Mohon tunggu...
Nevira Ayu Rihani
Nevira Ayu Rihani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

Human, Culture, and Society

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Pemikiran Anak: Mengenal Tahap Kognitif Piaget

9 Oktober 2024   22:20 Diperbarui: 11 Oktober 2024   06:09 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan kognitif adalah bagian penting dari tumbuh kembangnya anak. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori mendalam tentang hal ini adalah Jean Piaget, seorang psikolog asal Swiss yang terkenal dengan teorinya tentang tahapan perkembangan kognitif. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak terjadi dalam beberapa tahap yang berbeda, yang mencerminkan cara anak-anak memandang dan memahami dunia di sekitar mereka seiring bertambahnya usia. Mari kita jelajahi setiap tahapan tersebut dan bagaimana hal ini mempengaruhi cara berpikir anak.

1. Tahap Sensorimotor (0-2 Tahun)

Pada tahap ini, bayi mulai mengeksplorasi dunia melalui panca indera dan gerakan fisik. Pikiran anak pada tahap ini sangat bergantung pada pengalaman langsung yang mereka peroleh dari interaksi dengan lingkungan.

Beberapa ciri khas dari tahap ini meliputi:

  • Penemuan objek permanen: Di awal tahap ini, anak tidak memahami bahwa objek tetap ada meskipun mereka tidak terlihat. Namun, seiring berjalannya waktu, bayi mulai menyadari bahwa benda-benda tetap ada meski tidak terlihat. Inilah yang dikenal sebagai permanensi objek.
  • Eksplorasi dunia fisik: Anak mulai mencoba berbagai tindakan, seperti menjatuhkan barang atau menggoyangkan mainan untuk melihat dampaknya.

2. Tahap Praoperasional (2-7 Tahun)

Anak-anak pada tahap ini mulai menggunakan simbol-simbol untuk mewakili objek dan peristiwa. Bahasa menjadi lebih berkembang dan mereka mulai bermain imajinatif.

Karakteristik utama tahap praoperasional:

  • Egocentrisme: Anak pada usia ini cenderung sulit untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Mereka berpikir bahwa orang lain melihat, mendengar, dan merasakan apa yang mereka rasakan.
  • Pemikiran simbolis: Anak-anak mulai mampu berpikir secara simbolis, yang berarti mereka bisa menggunakan satu objek untuk mewakili yang lain. Misalnya, menggunakan balok sebagai mobil mainan.
  • Kurangnya pemahaman konservasi: Anak pada tahap ini kesulitan memahami bahwa kuantitas objek tetap sama meskipun bentuk atau wadahnya berubah. Sebagai contoh, mereka mungkin berpikir bahwa segelas air yang dituang ke dalam gelas yang lebih tinggi berarti jumlah airnya bertambah.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)

Pada tahap ini, anak-anak mulai berpikir secara lebih logis tentang objek nyata dan situasi konkret. Mereka mulai mampu memahami konsep konservasi dan berpikir secara logis tentang masalah yang dapat mereka lihat atau alami langsung.

Fitur utama dari tahap operasional konkret adalah:

  • Pemahaman konservasi: Anak pada usia ini sudah dapat memahami bahwa jumlah suatu objek tidak berubah meskipun tampilannya berubah. Misalnya, mereka mengerti bahwa tanah liat yang dibentuk menjadi bola dan kemudian menjadi panjang tetap memiliki jumlah yang sama.
  • Kemampuan klasifikasi: Anak-anak mulai mampu mengelompokkan objek ke dalam kategori dan memahami hierarki antara kategori tersebut.
  • Pemikiran logis tentang situasi nyata: Mereka mulai bisa menarik kesimpulan logis dari apa yang mereka amati secara langsung, namun mereka masih kesulitan dengan konsep abstrak.

4. Tahap Operasional Formal (12 Tahun ke Atas)

Tahap terakhir dari teori Piaget adalah tahap operasional formal, di mana anak-anak dan remaja mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan hipotesis. Mereka tidak lagi memerlukan benda konkret untuk memecahkan masalah; sebaliknya, mereka dapat menggunakan logika abstrak dan pemikiran teoritis.

Ciri khas dari tahap ini:

  • Pemikiran abstrak: Anak-anak mulai dapat memahami konsep-konsep yang tidak selalu berkaitan dengan dunia nyata, seperti cinta, moralitas, dan politik.
  • Penalaran hipotesis-deduktif: Mereka dapat memikirkan kemungkinan yang berbeda untuk suatu masalah dan menguji hipotesis-hipotesis tersebut. Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan beberapa solusi untuk masalah matematika yang rumit tanpa harus mencoba setiap solusi secara fisik.
  • Pemikiran ilmiah: Remaja mulai mengembangkan pola berpikir yang lebih ilmiah, menggunakan logika dan bukti untuk menarik kesimpulan.

Pentingnya Memahami Tahapan Piaget

Memahami tahapan perkembangan kognitif anak berdasarkan teori Piaget dapat membantu orang tua, guru, dan pendidik dalam mendukung proses belajar anak. Dengan mengetahui pada tahap mana seorang anak berada, orang dewasa dapat menyesuaikan cara mengajarkan konsep baru dan memberikan lingkungan yang sesuai untuk mendukung perkembangan kognitif mereka. Setiap anak berkembang pada kecepatan yang berbeda, tetapi memahami prinsip-prinsip umum dari tahapan ini dapat menjadi panduan berharga dalam mendampingi anak tumbuh dan belajar.

Kesimpulan

Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana cara berpikir anak berubah seiring dengan pertumbuhan mereka. Dari eksplorasi sensorimotor bayi hingga pemikiran abstrak remaja, teori Piaget menawarkan panduan yang kaya tentang bagaimana anak-anak memahami dunia di sekitar mereka. Dengan memahami setiap tahapan, kita dapat memberikan dukungan yang lebih baik untuk perkembangan kognitif anak, membantu mereka menjadi pemikir yang kritis dan kreatif.

Sumber Referensi: 

  • Jean Piaget's Theory of Cognitive Development
  • Understanding Child Cognitive Development

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun