Contoh: Tes awal bahasa Inggris buat tahu level kemampuan sebelum masuk kelas grammar.
Asesmen Formatif dan Sumatif
- Formatif: Asesmen ringan yang dilakukan selama proses belajar untuk perbaikan.
- Sumatif: Asesmen akhir untuk menilai hasil secara keseluruhan.
Contoh: Kuis mingguan (formatif) vs. UAS (sumatif).
Gimana Asesmen Membantu Kita sebagai Mahasiswa?
Sebagai mahasiswa, kita sering cuma fokus ke hasil (nilai), padahal proses asesmen itu bisa membantu kita dalam banyak hal:
Meningkatkan Pemahaman Diri
Kalau kita paham kelemahan kita, kita bisa fokus memperbaikinya. Misalnya, asesmen formatif menunjukkan kalau kamu sering salah di soal logika, jadi kamu tahu harus belajar lebih banyak di bagian itu.Melatih Refleksi
Asesmen yang bersifat as learning ngajak kita buat merefleksikan apa yang udah dipelajari. Ini bikin kita lebih mandiri dalam belajar.Mengasah Keterampilan Non-Akademik
Banyak asesmen, seperti diskusi atau portofolio, sebenarnya ngasih kita kesempatan buat mengasah soft skills seperti komunikasi, kerja tim, dan berpikir kritis.Persiapan Dunia Kerja
Asesmen berbasis proyek atau portofolio lebih realistis buat dunia kerja. Nilai A di laporan praktikum mungkin cuma bertahan di transkrip, tapi cara bikin laporan yang rapi dan terstruktur bisa kepake seumur hidup.
Tips Maksimalin Asesmen buat Belajar
- Jangan takut salah! Asesmen formatif itu tempat buat belajar, jadi nggak masalah kalau hasilnya kurang bagus. Fokus di proses perbaikannya.
- Refleksi setelah tugas besar. Setelah selesai, coba analisis apa yang udah kamu kerjakan. Apa yang bikin susah? Apa yang bisa ditingkatkan?
- Gunakan umpan balik. Kalau dosen kasih komentar, baca dan pahami. Jangan cuma lihat nilainya aja!
Asesmen itu lebih dari sekadar tes atau ujian. Dengan berbagai tujuan yang berbeda, asesmen sebenarnya adalah alat buat membantu kita belajar lebih efektif dan memahami diri kita sendiri. Jadi, jangan anggap asesmen itu beban, tapi lihat sebagai peluang buat jadi lebih baik.