Pod House menggunakan lantai 1 sebagai kedai kopi dan sedikit ruang untuk administrasi penginapan. Sedangkan kamar, berada di lantai 2 sampai 4. Lantai 2, khusus untuk tamu pria; lantai 3, untuk tamu wanita; dan lantai 4, untuk keluarga. Roof-top berada di lantai 4.
Anak tangganya memanjang dan terbuat dari kayu. Perasaan hangat segera terasa. Lantai 2 dan 3, terdapat 2 kamar. Di dalam setiap kamar, terdapat 10 tempat tidur bertingkat. Dan tiap tempat tidur dilengkapi dengan tirai seperti kapsul. Setiap tempat tidur yang ada pemiliknya, tirainya akan turun. Sangat personal.
Backpacker bisa menyimpan ranselnya di sebuah kompartemen yang berada di bawah tempat tidur. Jika ranselnya tidak cukup untuk dimasukkan ke dalam kopartemen, ada loker untuk menyimpang barang di bagian luar kamar. Kunci bisa diminta pada pengelola.
Dalam setiap kapsul tempat tidur, kasur empuk yang sudah dipasang seprai. Selain itu, kapsul dilengkapi bantal tebal empuk dan selimut tebal hangat. Semuanya berwarna putih. Ada rak-rak untuk menyimpan banyak barang. Ada lampu yang sangat terang. Ada juga colokan untuk mencharge barang-barang elektronik (hape, laptop dan kamera). Hangat dan nyaman. :)
Selimut yang nyaman itu bahkan ikut ke roof-top setelah aku mencoba untuk tidur namun tak berhasil. Aku menggotong selimut dari kamar di lantai 3 ke rooftop di lantai 4, menyelimuti diri sendiri berharap segera mengantuk. :) Berada di tempat yang bukan rumah, memang butuh waktu untuk bisa segera terlelap.
***
Tahun itu adalah tahun penyelenggaraan piala dunia. Semua sedang mengalami demam, demam piala dunia. Salah satu musim yang datangnya 4 tahun sekali, musim piala dunia. Lantai dasar yang adalah kedai kopi itu diberdayakan untuk nonton bareng piala dunia. Â penuh dengan pengunjung.
Selama 2 malam di sana, aku tidak sempat bergabung dengan penggemar bola. Selama 2 malam di lantai 3, aku tidak ikut menjadi penonton piala dunia. Jangankan menyempatkan minum kopi di lantai dasar, menikmati roof-top bersama pengunjung kedai kopipun belum sempat. Menurut info pengelolanya, batas waktu pengunjung kedai kopi ke rooftop sampai jam 11 malam.
Semoga di piala dunia mendatang, aku mampir lagi ke sana dan menikmati serunya nonton bola bareng bersama penikmat bola, demi mendukung kesebelasan Jerman menjadi juara. Maunyaaaa.. ;)
Menjelang menuju Masamba, aku baru memperhatikan ada resto fastfood 24 jam tak jauh dari podhouse. Lain kali, aku akan datang, dan menikmati malam di sana. :) (RS)
***