Setapakpun tak dapat maju.
Seincipun tak mampu
Sembilu terasa menusuk dan ngilu.
Kusut, masai.
Tak bisa melihat hari depan.
Bukan milik kita, kita belum tentu ada di sana.
Masa depan yang entah berapa jauh, masa depan yang entah berapa lama lagi.
Tidak sanggup melihat hari yang tak tentu dijalani.
Setapakpun tak dapat bergegas.
Menggerakkan nyalipun tak mampu.
Sembilu terasa menusuk dan pedih.
Luka, trauma.
Duhai...
Berhenti melakukannya.
Sebelum aku menyakiti diri sendiri.
Sebelum kau menyakiti dirimu sendiri.
Sebelum dia menyakiti hidupnya.
Tak mampu...
Tak sanggup...
Helaan nafas menyeret kegentaran masuk ke dalam benak.
Di mana lagi, ke mana lagi akan memperoleh kekuatan beranjak maju?
Pada siapa, untuk siapa masa depan milikku ini?
Milikkukah, masa depanku?
***
Catatan dari kotaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H