Mereka berkata, semua hari sama saja.
Aku berkata, "Tanpamu, tiada hari yang sama."
Tanpamu...
Hari menjadi sangat sulit dijalani.
Sudut-sudut rumah kita, menyatakan ketiadaanmu, kini.
Bunga-bunga di teras, tiada berpemilik.
Tanpamu...
Banyak kebiasaan berhenti.
Banyak rutinitas yang tersendat.
Banyak jejak, perlahan memudar.
Banyak percakapan yang menghilang.
Tanpamu...
Dapur menjadi lebih tidak sibuk.
Sesekali, kami melongok ke ruang tamu dan menatap pintu.
Ruang tengah, menjadi perlintasan sekejap.
Teras, halaman, pekarangan dikelilingi kesunyian savanna dan sabana.
Semua hari tak sama. Tak ada hari yang sama.
Tak semua hari, sama.
Tidak akan pernah sama lagi. Sampai kapanpun.
***
Catatan dari kotaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H