Mohon tunggu...
Johar Dwiaji Putra
Johar Dwiaji Putra Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai

Alumni Ilmu Komunikasi. PNS dan staf Humas.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilih "Beringin Lama" atau "Beringin Baru" Tommy Soeharto Nih?

5 Maret 2018   18:41 Diperbarui: 6 Maret 2018   08:50 2825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: logo Golkar (kumparan.com), logo Partai Berkarya (berkarya.id)

Hari Minggu, 18 Februari lalu, KPU mengadakan tahapan penentuan nomer urut untuk segenap partai politik yang dinyatakan lolos menjadi peserta pemilu 2019. Ya, pada awalnya KPU telah menetapkan 14 parpol yang layak menjadi peserta pemilu legislatif. Namun kabar mutakhir, Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra yang sebelumnya dianggap tak memenuhi verifikasi faktual oleh KPU, ternyata menyusul kawan-kawannya yang telah lolos duluan.

Bagiku, acara pengundian nomer urut yang telah dilaksanakan kemarin amatlah penting. Penting dan tentu saja patut ditunggu-tunggu. Karena dari sini, aku sebagai warga negara yang mempunyai hak pilih, bisa melihat-lihat. Parpol apa sajakah yang dapat dipilih untuk pemilu legislatif di tahun depan.

Aku masih ingat. Dua minggu yang lalu, aku menonton pengundian nomer urut parpol yang diadakan oleh KPU, melalui TVRI yang menyiarkannya secara live.Dari layar televisi aku menyaksikan, para pengurus keempat belas parpol yang pertama lolos, satu per satu hadir di kantor KPU.

Rata-rata dari mereka yang hadir, adalah iconatau tokoh penting yang memegang jabatan utama dari setiap parpol. Misalnya seperti Megawati Soekarnoputri (PDIP), Agus dan Ibas Yudhoyono (Demokrat), Hanafi Rais (PAN), Muhaimin Iskandar (PKB), Grace Natalie (PSI), dan Tommy Soeharto (Berkarya).

Whaaatt...??! Apaa...?! Tommy Soeharto?

Ya, salah satu yang hadir di KPU kemarin adalah Tommy Soeharto.Tapi tunggu. Kali ini, Tommy tidak hadir dengan berjas kuning sebagai kader Partai Golkar. Melainkan, dia berjas kuning sebagai pentolan dari Partai Berkarya.

Partai Berkarya...? Hhmm. Partai Berkarya adalah satu dari dua parpol baru, yang akhirnya berhak melenggang sebagai peserta pemilu di 2019 nanti. Bersama Partai Garuda, Berkarya memang baru pertama kali menjadi peserta di perhelatan pemilu.

Satu tanggapanku untuk keikutsertaan Partai Berkarya dan Tommy Soeharto: terkejut. Ya, tentu kita semua tidak akan melupakan siapa sosok yang satu ini. Tommy merupakan putra bungsu dari presiden Indonesia kedua, Soeharto. Beliau merupakan penguasa Indonesia selama 32 tahun. Di masa yang dikenal sebagai Orde Baru itu, keluarga Soeharto menjelma keluarga yang powerfuldi tanah air. Mereka dikenal sebagai keluarga 'Cendana'.

Orde Baru berakhir pada Mei 1998 silam. Titik dimana Indonesia kemudian memasuki orde reformasi. Segala hal yang berbau Soeharto dan Cendana, lantas menjadi supersensitif. Bagi mereka-mereka yang merasa 'terpinggirkan' di era Orde Baru, sangat mensyukuri jatuhnya Soeharto ini.

Kini, dua puluh tahun setelah kejatuhan Soeharto. Keluarga Cendana sepertinya tidak tinggal diam begitu saja. Mungkin mereka masih ingin 'mengabdi' kepada bangsa dan negara. Sehingga akhirnya, beberapa diantaranya terjun kembali ke ranah politik.

Dan pada pengundian nomer urut peserta pemilu kemarin, sang 'Pangeran Cendana' akhirnya muncul juga. Dialah Tommy Soeharto. Pria ini seolah 'bangkit dari kubur', dan ingin kembali menghiasi dunia perpolitikan di tanah air.

Tommy yang memiliki nama asli Hutomo Mandala Putra, kembali aktif di dunia politik bukan melalui parpol yang dibesarkan oleh ayahnya, Golkar. Dia mengendarai parpol baru, bernama Berkarya. Namun, dari outlook-nya sudah terlihat jelas. Bahwa Partai Berkarya ini seolah adiknya Golkar.

Kamu tidak percaya? Silakan bandingkan logo Partai Golkar dengan Berkarya, yang sudah aku kolase diatas:

Dari situ kamu bisa menyimpulkan. Simbol utamanya saja sudah nampak. Golkar dan Berkarya sama-sama menggunakan pohon beringin. Lalu apa lagi? Sudah pasti adalah warna dominannya: kuning. Kamu juga bisa melihat, bagaimana Tommy Soeharto mengenakan jas Partai Berkarya, ketika menerima plakat dari KPU. Jas ini amat identik dengan seragam Golkar. Kalau tidak jeli, mungkin kita akan mengiranya sebagai jas kader Golkar.

Tommy Soeharto menerima plakat nomer 7 dari KPU untuk Partai Berkarya. Source: liputan6.com
Tommy Soeharto menerima plakat nomer 7 dari KPU untuk Partai Berkarya. Source: liputan6.com
Kalau pandanganku pribadi, mungkin Tommy sudah tidak mempunyai 'ruang' di Partai Golkar. Partai ini boleh saja adalah bikinan bapaknya sendiri. Tetapi, zaman sudah jauh berubah. Golkar barangkali masih identik sebagai partai Orde Baru. Namun keluarga Cendana, nyata-nyata tak lagi dominan di partai tersebut.

Oleh sebab itulah. Tommy Soeharto lantas membentuk parpol baru, yang nuansanya masih 'Golkar banget'. Dialah Partai Berkarya. Dengan warna 'kebesaran' kuning, dan simbol utama yang berupa pohon beringin.

Berdasarkan informasi yang kubaca di laman resmi Partai Perkarya, Tommy menjabat sebagai ketua Majelis Tinggi Partai dan ketua Dewan Pembina. Meskipun ia bukanlah ketua umum, tetapi dari posisi yang dipegang Tommy, kita bisa mengira-ngira. Siapakah 'dalang' sebenarnya dari parpol ini.

Bagiku ini sah-sah saja. Toh, semua warga negara memiliki hak politik untuk memilih, dan dipilih. Silakan Tommy Soeharto berpolitik dengan kendaraan barunya. Biar rakyat yang menilai. Lagian, masih ada parpol-parpol lainnya yang bisa dipilih. Ayo dipilih-dipilih...!

Jadi, kamu mau pilih beringin lama atau beringin yang baru-nya Tommy Soeharto?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun