Hari Minggu, 18 Februari lalu, KPU mengadakan tahapan penentuan nomer urut untuk segenap partai politik yang dinyatakan lolos menjadi peserta pemilu 2019. Ya, pada awalnya KPU telah menetapkan 14 parpol yang layak menjadi peserta pemilu legislatif. Namun kabar mutakhir, Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra yang sebelumnya dianggap tak memenuhi verifikasi faktual oleh KPU, ternyata menyusul kawan-kawannya yang telah lolos duluan.
Bagiku, acara pengundian nomer urut yang telah dilaksanakan kemarin amatlah penting. Penting dan tentu saja patut ditunggu-tunggu. Karena dari sini, aku sebagai warga negara yang mempunyai hak pilih, bisa melihat-lihat. Parpol apa sajakah yang dapat dipilih untuk pemilu legislatif di tahun depan.
Aku masih ingat. Dua minggu yang lalu, aku menonton pengundian nomer urut parpol yang diadakan oleh KPU, melalui TVRI yang menyiarkannya secara live.Dari layar televisi aku menyaksikan, para pengurus keempat belas parpol yang pertama lolos, satu per satu hadir di kantor KPU.
Rata-rata dari mereka yang hadir, adalah iconatau tokoh penting yang memegang jabatan utama dari setiap parpol. Misalnya seperti Megawati Soekarnoputri (PDIP), Agus dan Ibas Yudhoyono (Demokrat), Hanafi Rais (PAN), Muhaimin Iskandar (PKB), Grace Natalie (PSI), dan Tommy Soeharto (Berkarya).
Whaaatt...??! Apaa...?! Tommy Soeharto?
Ya, salah satu yang hadir di KPU kemarin adalah Tommy Soeharto.Tapi tunggu. Kali ini, Tommy tidak hadir dengan berjas kuning sebagai kader Partai Golkar. Melainkan, dia berjas kuning sebagai pentolan dari Partai Berkarya.
Partai Berkarya...? Hhmm. Partai Berkarya adalah satu dari dua parpol baru, yang akhirnya berhak melenggang sebagai peserta pemilu di 2019 nanti. Bersama Partai Garuda, Berkarya memang baru pertama kali menjadi peserta di perhelatan pemilu.
Satu tanggapanku untuk keikutsertaan Partai Berkarya dan Tommy Soeharto: terkejut. Ya, tentu kita semua tidak akan melupakan siapa sosok yang satu ini. Tommy merupakan putra bungsu dari presiden Indonesia kedua, Soeharto. Beliau merupakan penguasa Indonesia selama 32 tahun. Di masa yang dikenal sebagai Orde Baru itu, keluarga Soeharto menjelma keluarga yang powerfuldi tanah air. Mereka dikenal sebagai keluarga 'Cendana'.
Orde Baru berakhir pada Mei 1998 silam. Titik dimana Indonesia kemudian memasuki orde reformasi. Segala hal yang berbau Soeharto dan Cendana, lantas menjadi supersensitif. Bagi mereka-mereka yang merasa 'terpinggirkan' di era Orde Baru, sangat mensyukuri jatuhnya Soeharto ini.
Kini, dua puluh tahun setelah kejatuhan Soeharto. Keluarga Cendana sepertinya tidak tinggal diam begitu saja. Mungkin mereka masih ingin 'mengabdi' kepada bangsa dan negara. Sehingga akhirnya, beberapa diantaranya terjun kembali ke ranah politik.
Dan pada pengundian nomer urut peserta pemilu kemarin, sang 'Pangeran Cendana' akhirnya muncul juga. Dialah Tommy Soeharto. Pria ini seolah 'bangkit dari kubur', dan ingin kembali menghiasi dunia perpolitikan di tanah air.