Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Tempat Wisata di Lampung - Sicaper 8

28 Desember 2022   01:27 Diperbarui: 30 Desember 2022   10:10 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami menyewa joki motor setempat. Jalan menuju ke Pematang Sunrise dimulai dengan jalan tanah, kemudian disusul dengan tanjakan relatif tajam. Jarak dari jalan tanah ke Pematang Sunrise sekitar 1 kilometer. Kontur tanah yang bergelombang, berkelok dan genangan air sisa hujan semalam masih terlihat. Bagian kiri dan kanan jalan terlihat tanaman jagung yang sudah mengering, pohon-pohon pisang yang berbuah, dan turunan curam di sisi kanan jalan. Sekumpulan pohon Sengon terlihat ketika kami mendekati areal Pematang Sunrise. Areal ini sering juga digunakan untuk berkemah.

Akhirnya, kami berdiri di ujung Pematang Sunrise dan melihat sampai jauh. Menara Siger di hadapan pelabuhan Bakaheuni pun terlihat. Lama kami terpukau memandang pemandangan tersaji. Sudah sangat terlambat untuk menjumpai matahari terbit. Namun, setidaknya kami sempat menatap sebuah pulau yang terlihat seperti bentuk hati.. :)

Dalam perjalanan menuju tempat wisata berikutnya, kami berbincang tentang banyaknya jenis pisang yang kami bisa lihat. Salah satu yang menarik adalah jenis pisang yang buahnya seolah saling menjauhi dan arahnya sangat tak beraturan. ;)

Pemandian Air Panas Way Belerang

Way Belerang (Dokpri.)
Way Belerang (Dokpri.)

Perjalanan menuju tempat wisata ini menanjak. Setelah berbelok ke jalan yang lebih kecil, kami melintasi persawahan dengan latar depan gunung dan awan yang menggantung sangat rendah. Kami melewati rumah-rumah penduduk. Juga melewati 2 tempat wisata yang juga adalah pemandian air panas. Dalam perjalanan menanjak kali berikutnya sekitar 15 menit, kami seolah bergerak mendekati gunung. Makin dekat sehingga gunung tersebut terlihat makin jelas.

Ketika tiba di areal pemandian air panas Way Belerang, kami disambut oleh ibu-ibu yang membantukan mengarahkan parkirnya mobil sambil menawarkan bubuk belerang dagangan mereka. Bubuk belerang tersebut, bisa dioleskan ke tubuh. Dan cukup aman untuk dipakaikan ke bagian wajah. Tidak hanya bubuk belerang, ibu-ibu tersebut juga menawarkan air dogan. Ada fasilitas kamar mandi untuk bilas setelah berendam air panas. Dengan membayar 2 ribu, kita bisa mandi. Harga tiket masuknya Rp.10.000/orang dan ongkos parkir mobilnya Rp. 10.000/mobil.

Terdapat 3 kolam pemandian di Way Belerang. Di bagian atas, terdapat 1 kolam yang diperuntukkan untuk anak-anak. Dalamnya kolam sekitar 50 cm. Dua kolam yang lain bersisian dengan kedalaman 1.5 meter. Di beberapa sisi kolam tersebut ada 3 -- 4 undakan atau anak tangga. Sehingga pengunjung bisa sambil duduk-duduk santai berendam menikmati air hangat.

Sumber air panasnya terdapat di bagian dalam kolam yang lebih kecil. Gelembung-gelembung kecil terlihat di permukaan air kolam. Setelah beredam agak lama, aku melihat gelembung-gelembung sangat kecil seperti menempel di tanganku.   

Sebelum memasuki air kolam air hangat, aku masih bisa mencium aroma kuat dari belerang. Namun, ketika sedang berendam dalam air hangat belerang tersebut, aku tidak mencium lagi aroma kuat belerang.

Pantai Kedu Warna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun