Mohon tunggu...
Nevythalia Maheswari
Nevythalia Maheswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Apakah Si Kecil Termasuk Anak Manja? Simak Beberapa Ciri-Ciri Berikut

22 Desember 2022   09:04 Diperbarui: 22 Desember 2022   09:09 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Seringkali, orangtua melakukan segala yang mereka bisa untuk memastikan bahwa anak-anak mereka bahagia, aman, dan puas. Meski keinginan tersebut bersifat alami dan niat baik, ternyata keinginan ini juga bisa berujung pada membesarkan anak manja.

Tak dapat di pungkiri pola asuh anak yang tidak tepat dapat membuat si Kecil bersikap manja. Bukan hanya menyulitkan dalam mendidiknya, sikap manja yang ditunjukkan anak ini akan berdampak buruk jika dibiarkan hingga dewasa. Supaya tidak kebablasan dalam memberi perhatian kepada si Kecil, Anda perlu memperhatikan ciri-ciri manja pada anak. Apa saja? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Sering mengamuk ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan

Ada perbedaan besar antara anak yang berusia dua tahun yang menolak untuk makan sayuran dan anak berusia enam tahun yang mulai berteriak, menangis, dan menendang setiap kali memberi tahu mereka bahwa sudah waktunya tidur atau menolak untuk membelikan mereka cokelat di supermarket. Membuat ulah ketika anak tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah cara baginya untuk memanipulasi orangtua, agar dapat memberikan apa yang diinginkan. Umumnya cara ini anak lakukan karena pernah berhasil sebelumnya.

2. Haus akan hadiah tanpa mengucapkan terimakasih

Hadiah seringkali diberikan dalam momen-momen tertentu yang penting, apakah itu untuk ulang tahun atau saat merayakan Hari Raya, atau pada saat anak mencapai prestasi, seperti mendapatkan rangking yang diharapkan.

Namun apakah setelah anak mendapatkan hadiah, ia tidak pernah mengucapkan 'terimakasih'? Bahkan setelah mengingatkannya untuk melakukannya beberapa kali. Jika itu yang sering terjadi, maka inilah saatnya untuk berbicara dengan anak, kita juga harus memerhatikan bagaimana anak bereaksi ketika ia melihat sesuatu yang dimiliki anak-anak lain dan tidak, apakah ia menuntut barang yang sama dengan segera?

Jika orang tua terus membelikan apa pun yang anak inginkan, dan terus menyebutkan 'terima kasih' mewakilkan anak, maka ia tidak akan pernah belajar untuk mengubah perilakunya. Anak manja sering kali digambarkan sebagai anak yang tidak disiplin, manipulatif, dan cenderung membuat orang lain tidak nyaman dengan sifat-sifatnya. Hal ini bisa membuat orangtua sulit membedakan apa yang dibutuhkan dan yang diinginkan oleh anak.

Orang tua biasanya akan memilih cara tercepat dalam menghadapi anak suka menangis ini, yaitu dengan memberikan apa yang anak inginkan. Banyak orangtua yang menganggap hal ini sebagai bentuk kasih sayang mereka terhadap anak, terutama bagi orangtua yang setiap hari sibuk bekerja dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk bermain bersama anak.

Bukan berarti memberi apa yang diinginkan oleh anak adalah hal yang salah. Namun, yang sering tidak disadari bahwa hal ini bisa berdampak buruk terhadap tumbuh kembang anak jika dilakukan berlebihan, pada waktu yang salah, atau terlalu cepat. Padahal, dengan selalu memberikan apa yang anak inginkan, orangtua berisiko menumbuhkan sifat dan perilaku anak manja.

3. Tidak mau melakukan sesuatu sendiri

Seiring pertambahan usia, biasanya anak akan menunjukkan kemampuan dirinya untuk melakukan berbagi hal sendiri, mulai dari anak bermain sendiri, makan sendiri, atau tidur sendiri. Jika si Kecil rewel dan terus minta ditemani atau dilayani untuk melakukan berbagai hal, ini menunjukkan bahwa anak mulai bersikap manja.

4. Sering tantrum

Tantrum bisa menjadi ciri selanjutnya. Untuk anak balita, tantrum adalah hal yang wajar ketika ia tidak bisa mengekspresikan perasaan dengan baik. Namun, anak manja akan menggunakan tindakan ini sebagai senjata supaya keinginannya terpenuhi padahal usianya sudah lebih dari 5 tahun.

5. Tidak menghormati orang lain

Ciri-ciri yang sangat khas dari anak manja adalah tidak menghormati orang lain, baik kepada yang lebih tua maupun yang lebih muda usianya. Anak dengan sifat ini menganggap dirinya lebih penting daripada orang lain, sehingga mereka tidak merasa peduli dengan orang di sekitarnya.

Mereka mungkin akan bersikap tidak sopan kepada orang yang lebih tua, seperti mengabaikan dan melawan ketika diberi nasehat. Selain itu, ia bersikap seenaknya kepada anak yang lebih muda, contohnya melakukan bullying (penindasan).

6. Sering meminta lebih tetapi tidak mau berbagi

Anak biasanya tidak tahu batasan dan tidak pernah merasa puas. Ketika mereka menginginkan sesuatu dan mendapatkannya, ia akan meminta hal lain dan tentunya harus dipenuhi. Selain itu, anak juga tidak mau berbagi mainan, buku, makanan, atau benda apa pun pada orang lain.

7. Tidak memiliki sikap sopan santun

Salah satu tanda seseorang memiliki sopan santun yang baik adalah dengan selalu menggunakan kata-kata yang baik kepada orang lain, termasuk dengan selalu menggunakan kata maaf, tolong, dan terima kasih. Anak dengan sifat manja umumnya merasa berhak mendapat apa saja yang ia inginkan. Akibatnya, anak sulit atau bahkan tidak mau menunjukkan rasa sopan santun kepada orang lain.

8. Bersikap manipulatif

Sikap manipulatif pada anak dapat diartikan dengan memengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang mereka inginkan. Anak dengan sifat ini sering kali tidak segan dalam memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keinginannya. Sebagai contoh, anak suka menggunakan hubungannya dengan orang tertentu sebagai cara untuk bisa lari dari masalah dengan mudah.

Cara mengatasi anak manja

Perkembangan emosi anak masih belum stabil, sehingga ia belum bisa mengendalikan rasa kecewa saat keinginannya tidak terpenuhi. Saat anak kecewa, ia akan merengek, menangis, membuat ulah, dan hal tersebut wajar anak-anak lakukan. Namun, yang membuat hal tersebut menjadi masalah adalah sikap orangtua dalam menghadapi anaknya yang merengek.

Terkadang orangtua tidak disiplin, tidak konsisten, serta terlalu 'lembek' menghadapinya. Anak dengan sifat manja biasanya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan yang ia inginkan. Berikut cara menghadapi dan mengatasi anak manja;

1. Konsisten

Tidak konsistennya bisa dari kata-kata yang orangtua ucapkan atau aturan yang sudah dibuat sendiri. Ambil contoh, anak ingin beli mainan dan ibu tidak memberikannya. Kemudian anak mengeluarkan jurus andalannya dengan merengek sampai menangis. Saat orangtua melihat dan mendengar anak menangis, ada rasa tidak tega, kemudian segera memberikan apa yang mereka mau.

Maka dari itu, orangtua harus konsisten dengan aturan yang sudah dibuat. Kalau sudah mengatakan "tidak" di awal, maka pertahankan kata tidak tersebut hingga akhir. Walau ada rasa tidak tega melihat anak merengek dan menangis. Hal tersebut adalah salah satu tantangan untuk orangtua apakah dapat konsisten pada aturan. Bila anak menangis bicara baik-baik dan berikan alasan ibu tidak bisa memenuhi permintaannya sambil memberi pilihan.

2. Memberikan penjelasan sederhana

Menghadapi anak manja memang tidak mudah, terkadang ada rasa tidak tega saat melihat si kecil menangis dan merengek. Namun, mengatasi anak manja tidak bisa dengan mengikuti terus keinginannya. Sebaiknya, beri penjelasan sederhana bila anak merengek ingin sesuatu. Hal yang perlu orangtua pahami, anak tetap boleh marah, sedih, dan kecewa jika keinginannya tidak dapat terpenuhi. Namun, memberikan penjelasan secara gamblang kepada anak, membantunya mengerti tentang keadaan yang terjadi.

3. Libatkan anak dalam berbagai kegiatan sosial

Anak yang selalu mendapatkan apa yang ia inginkan akan memiliki ego tinggi dan keras kepala. Untuk mengatasi anak manja, orangtua bisa melibatkan si kecil dalam kegiatan sosial.

Saat terlibat dalam kegiatan sosial, anak akan belajar untuk berbagi, berkomunikasi, serta mengontrol egonya. Selain itu, orangtua dapat memberitahu dan menjelaskan tentang kegiatan berbagi dengan teman-teman.

4. Memberikan hukuman

Memberi hukuman sebagai cara menghadapi dan mengatasi anak manja cukup tricky. Salah langkah, bisa membuat anak trauma. Pemberian hukuman yang tepat pada anak akan membuat ia belajar untuk tidak mengulangi hal buruk kembali. Sebagai contoh, ibu bisa menyita barang atau mainan kesukaannya ketika anak tidak merapikan kamar atau tempat tidurnya.  Hindari memberi hukuman secara fisik dan suara kencang karena bisa membuat anak trauma.

5. Menunjukkan perilaku baik dan buruk

Anak adalah peniru ulung, sehingga ia bisa melakukan sesuatu karena ada contoh di hadapannya. Untuk mengatasi anak yang manja, ibu bisa menunjukkan perilaku yang baik dan buruk. Ibu bisa katakan pada anak bahwa hal tersebut merupakan hal buruk dan bisa mengganggu orang lain. Menghadapi anak manja memang tidak mudah dan sangat menantang. Orangtua perlu sabar dalam mengajarkan anak untuk mengendalikan perasaan dan keinginannya.

Jadi, apakah anak anda termasuk ke dalam ciri- ciri tersebut?

Tetap sayangi si kecil dan didik menjadi manusia yang berguna dimasa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun