Latar Belakang
Pembelajaran geometri pada anak telah dilakukan sejak awal mereka memasuki sekolah. Geometri, yang merupakan ilmu pengukuran yang didasari pada bentuk-bentuk yang telah disimplifikasi dari benda yang ada di lingkungan sehari-hari, juga dapat berperan dalam meningkatkan kreativitas anak serta mengasah kemampuan spasial mereka. Pengajaran geometri sebaiknya perlu diiringi dengan pembawaan yang interaktif, kreatif, dan disertai dengan keterlibatan guru sebagai pembimbing aktif dalam membantu anak untuk dapat memahami konsepnya dengan baik.
Ketika dihadapkan dengan pembelajaran yang sudah ada saat ini, anak sekolah memang mendapatkan pengetahuan dasar tentang geometri, tetapi pada umumnya masih mempelajari relasi spasial dari objek geometri lewat perhitungan matematika biasa saja—relasi ke dunia nyata bersama benda-benda yang ada di sekitar belum terasah dengan baik dalam hal pengajaran kepada anak.
Untuk itu, tim Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat dari Universitas Indonesia menggagas pengajaran interaktif dan kreatif melalui bangun datar dan bangun ruang sejak dini dari anak sekolah berusia 6 sampai 8 tahun. Kegiatan pengabdian masyarakat yang terdiri dari tim yang beranggotakan 8 mahasiswa dari jurusan Arsitektur Interior ini bertujuan untuk secara aktif berkontribusi langsung pada masyarakat sekitar dan menerapkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki mahasiswa dalam hal bentuk dan spasial kepada murid Sekolah Dasar, dengan harapan dapat mengembangkan cara berpikir yang kreatif serta meningkatkan semangat belajar anak dengan pengajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif.
Program pembelajaran ini dilakukan selama dua minggu di SDN Mekarjaya 17 yang bertempat di Kota Depok, dengan metode pengajaran berupa workshop secara daring untuk pengkomposisian bangun datar dan bangun ruang pada buku latihan/buku cerita buatan tim yang sudah dibagikan sebelumnya kepada masing-masing anak.
Persiapan
Program yang dilaksanakan dalam gerakan UI Mengajar ini adalah pembelajaran komposisi geometri dasar untuk siswa ke Sekolah Dasar dengan rentang umur 6-8 tahun, yang pada program kali ini ditargetkan untuk siswa kelas 2 SD. Berlatar belakang tim yang merupakan mahasiswa Arsitektur Interior yang memiliki pemahaman yang baik dalam konsep keterbangunan, merancang, komposisi geometri dan persepsi ruang yang sejalan dengan salah satu poin kurikulum Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang KD dan struktur kurikulum SD-MI mengenai geometri.
Program diawali pada minggu pertama bulan agustus dengan agenda riset terkait materi ajar geometri kelas 1-3 SD. Riset dilakukan berdasarkan pada buku tematik yang digunakan oleh sekolah dan bertujuan untuk mengamati tingkat kemampuan geometri anak pada usia 6-8 tahun. Program dilanjutkan dengan pembuatan TOR pembelajaran sehingga dapat ditentukan media yang tepat untuk digunakan dalam teknis mengajar dan belajar. Pada awalnya, program ini dirancang untuk dilakukan secara tatap muka dengan proyeksi tim pengabdian masyarakat yang dapat mengisi pembelajaran langsung di sekolah. Namun karena adanya pandemik dan pembatasan kegiatan, maka TOR pembelajaran yang sudah dibuat disesuaikan lagi sehingga mampu mengakomodasi pembelajaran di rumah.Â
Program ini disambut dengan baik oleh pihak guru dari SD Mekarjaya 17. Koordinasi antar pihak berjalan dengan lancar dan tim pengabdian masyarakat dapat mendapatkan masukan terkait implementasi program ini berdasarkan kondisi belajar mengajar di rumah dalam masa pandemik. Pada akhirnya, TOR pembelajaran baru meliputi kegiatan pembelajaran yang dilakukan lewat buku cerita interaktif dan juga diakomodasi oleh video pembelajaran oleh mentor yang berasal dari tim pengabdian masyarakat.
Proses perancangan buku cerita ini dilakukan dari bulan September hingga bulan November. Buku cerita ini tidak mengubah esensi Kurikulum 2013 yang mengedepankan partisipasi aktif dari para peserta didik dan juga mengintegrasikan pendekatan pembelajaran interaktif sehingga walaupun dikerjakan dari rumah, buku ini tetap bisa menjadi sarana pembelajaran yang optimal. Konsep interactive learning ini dapat mendorong anak-anak untuk mempelajari sensitivitas terhadap bentuk geometri dan persepsi terhadap ruang, memandang sesuatu bukan hanya secara teknis tetapi juga dalam hal pengalaman dan estetika, yang dapat diterapkan dalam jangka waktu yang panjang.Â
Dalam proses pengkomposisian geometri secara modular ini, diharapkan anak-anak akan mendapatkan kemampuan menganalisa bentuk-bentuk yang ada dan mengeksplorasi bentuk-bentuk tersebut untuk menghasilkan bentuk-bentuk lain yang lebih beragam dan kompleks. Pembelajaran komposisi secara modular juga tidak hanya dapat diterapkan dalam pembelajaran geometri, tapi juga dapat diterapkan dalam hal-hal lain dalam lingkungan pendidikan.
Untuk mengakomodasi pembelajaran geometri tersebut, tim pengabdian masyarakat menyediakan beberapa alat dan bahan kerajinan, seperti pensil warna, gunting, lem dan kertas lipat. Proses pengumpulan alat ini dilakukan pada minggu ke 1-2 November sebelum akhirnya dilakukan proses pengemasan ulang ke dalam bentuk paket belajar untuk masing-masing siswa. Proses percetakan buku pembelajaran dilakukan pada minggu ke 1-2 November dan paket belajar dikirimkan ke sekolah pada tanggal 23 November 2021 untuk dapat didistribusikan oleh tim pengabdian masyarakat secara langsung kepada siswa sekaligus pembelajaran hari pertama.
PelaksanaanÂ
Pembelajaran dilaksanakan secara campur daring dan luring. Pembelajaran secara luring dilakukan pada hari pertama dan terakhir dari kegiatan. Sedangkan pembelajaran secara daring dilakukan dengan siswa menerapkan pembelajaran di rumah masing-masing dibimbing oleh sumber daya pengajar dari tim pengabdian masyarakat melalui video panduan. Hasil pembelajaran didokumentasikan melalui video/foto pada hari terakhir kegiatan secara langsung oleh tim pengabdian masyarakat. Umpan balik dari hasil pembelajaran yang telah diunggah akan diberikan melalui grup whatsapp wali murid dan guru SDN Mekar Jaya 17.
Pengerjaan Asesmen Awal
(Dokumentasi Tim)
Kegiatan pembelajaran ini terbagi menjadi 2 bagian, bagian pertama berupa tes pengetahuan. Tes pengetahuan atau asesmen terdiri dari asesmen awal yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa mengenai geometri dasar, dan asesmen akhir yang bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan pengetahuan siswa setelah dilaksanakannya program.
Kegiatan gerakan UI mengajar bagian kedua meliputi pengerjaan buku cerita interaktif selama 6 hari, dengan berbagai kegiatan yang terbagi menjadi beberapa tahap yang tingkat kesulitannya semakin meningkat, meliputi:
- Memberikan pemahaman mengenai konsep dasar geometri 2D Â dan 3D di awal buku dan di awal pertemuan tatap muka di kelas antara murid dan tim pengajar dengan bimbingan wali kelas dan wali murid. Pemahaman juga diberikan melalui beberapa funfact yang tersebar di beberapa halaman dalam buku.
- Hari pertama mengerjakan 3 kegiatan, yaitu:
kegiatan pertama adalah melengkapi kalimat dan melengkapi gambar dengan menggambar dan mewarnai pola yang telah disediakan.
kegiatan kedua adalah melengkapi kalimat dan melengkapi gambar dengan mewarnai gambar.
kegiatan ketiga adalah melengkapi kalimat dan melengkapi gambar dengan menempel stiker pada pola yang telah disediakan.
- Hari kedua mengerjakan 2 kegiatan, yaitu:
kegiatan keempat adalah menempel stiker di pola  yang telah disediakan untuk melengkapi gambar.
kegiatan kelima adalah melipat untuk membentuk bentuk yang diminta dengan arahan lipat dari buku.
- Hari ketiga mengerjakan 2 kegiatan, yaitu:
kegiatan keenam adalah menggambar objek pilihan yang pilihannya telah diberikan berbagai jenis opsi.
kegiatan ketujuh adalah mewarnai objek yang memiliki ruang/lahan mewarnai yang besar.
- Hari keempat mengerjakan 2 kegiatan, yaitu:
kegiatan ke-8 adalah menempel stiker dengan konteks yang telah disediakan (tanpa pola).
kegiatan ke-9 adalah mewarnai banyak pola satu bentuk geometri tertentu.
- Hari kelima mengerjakan 3 kegiatan, yaitu:
kegiatan ke-10 adalah menempel acak (sesuai keinginan siswa) stiker ke halaman dengan lahan tempel yang terbatas.
kegiatan ke-11 adalah melengkapi gambar dengan keinginan masing-masing.
kegiatan ke-12 adalah menempel stiker dengan narasi yang dibuat sendiri oleh siswa dengan lahan tempel yang luas.
- Hari keenam melaksanakan asesmen akhir sekaligus pengecekan pengisian buku serta pembagian souvenir
Pembagian Souvenir untuk Peserta
(Dokumentasi Tim)
Pemberian Plakat untuk Pihak Sekolah
(Dokumentasi Tim)
Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dengan sedikit kendala yang mengakibatkan perubahan pelaksanaan yang awalnya direncanakan secara online penuh menjadi mixed. Peserta didik juga tampak antusias untuk mengikuti pembelajaran walaupun pelaksanaan pembelajaran dilakukan menjelang Ujian Akhir Semester. Proses pembelajaran yang dilakukan melalui media dan aktivitas kreatif juga menarik perhatian siswa dalam belajar. Kedepannya diharapkan sekolah dapat tetap menerapkan program ini lewat booklet panduan yang diberikan oleh tim pengabdian masyarakat sehingga dapat tercapai program belajar yang tidak hanya berkelanjutan, namun juga menyenangkan dan melatih kreativitas anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H