Draft tulisan yang satu ini sudah ada sejak tulisanku terposting di Kompasiana pada angka 308. Dan aku posting tulisan tersebut pada tanggal 30 April 2021 ( Baca: https://www.kompasiana.com/nev_sihombing/608b1b318ede4826c9304eb3/akhirnya-sampai-di-sini-tulisan-ke-300?page=all#section1 ). Naaaah, sejak waktu itu, aku sudah memulai persiapan menulis batu pijakan selanjutnya. Pijakan yang ke-500. Lagi-lagi, tulisan ini adalah perayaan telah sampainya tulisan pada milestone ke-500. Artinya, sepanjang waktu-waktu sejak di tulisan 308, aku sudah menyiapkan diri menuju tulisan ke-500.
Setelah tulisan ke-300, apapun yang ingin kutulis, ya, ditulis saja. Apakah selalu ada banyak pembaca yang mampir? Tak tentu. Â Apakah hasil tulisannya cukup menarik untuk dibaca berulang kali? Bisa iya, bisa juga tidak. Sekalipun setiap kali mampir ke tulisan sendiri, dan melihat jumlah pembaca pada setiap tulisan yang jika digabungkan tidak cukup untuk bisa masuk ke dalam daftar untuk bisa mendapatkan hadiah uang, akan tetapi aktifitas menulis tetap berjalan. Tentu saja, perjalanan panjang hingga ke milestone ke-500 tidak semulus rencana di atas kertas. :)
Menemukan ide untuk ditulis adalah satu hal. Menuliskan ide tersebut menjadi tulisan yang gurih dan renyah adalah satu hal yang lain pula. Entah sampai berapa jam pengalaman menulis yang harus dijalani supaya bisa menghasilkan tulisan yang tetap menarik dibaca kapanpun. #menarik nafas panjang
Sok nyesetatistik. Ketika memutuskan untuk mendaftar menjadi anggota keluarga besar Kompasiana, aku berencana menuliskan tentang hal-hal biasa yang terlihat di keseharian. Terutama tentang kesukaanku pada kopi dan mendatangi bazaar buku; tentang apa saja yang terlihat di masyarakat juga tentang keresahan personal yang dianggap "tidak biasa". Hehehe.. Bukan puisi. Aku tidak cukup pandai merangkai kata untuk menuliskan baris-baris puisi. Melihat ke belakang, yang terjadi adalah kian hari, justru puisi yang mendominasi tulisan-tulisanku. Â
Sejak mendaftarkan diri pada bulan November 2018, aku telah posting 15 tulisan di tahun itu. Diantara 15 tulisan itu, aku menulis puisi 1 buah (6,7%). Tahun 2019, ada 71 tulisan dan aku menulis 40 puisi (58,3%). Tahun 2020, ada 139 tulisan, dengan 78 puisi (56,1%). Tahun 2021, 71 puisi (36,2%) diantara 196 tulisan. Sebelum tulisan ini, sudah ada 31 puisi (39,7%) Â diantara 78 tulisan. Angka-angka tersebut menunjukkan betapa minatku terhadap menulis puisi sangat besar..
Setiap tahun, ada saja beberapa tulisanku yang hadir di kategori yang belum kumasuki sebelumnya. Untuk kategori puisi, humaniora, travel, film, hiburan dan hobi selalu hadir sejak kali pertama aku menulis di Kompasiana. Di tahun 2019, aku menulis kategori Gaya Hidup untuk pertama kalinya. Di tahun 2020, aku menulis kategori Kesehatan untuk pertama kalinya. Sedangkan pada kategori Diary, Foodie, Musik, Kuliner dan Love, aku ikut berbagian untuk pertama kalinya di tahun 2021. Bagaimana dengan tahun 2022? Tahun ini, aku untuk pertama kalinya menulis di kategori Trip.
Kian waktu, makin banyak muncul kategori yang baru. Hal itu membuktikan 2 hal, yaitu pertama, selalu ada hal baru yang menjadi concern para Kompasianer dan yang kedua Kompasiana mengakomodir dengan baik tulisan-tulisan para Kompasianer sehingga merasa perlu untuk menyiapkan kategori baru sebagai wadah tulisan-tulisan tersebut.
Tidak berlebihan rasanya jika di waktu mendatang akan muncul kategori Drama Series -- mengingat banyaknya penikmat drakor -- dan Pantun.
Apakah setelah tulisan ke-500 akan lebih banyak tulisan dengan kategori film yang akan muncul karena aku punya daftar drakor yang sedang ditonton? Atau, akan lebih banyak puisi lagi yang akan hadir? Belum tahu juga. Atau, akankah bermunculan tulisan tentang isu sosial yang sedang berkembang di masyarakat? Mungkin juga. Tidak sabar untuk melihat perjalanan tulisan sendiri.. :)
Betapa sulitnya menulis secara teratur. Itu betul. Menjadi tekun dengan melakukan hal yang rutin adalah satu hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Termasuk menulis. Targetku adalah menghasilkan tulisan sebanyak 250 setiap tahun. Sejauh ini, tulisan di  tahun 2021lah yang terbanyak. Itupun masih belum bisa mencapai target 250 tulisan. Menulis teratur itu, sulit.
Extra miles. Apakah aku tahu seberapa lama perjalanan tulisan 300 ke tulisan 500? Tidak. Aku tidak tahu. Entah butuh berapa banyak ide, entah butuh berapa judul drakor dan film yang ditonton, entah butuh berapa banyak buku yang akan direview, agar tiba di angka 500. Namun, aku merasa perlu berjalan lebih jauh. Â Seberapa jauhkah extra miles? Apakah sampai aku menulis pada kategori yang belum pernah kupilih sebelumnya?
***
Tulisan ini adalah cara untuk merayakan perjalanan yang sudah sedemikian jauh dari langkah pertama, posting pertama kali di Kompasiana. Juga, merayakan pertemanan yang muncul sebagai bentuk mutual-respect sesama Kompasianer; merayakan setiap diksi baru yang kemudian berkembang menjadi kalimat; merayakan ide-ide baru untuk dibagikan; merayakan kekayaan khazanah literasi; merayakan masa-masa tertentu yang dibawa bersama banyaknya tulisan yang telah dihasilkan sepanjang masa.
Oh, iya, akhirnya aku memutuskan menuliskan catatanku ke kedai-kedai kopi di blog pribadi. Juga sebagian puisi dan review buku. Yang karena masih belum setekun di sini, catatan di sana masih belum banyak. Milestone ke-500, langkah mencari makna tekun yang sebenarnya. :) (RS)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H