Butiran embun membuka hati
Hati yang terbuka dengan mata menari
Suguhan pandangan yang mendalam
Sehingga hati menjadi tenteram
Kala teringat badai menerpa
Menembus hati membuat luka
Risau melanda dan membara
Tenang dicari segala cara
Bertemu insan saling menyapa
Luka tertutup tak sengaja
Tak sadar hati terobati ramuan
Dari tampak jiwa yang berkilauan
Detik-detik terlihat bentuk
Tak pernah sekalipun terasa suntuk
Diiringi musik melantun merdu
Berharap jiwa bersama menjadi syahdu
Sedari dulu tak pernah terlintas
Dibenaknya yang dulu datar
Sekali terpampang jelas
Hati dibuatnya bergetar
Tertegun diri tersadar
Baru saja terlihat rupamu yang megah
Kenapa engkau diciptakan merekah?
Sesal tak sadar selama ini biarlah
Apakah aku yang tak pernah mendapati?
Padahal selalu kulihat nampakmu
Maaf diri baru menyadari
Saat kuterima hiburmu
Hei rupawan,
Teruslah untuk selalu bersinar
Takdir berkata begitu
Agar kau tak perlu menyamar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H