Mohon tunggu...
Johar Dwiaji Putra
Johar Dwiaji Putra Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai

Alumni Ilmu Komunikasi. PNS dan staf Humas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dear Diri Sendiri, Mainlah ke Alam Lebih Sering

17 April 2023   16:57 Diperbarui: 17 April 2023   17:01 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya pantai Balekambang. Menjelang lulus SD, aku dan rombongan teman sekolahku pernah berwisata ke air terjun Coban Rondo. Coban Rondo terletak di Pujon, Kabupaten Malang.

Aku yang kala itu baru pertama kali melihat air terjun, sungguh terpana tak sudah-sudah. Excited pokoknya! Bagaimana aliran airnya yang terjun tiada henti. Menghadirkan suara gemuruh, dengan nuansa hawa sejuk di sekelilingnya. Top markotop. Coban Rondo menjadi salah satu objek wisata favorit bagi para pelancong yang datang ke Kota Batu dan sekitarnya.

Sebagai objek wisata sejuta umat, ada hal yang kuingat saat dulu berkunjung ke air terjun Coban Rondo. Para pengunjung didominasi oleh rombongan, atau setidaknya keluarga yang terdiri dari sejumlah orang. Mereka sengaja berwisata ke Coban Rondo, untuk melepas penat dan mencari hawa yang segar.

Untuk itu, mereka kadang sudah mempersiapkan bekal untuk menghabiskan waktu di sana. Membawa alat mandi, tikar untuk beristirahat, dan tak lupa aneka bekal makanan untuk dinikmati sembari mengamati hilir mudik wisatawan lainnya.

Dari bekal-bekal makanan ini, sudah pasti terdapat botol-botol minuman kemasan. Sayangnya, banyak di antara wisatawan yang tidak aware dengan botol-botol kosong, yang berubah menjadi sampah. Entah sengaja atau tidak, botol-botol ini ditinggalkan begitu saja.

Mungkin para wisatawan menganggap, bakal ada petugas dari pengelola tempat wisata tersebut, yang akan membersihkan sampah-sampah ini. Padahal, sudah terdapat papan peringatan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Seingatku, di area wisata tersebut sudah disediakan tempat sampah di sejumlah titik.

Ckckckkk..., yah begitulah. Perilaku orang berwisata kadang tidak bisa diprediksi. Niat hati ingin healing ke wisata berbasis alam. Yang ada, malah mendapati sampah yang berserakan. Niatnya ingin menyegarkan jiwa, yang ada malah bertambah suntuk lantaran menemui botol-botol dan sisa bungkus makanan yang tidak dibuang pada tempatnya.

Apabila kita ingin menunjukkan rasa cinta kepada tanah air, tidak perlu dengan aneka kegiatan yang ingar-bingar. Cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan. Khususnya saat berada di tempat wisata.

Menjaga objek wisata khususnya yang berbasis alam, tidak saja menjadi tanggung jawab para pengelolanya. Kita sebagai wisatawan dan penikmatnya, juga harus peduli. Minimal dengan tidak merusak, untuk menjaga estetika dan kelestariannya.

Saat ini, aku berdomisili di Bukittinggi, Sumatera Barat. Kota bersejarah ini, tidak saja mempunyai Jam Gadang yang tersohor itu. Ada pula objek wisata alam bernama Ngarai Sianok. Percayalah, Ngarai Sianok memang memukau. Konon, Nagari Sianok terbentuk karena terjadi patahan di area Pegunungan Bukit Barisan.

Pada 2022 lalu, bapakku dari Malang, berkesempatan datang ke Bukittinggi. Beliau kuajak melihat-lihat ke Ngarai Sianok. Bapakku sungguh senang, apalagi kala menikmati sunset di area Tabiang Takuruang. Salah satu fotonya sudah kusematkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun