Mohon tunggu...
Nevi KristinS
Nevi KristinS Mohon Tunggu... Guru - Bisnis Women

Nevi Kristin S adalah mahasiswi Universitas Teknologi Digital, hobi saya bernyanyi dan menari. Saya menerima kritik dan saran yang membangun untuk blog ini. Anda bisa menghubungi saya melalui alamat e-mail nevikristin60@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Output SDM sesuai MSDM dan Kepemimpinan

20 Mei 2024   15:06 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:32 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa prinsip kunci dalam Fundamental Leadership:

  • Kesadaran Diri: Para pemimpin hebat memahami kekuatan, kelemahan, bias mereka sendiri, dan bagaimana tindakan dan emosi mereka berdampak pada orang lain. Ini membantu mereka menjadi autentik, membangun kepercayaan, dan membuat keputusan yang lebih baik.
  • Integritas: Seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi timnya. Integritas adalah fondasi dari kepercayaan dan kredibilitas. Tanpa integritas, seorang pemimpin akan kehilangan pengaruhnya.
  • Integritas adalah bagaimana seorang pemimpin dapat dipercaya antara kata dan tindakan.
  • Visi yang Jelas: Seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas tentang arah dan tujuan organisasi. Visi ini harus diartikulasikan secara jelas kepada tim dan menjadi sumber inspirasi bagi mereka.
  • Prinsip fundamental kepemimpinan memastikan pemimpin dapat membangun, memiliki, dan menyampaikan visi ke depan bagi diri dna organisasinya.
  • Empati: Kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh anggota tim sangatlah penting. Dengan memiliki empati, seorang pemimpin dapat memotivasi, mendukung, dan memandu timnya dengan lebih efektif.
  • Kemampuan Komunikasi yang Efektif: Komunikasi yang baik adalah kunci dalam kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin harus mampu menyampaikan pesan dengan jelas, mendengarkan dengan baik, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
  • Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan: Pemimpin yang efektif mengumpulkan informasi, menganalisis situasi, mempertimbangkan pilihan, dan membuat keputusan yang tepat -- bahkan dalam keadaan yang kompleks dan sulit.
  • Delegasi: Pemimpin mengetahui cara mendelegasikan secara efektif, mencocokkan tugas dengan keterampilan anggota tim, sekaligus memberikan tingkat dukungan dan pengawasan yang tepat.
  • Kesediaan untuk Belajar: Seorang pemimpin harus bersedia untuk terus belajar dan berkembang. Dunia terus berubah, dan pemimpin yang efektif harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutip Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu:

  • Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
  • Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
  • Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturanperaturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
  • Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
  • Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
  • Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikut didalamnya.

Pendidikan swasta merupakan pilihan kedua yang dapat ditempuh setelah pendidikan negeri terpenuhi. Pandangan tersebut tentu telah bergeser melihat perkembangan dunia pendidikan saat ini. Saat ini lembaga pendidikan swasta telah menarik perhatian setiap orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Menilik beberapa alasan yang sahih dari beberapa penelitian yang digabungkan menjadi satu, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini sesuai dengan realita yang ada. Hasil penelitian menemukan beberapa alasan kuat bagi orang tua untuk memilih sekolah swasta daripada sekolah negeri.

Hasil tersebut didominasi oleh faktor-faktor seperti prestasi akademik, fasilitas sekolah, kualitas guru, kinerja sekolah, jumlah lulusan yang diterima universitas ternama, kedisiplinan yang diterapkan sekolah, lokasi strategis yang dapat dijangkau dengan transportasi umum, fasilitas sekolah yang lengkap, beberapa anggota keluarga bersekolah di sana terlebih dahulu, nilai-nilai agama yang digunakan di sekolah, biaya pendidikan di sekolah, dan sekolah swasta yang bernuansa Islam sangat memperhatikan motif ideologis, motif edukatif, motif strukturalis, motif ekonomi, dan motif pragmatis.

Hubungan antarmanusia (human relation) akan tercipta serta terpelihara dengan baik jika da kesediaan melebur sebagian keinginan individu demi tercapainya kepentingan bersama yang didasarkan atas saling pengertian, herga-menghargai, hormat-menghormati, toleransi, menghargai pengorbanan, dan peranan yang diberikan setiap individu anggota kelompok/karyawan.

  • Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif tetap dan sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan, sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Serangkaian variabel di atas menentukan persamaan dan perbedaan dalam perilaku seseorang individu.
  • Kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi kepribadian seseorang adalah kekuatan keturunan, kekuatan kebudayaan, kekuatan hubungan keluarga dan kelas sosial atau pendidikan, dan kekuatan lain dari keanggotaan kelompok.
  • Pimpinan akan dapat memahami perilaku dan kemauan seseorang karyawan untuk melebur keinginan dan kepentingannya demi tujuan bersama setelah mengetahui kepribadian orang tersebut. Karena kepribadian seseorang berhubungan erat dengan persepsi, sikap, belajar, dan motivasinya.

Itulah tadi beberapa penjelasan yang bisa saya bagikan, semoga bisa membantu dan menjawab dari beberapa pertanyaan teman-teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun