Menyusuri jalan tepi pantai Losari adalah salah satu hal yang menyenangkan untuk dilakukan ketika berada di Makassar. Jika tidak dihalangi bangunan, maka akan terlihat perairan di sebelah kiri jalan Losari secara langsung.
Semalam, setelah sejam tiba di penginapan, aku mencoba untuk istirahat. Mungkin karena masih kelelahan, aku masih belum bisa tidur. Dari kamar di lantai 3, aku naik ke lantai 4. Dari lantai 1, terdengar suara sorakan.Â
Sorakannya terdengar sampai roof-top Pod House di lantai 4. Entah pertandingan Negara apa melawan Negara apa, subuh hari ini. Tidak banyak pertandingan Piala Dunia tahun itu yang aku tonton. Sekalipun demikian, aku masih tetap menjagokan Jerman. Sejak lama. :)
Menjelang subuh, barulah aku bisa terlelap. Kasur yang empuk, seprai putih lembut wangi dan selimut putih yang hangat, melelapkanku segera.
Pagi menyapa Losari. Dengan membawa selimut tebal, aku naik lagi ke rooftop. Menikmati udara pagi dan memandang sebuah bangunan megah di sebrang sana, yang terlihat di tepi Losari juga. Seorang turis mancanegara sedang menikmati roti tawarnya. Kami bertukar rencana perjalanan selama di Makassar. Aku katakan padanya, aku sudah membeli tiket pulang.
Aku melewatkan sarapan pagi, jadi memutuskan makan siang lebih awal. Ada beberapa rumah makan yang sejajar dengan Pod House. Aku memutuskan menuju yang paling dekat.
Sepagian, aku melihat beberapa tujuan kunjungan radius 3 kilometer dari Pod House. Ada Museum, ada pelabuhan dan ada Fort Rotterdam. Salah satu yang terdekat adalah Fort Rotterdam; sebuah benteng peninggalan Belanda.
Jarak pelabuhan Makassar (yang dikenal juga dengan nama pelabuhan Soekarno-Hatta) dari Pod House sekitar 1,5 kilometer. Aku ingin sekali mampir ke sana. Ingat, bertahun-tahun lalu pernah sandar di pelabuhan Makassar ketika melakukan perjalanan dengan kapal motor PELNI.
Ada angkutan kota yang melintas di depan Pod House. Warnanya pun ada beberapa jenis. Beberapa kali, para supir angkot meminggir supaya aku bisa naik. Ada beberapa cara menuju ke Fort Rotterdam. Bisa naik angkot. Bisa jalan kaki. :) Demi hemat, sehat dan irit, aku pilih jalan kaki.. Hehehe...
Penginapan di Sepanjang Jalan
Ternyata, ada begitu banyak penginapan, baik besar dan kecil; hotel dan penginapan di sepanjang perjalanan menuju pelabuhan. Â Juga pertokoan. Beberapa hotel bahkan berada tepat di tepi laut. Sehingga pemandangan juga berandanya berada di sisi terdekat laut. Mengingat lokasinya di dekat pelabuhan, bisa jadi wilayah ini merupakan salah satu pusat perekonomian di masanya.
Kalau kelak ada rencana ke Makasar, aku tidak perlu khawatir tentang penginapan. Mau pesan online, mau datang langsung, ga akan jadi masalah. Selalu ada pilihan. Tergantung, budget untuk penginapan berapa yang sudah dipersiapkan. :)
Aku juga melihat banyak toko yang menjual oleh-oleh khas lokal, baik cendera mata, kain tradisional, syal, maupun camilan lokal. Saat perjalanan balik ke penginapan, aku mau mampir.
***
Aku menghabiskan berjam-jam di Fort Rotterdam. Matahari sudah turun, ketika aku meninggalkan benteng ini. Belum bisa mampir ke pelabuhan. Mungkin, di waktu mendatang bisa mampir.
Penasaran di mana posisi kanal, tempat aliran air laut untuk kapal besar masuk ke sisi benteng Fort Rotterdam, maka aku menyusuri kembali jalan arah pulang ke Pod House.
Dengan berjalan kaki, aku berkesempatan berjalan ke sebrang Fort Rotterdam. Dan, melihat sebuah tugu yang telah ditinggalkan. Jejak lampau, yang tertinggal. (RS)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H