku mencoba bergeser ke titik lainnya. Tetapi percuma. Tetap tak ada ojek yang mem-pick up diriku. Huaaa ... hal ini lantaran Jembatan Barelang terletak di ujung Pulau Batam, yang relatif jauh dari pusat keramaian.

Aku tidak patah arang. Tiba-tiba aku mendapati sebuah mobil yang berhenti di pinggir jalan, tak jauh dari area Jembatan Barelang. Mobil itu kupastikan adalah transportasi online. Karena ada stiker khas yang berwarna kuning. Kuhampiri mobil ini.

"Pak, taksi M***m ya?" tanyaku kepada bapak sopir yang sepertinya sedang beristirahat.

"Oiya Pak. Mau ke mana?" balas sang sopir kepadaku.

Kusampaikan bahwa aku belum mengunduh aplikasi transportasi tersebut dan memintanya untuk mengantarkanku secara offline. Aku membayar jasanya tanpa aplikasi, seperti laiknya taksi biasa. Rupanya dia tidak keberatan. Alhamdulillah, senang rasanya. Akhirnya aku bisa kembali ke tengah kota tanpa menunggu lama.

Selama perjalanan dari Jembatan Barelang balik ke tengah kota, aku merenung. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Niatku berkunjung ke Batam adalah refreshing dan ingin mengenal setiap jengkal Indonesia.

Sungguh, pengalaman ini amat menarik bagiku. Bahwa jika alam semesta sudah mendukung, maka apa pun bisa terjadi. Pada momen itu aku sedang memerlukan kendaraan. Rupanya ada sebuah mobil yang tak jauh dari tempatku berada. Dan mobil ini bersedia mengantarku. Aku akan selalu takjub kalau mengingat momen ini.

Tak perlu menduga-duga. Allah bisa menolong dengan segala cara. Bahkan di luar logika manusia.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun