Barangkali aku memang ditakdirkan untuk hidup di daerah yang berhawa dingin. Meski aku lahir di Blitar yang notabene berhawa panas, tetapi aku tumbuh besar di Malang. Kota yang satu ini amatlah identik dengan udaranya yang dingin. Dan sekarang, aku tinggal di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Seperti namanya, Bukittinggi adalah sebuah kota yang memang berada di dataran tinggi. Karena itulah, hawanya pun juga sejuk. Bukittinggi dikelilingi oleh Gunung Marapi, Gunung Singgalang, dan memiliki Ngarai Sianok yang tersohor itu. Alhamdulillah, sudah empat tahun terakhir aku berdomisili di kota ini. Lantaran tuntutan pekerjaan.
Hidup di Bukittinggi, kadang jadi membuatku malas untuk mandi. Bagaimana tidak? Kerap udara dinginnya sungguh aduhai. Pada pagi hari, kadang kabut masih menyelimuti sebagian sudut kota. Apalagi yang berada di pinggiran, yang mana masih banyak ditemukan rerimbunan ladang dan hutan.
Aku yang tinggal di pinggiran Bukittinggi, sebenarnya amat menikmati udara dingin ini. Segar rasanya, aku bisa mengisi paru-paruku dengan asupan yang jernih dan minim polusi. Namun, airnya pun juga dingin nggak ketulungan. Brrr... aku acap menggigil, kala mengambil wudhu di pagi hari untuk sholat Subuh.
Bisa kau bayangkan, bagaimana akhir pekanku kalau tidak sedang bekerja. Kalau udara sedang dingin, aku lebih memilih untuk mandi cukup sekali dalam sehari. Bukan lantaran untuk menghemat air. Namun, karena airnya yang dingin hampir menusuk tulang. Brrr...
Tetapi kebiasaan ini jangan ditiru ya. Alangkah lebih baik, untuk tetap mandi dua kali sehari. Apalagi jika berkeringat karena cuaca atau aktivitas olahraga. Pada Ramadan kali ini, akupun berusaha untuk tidak malas mandi, khususnya di weekend. Aku percaya, dengan mandi teratur, maka kesegaran tubuh akan terjaga selama menjalankan puasa.
Saat berpuasa, memang tidak ada asupan air yang masuk ke tubuh sama sekali. Hal ini bisa berimbas kepada permukaan kulit yang kering, atau bibir pecah-pecah. Oleh sebab itu, diperlukan upaya yang pas, agar kondisi badan tetap prima selama berpuasa Ramadan. Khususnya kondisi kulit kita masing-masing.
Mengonsumsi buah seperti apel dan pir, akan menunjang tubuh tatkala berpuasa. Kandungan airnya bisa menjadi cadangan nutrisi, kala tubuh berhenti menerima asupan selama menjalankan puasa. Dan tak lupa, mandi secara rutin supaya kelembaban kulit tetap terjaga. Apabila semua ini dilakukan, niscaya badan akan tetap bugar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H