Aku baru saja menyelesaikan sebuah buku yang menyertakan burung bangau kertas di dalamnya. Tokoh utamanya, yang diam-diam menyukai teman sebayanya, membuat burung bangau kertas. Pada satu masa, dia bahkan membuat bangun kertas tersebut pada malam hari, di balik selimut. Demi apa itu? Demi menyatakan kerinduannya.
Di sisi sebelah dalam kertas yang kemudian dilipat menjadi burung bangau kertas tersebut dia menuliskan, aku merindukanmu.
Jika satu burung bangau kertas mewakili 1 keping rindu, maka 41.300 burung bangau kertas untuk 41.300 keping rindu. Jumlah yang sangat cukup untuk mengekspresikan cinta yang mendalam. Bagai jumlah embun yang tertinggal di dedaunan. Seperti rinai gerimis sekejap yang turun sekedar membasahi teras depan rumah.
Ih, jadi romantis gini.. :) Begitulah efek yang ditimbulkan oleh bacaan manis yang memberi kesan romantis. Buku-buku bacaan acapkali memberikan rasa tertentu, sensasi melankolis dan cita rasa after-reading lainnya.
***
Adakah kemungkinan di waktu mendatang, aku akan membuat burung bangau kertas dalam jumlah yang sangat banyak?Â
Mungkin saja. Bisa jadi. Untuk harapan dan keinginan menjelajah Indonesia setidaknya ke-50 kota, ke-100 pantainya dan menikmati kuliner lokal sebanyak-banyaknya .. :)
Di lantai kamarku, ada sebuah toples plastik bertutup warna hijau setinggi 24 cm dengan diameter 10 cm. Toples tersebut berisi sejumlah bangau kertas. Karena dibuat dari kertas yang bercorak dan berwarna-warni, toples tersebut terlihat cantik dengan burung bangau warna-warni dan bercorak dengan berbagai jenis ukuran.
Setiap kali terlintas tentang rindu, tentang harapan dan tentang keinginan, aku akan mengangkat toples tersebut setinggi mataku. Toples yang isinya menggambarkan tentang kerja keras, tekad sekaligus kelembutan. Ada perasaan lega yang muncul. Seperti keyakinan bahwa setelah malam berlalu, pagi akan datang. Seperti rindu yang selalu dibawa ombak ke pantai. :)
***