Dalam menjawab segala tanya basa-basi ini, aku tidak berusaha menjawabnya memakai bahasa Minang. Karena aku sadar, mungkin jawabanku akan terdengar kurang pas. Untuk itulah, aku tetap menjawab menggunakan bahasa Indonesia. Barulah tatkala ia mendengar jawabanku, si bapak tak lagi menggunakan bahasa Minang.
Pertanyaan dimana tempat tinggalku, dimana aku bekerja, sudah diutarakan semua. Si tukang cukur kemudian melirik sepeda motor yang kugunakan, yang sedang terparkir di depan kios. Plat nomor yang terpasang memang bukan plat Sumatera Barat. Plat kendaraan dari Jawa Timur.
"Motornya dikirim dari Jawa?" si tukang cukur akhirnya bertanya lagi.
Aku mencelos dalam hati. Kepo banget ya Allah. Urusan motor pakai ditanya segala. Tetapi aku tidak memasukkannya ke dalam hati. Kujawab seperlunya. Ya daripada aku tidak punya kendaraan untuk bekerja, mending aku kirim motor dari tempat asalku. Simpel nggak pakai ribet.
Setelah pertanyaan soal motor bergulir, aku membatin. Biasanya orang akan penasaran dengan status marital seseorang. Dan aku sudah mempersiapkan diri, jika si tukang cukur ini akan bertanya soal itu. Namun, ternyata aku harus menelan "kekecewaan". Sampai proses bercukur selesai, si bapak tidak bertanya terkait hal itu!
Waoow..., luar biasa! Meski aku sedikit kesal lantaran pertanyaan-pertanyaan yang sempat diajukannya, tetapi aku sungguh bersyukur. Si tukang cukur tidak bertanya-tanya perihal sudah menikah atau belum. Ini adalah fenomena yang jarang terjadi di bumi Indonesia. Hahahaa.
Proses cukur telah selesai. Alhamdulillah, aku puas dengan servis yang diberikan si bapak. Aku tak tahu, apakah aku akan repeat order atau tidak. Tunggu saja ceritaku di sini ya! Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H