Mohon tunggu...
Johar Dwiaji Putra
Johar Dwiaji Putra Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai

Alumni Ilmu Komunikasi. PNS dan staf Humas.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Puteri Indonesia dan Vitiligo

29 Maret 2023   09:52 Diperbarui: 29 Maret 2023   09:55 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Pemenang Utama Puteri Indonesia 2020. Pic source: puteri-indonesia.com

Dari sekian Puteri Indonesia Favorit tahun 2023 ini, ada satu sosok yang menarik perhatianku. Dia adalah Salma Kyana. Namun sebelum aku bercerita lebih lanjut, tolong jangan anggap tulisanku ini sebagai bentuk promosi. Apalagi Salma sedang mengikuti proses voting untuk mendapatkan slot wildcard di Puteri Indonesia 2023.

Hanya saja, aku salut dengan figurnya. Dilansir dari akun instagramnya (instagram.com/salmakyn), dia merupakan seorang dokter yang memperoleh gelar Puteri Indonesia DKI Jakarta Favorit 2023. Yang membuatku salut adalah, Salma mengidap penyakit vitiligo. Dan hal ini tidak ditutup-tutupinya.

Dikutip dari alodokter.com, vitiligo adalah penyakit yang menyebabkan warna kulit memudar. Area kulit yang memudar biasanya bertambah besar seiring waktu. Selain bisa menyerang area kulit mana pun di tubuh, vitiligo juga dapat terjadi di bagian dalam mulut, mata, rambut, dan area kelamin.

Vitiligo tergolong penyakit kulit tidak menular dan dapat menyerang semua orang. Vitiligo umumnya menyerang kelompok usia 10--30 tahun dan lebih jelas terlihat pada orang yang berkulit hitam. Meski bukan penyakit yang dapat mengancam jiwa, tetapi penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami stres dan gangguan citra diri akibat penampilannya.

Coba bayangkan, tatkala bangun di pagi hari dan mendapati kulitmu dijejali warna-warna yang tidak senada, tentu menjadi hal yang tidak menyenangkan. Meski kita sadar akan pepatah don't judge a book by its cover, namun secara alamiah, kita sering menilai seseorang dari penampilan fisiknya terlebih dahulu. Dan bagi orang yang mempunyai kekurangan secara fisik, hal ini tentu sangat menyakitkan dan kadang membuat down.

Begitu juga dengan para penderita vitiligo. Adanya warna-warna yang tidak senada di permukaan kulit yang tampak secara lahiriah, tentu menjadi hal yang sulit. Kenyataan ini bisa jadi membuat penderitanya merasa rendah diri dan tidak berharga.

Namun, kita mempunyai pilihan untuk menyikapinya. Dari seorang Salma Kyana, aku belajar banyak. Yang pertama adalah self acceptance atau penerimaan diri. Jika Tuhan sudah menakdirkan sesuatu, kita bisa apa...? Seperti terjangkit penyakit vitiligo, tentu Salma dan para penderita lainnya tidak pernah meminta untuk terkena penyakit seperti itu.

Apa yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan menerima. Menerima dengan ikhlas tentu bukanlah perkara mudah. Proses ini membutuhkan waktu dan setiap orang tentu berbeda-beda kisahnya.

Tidak hanya penerimaan atas keadaan diri, aku juga belajar self confidence atau kepercayaan diri. Menjadi seorang penderita vitiligo namun tetap berkeinginan untuk mengikuti Puteri Indonesia, adalah hal yang patut diapresiasi. Bahwa menjadi Puteri Indonesia tidak sekadar fisik semata. Tetapi ada value lain yang bisa ditonjolkan.

Barangkali, dengan keikutsertaan Salma Kyana di ajang Puteri Indonesia ini, akan membuka mata masyarakat untuk mendobrak stigma kecantikan yang hanya didasarkan pada aspek lahiriah saja. Budi pekerti yang luhur, kecerdasan dan kepedulian terhadap sesama, tentu menjadi nilai yang bisa membangun kecantikan sejati seorang perempuan.

Aku ingin memberikan apresiasi kepada Yayasan Puteri Indonesia karena memberikan kesempatan kepada Salma Kyana. Kesempatan ini mungkin bisa menjadi momen exposure. Momen untuk menyebarluaskan nilai dan pandangan baru kepada segenap masyarakat. Bahwa kecantikan tidak bisa dipandang dari sisi lahiriah saja. Namun, ada hal-hal lain yang sanggup membangun kecantikan itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun