skincare) dengan berbagai merek, baik merek lokal maupun internasional. Setiap merek tersebut tentunya memiliki keunggulan masing-masing dalam strategi pengiklanannya. Hal ini menyebabkan persaingan di pasar menjadi sangat ketat dan kompetitif. Di tengah persaingan tersebut, terdapat pula oknum-oknum tertentu dengan merek tertentu yang melakukan klaim berlebihan terhadap kandungan produk mereka dan mengiklankannya di berbagai platform media sosial.
Pada era saat ini, banyak bermunculan produk perawatan kulit (Overclaim merupakan gabungan dari kata over yang berarti "berlebihan" dan claim yang berarti "pengakuan". Istilah ini merujuk pada pernyataan yang dilebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan fakta. Dalam dunia periklanan, fenomena overclaim sering dijumpai sebagai upaya untuk menarik perhatian masyarakat. Padahal, praktik klaim yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kenyataan ini dapat menyesatkan masyarakat. Saat ini, industri perawatan kulit sedang dihadapkan pada masalah overclaim, di mana pernyataan yang disampaikan dalam iklan produk tidak sesuai dengan kenyataan atau sengaja dilebih-lebihkan.
Akhir-akhir ini, sedang ramai diperbincangkan di media sosial TikTok mengenai produk perawatan kulit (skincare) yang kontroversial akibat klaim berlebihan (overclaim). Hal tersebut menuai banyak kontra, terutama dari para dokter kulit yang turut memberikan edukasi kepada pengguna media sosial tersebut. Para dokter ini menjelaskan fakta-fakta yang sebenarnya agar warganet tidak mudah terpengaruh oleh promosi palsu dari produk tersebut. Selain itu, warganet yang cerdas juga turut memberikan kritik terhadap produk tersebut dan tidak mudah terpengaruh oleh promosi berlebihan (overclaim). Namun, masih ada saja orang-orang yang membeli produk tidak resmi tersebut karena tergiur dengan janji untuk mempercantik diri secara instan.
Produk tidak resmi tersebut bahkan sering kali mengajak kerja sama para influencer untuk meningkatkan kepercayaan warganet dan mendorong mereka segera membeli produk yang ditawarkan. Bentuk endorsement ini biasanya dilakukan dengan mengirimkan produk beserta naskah promosi kepada influencer. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk kembali melebih-lebihkan kualitas produk dengan bantuan influencer. Melihat video promosi dari endorsement tersebut, warganet yang kurang bijak dapat dengan mudah mempercayai klaim-klaim tersebut dan segera membeli produk untuk digunakan.
Produk skincare overclaim saat ini mulai banyak dicari orang. Hal ini dimulai karena banyaknya beredar para artis atau selebgram yang menggunakan skincare overclaim tersebut dan mempromosikan khasiat skincare tersebut secara berlebihan. Mulai dari klaim dapat mencerahkan kulit dalam semalam, mengandung niacinamide yang tinggi, dan SPF 50 ke atas.
Mendengar hal seperti ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberikan peringatan keras kepada para produsen yang menjual skincare overclaim dan tidak sesuai dengan kemasan. Hal seperti ini ternyata dapat dikenakan jalur hukum dengan sanksi seperti penjara minimal 12 tahun dan denda paling banyak sebesar 5 miliar.
Skincare yang overclaim memiliki ciri-ciri yang sangat mudah untuk kita temui.Â
1. Promosi BerlebihanÂ
Skincare overclaim sering kali melebih-lebihkan khasiat produk serta memberikan alasan yang tidak masuk akal. Biasanya, mereka menggunakan kata-kata yang polanya mirip atau terkadang sama.Â
2. Menimbulkan Masalah Kulit Â
Membeli skincare yang tidak sesuai kebutuhan kulit dapat memicu jerawat, kulit ruam kemerahan, dan iritasi. Pastikan kita semua membeli skincare sesuai kebutuhan kulit, tidak mudah tergiur oleh promosi yang berlebihan dan sudah terbukti aman.Â
3. Kurangnya Bukti Ilmiah Â
Sering ditemukan skincare yang overclaim tidak memiliki uji lab atau uji klinis yang valid. Pastikan produk yang kalian pakai memiliki hasil uji klinis yang valid dan sesuai klaim.
Penggunaan skincare dengan klaim berlebih dapat menyebabkan dampak negatif karena sering kali produk semacam itu melebih-lebihkan bahan aktif dalam konsentrasi tinggi atau bahan yang tidak sesuai dengan standar keamanan. Selain itu, klaim yang tidak sesuai ini, seperti menjanjikan perubahan yang drastis dan signifikan dalam waktu singkat, menciptakan ekspektasi yang sulit direalisasikan dan membuat konsumen merasa kecewa ketika melihat hasilnya.
Berikut adalah beberapa dampak yang dapat didapatkan ketika menggunakan skincare overclaim:
- Memicu iritasi, jerawat, atau hiperpigmentasi
- Hasil yang sangat jauh dari ekspektasi
- Ketergantungan pada produk
- Merasa dirugikan
- Dampak psikologis seperti kecewa dan rasa tidak puas
- Kerusakan kulit jangka panjang.
Terdapat beberapa tips untuk menghindari skincare dengan klaim berlebih atau overclaim.Â
1. Jangan Mudah Terpengaruh Â
Iklan atau endorsement sering kali berbicara tidak sesuai fakta. Tidak semua promosi atau endorsement memberikan hasil yang nyata.Â
2. Perhatikan Klaim dan Kandungan Produk Â
Hindari produk yang memiliki klaim seperti "mencerahkan muka dalam 1 hari" atau "menghilangkan bekas jerawat dalam satu malam." Produk dengan klaim seperti itu biasanya hanya untuk menarik minat pembeli.Â
3. Kenali Kebutuhan dan Jenis Kulit Â
Pastikan Anda sudah paham dengan kondisi dan jenis kulit Anda, seperti kering, berminyak, kombinasi, atau sensitif. Cari tahu urgensi yang kulit Anda butuhkan untuk segera ditangani.Â
4. Cek Kandungan dan Label Produk Â
Pastikan Anda memeriksa bahan aktif dalam produk skincare tersebut dan periksa kembali apakah fokus kandungannya aman sesuai kebutuhan kulit Anda. Hindari produk yang tidak mencantumkan komposisi bahan dengan jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H