Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

House on Wheels Season 3: Si Bungsu yang Ramah dan Menyenangkan (Bagian 4)

18 Januari 2022   10:24 Diperbarui: 18 Januari 2022   10:58 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih dalam perjalanan House on Wheels season 3 menjelang akhir musim gugur. Hamparan warna hijau, kuning dan hijau kekuningan terlihat sejauh mata memandang. 

Cuaca dingan dengan matahari memancarkan cahaya hangat. Hamparan tumbuhan teh yang melandai dari pegunungan menuju dataran rendah, pantulan cahaya di atas permukaan pepohonan, sayur-mayur dan tumbuhan hijau lainnya; dan bentang biru laut di balik pegunungan seperti lukisan yang dilukis dengan warna-warni permenan yang cemerlang. 

Juga, pelukan hangat Gong Myung yang selalu mendebarkan dan menenangkan. Sambutannya yang manis dan tawanya yang renyah selalu memihak pada setiap tamunya. Keceriaannya terus ada mulai perjalanan dimulai, makan malam, sedang memasak dan di segala cuaca dan hawa; juga pada semua tamu. 

Jejak musim gugur telihat pada pohon-pohon di tepi jalan raya yang kering dan tak memilliki dedaunan. Tumbuh tegak dengan ranting-ranting menghadap ke langit, seperti penjaga musim yang menantikan pergantian tugas jaga. Dan, cahaya matahari yang cahayanya menembus hutan-hutan musim gugur yang dipenuhi pohon pinus dan sipres dengan warna-warni musim gugur dengan sapuan gradasi warna kuning, orens, coklat dan kemerahan. 

Dari permukaan tinggi daratan, terlihat persawahan dan ladang penuh dengan warna kuning, permukaan laut, bukit-bukit yang berhadapan-hadapan dengan selimut hijau tua, langit biru dengan awan-awan berkejar-kejaran. Bentang alam seperti  ini memang selalu menjadi pilihan dan kesukaan. Entah mengapa, bisa memunculkan perasaan gemar dan hangat dari dari hati.

Memetik jamur musim gugur  yang bisa dijadikan camilan, mencicipi buah murbei merah yang tumbuh di sepanjang jalan agak menanjak menuju lokasi kereta monorel. Menuruni pegunungan menggunakan monorel sambil menyentuh pepohonan yang dekat rel monorel. Dan, melihat rumput muhly merah muda. Merah muda diantara hijau yang diperciki cahaya sore membuat udara terasa hangat sekalipun akhir musim gugur memberikan semburat dingin di tepi-tepinya. Termasuk juga ketika melihat bayangan pepohonan, rumah beroda, tenda yang memanjang disinari matahari sore.   

Menikmati jalan-jalan ringan menuju hutan cemara di depan rumah setelah makan malam. Dan, ikut takjub menyaksikan begitu banyaknya bintang terlihat dengan jelas di langit malam berwarna biru gelap. 

Lalu, terdengar suara air mengalir dari sungai yang berada di tepi hutan. Ketika pagi datang, hutannya menguning dengan sinar matahari yang memancar cemerlang. Berjalan pagi menuju hutan yang disiram cahaya kuning sambil menatap cahaya matahari yang menyinari Bumi dengan baris-baris cahaya yang menembus dedaunan.

Kemudian, mobil beroda dibawa dari pinggir gunung dan dihentikan di depan Laut Namhae. Pemandangan putih kebiruan permukaan laut yang diciprati cahaya matahari menjelang siang menambah lapar.

Perjalanan menuju tepi laut melewati barisan hutan memanjang dengan jenis pepohonan berbeda. Ukuran dan warna; ketinggian dan bentuk; membentuk harmoni hutan. 

Ribuan pepohonan yang warna dedaunannya mengikuti musim. Barisan warna kemerahan, jingga, kuning dan kehijauan menambak semarak udara yang masih meninggalkan jejak dingin di atas permukaan tanah. 

Laut terlihat begitu dekat dari jendela rumah beroda. Siang hari, pulau terdekat bisa terlihat dengan laut yang bersinar. Dan ketika hari makin gelap, matahari tenggelam dalam warna ungu yang memikat. 

Kapal-kapal penangkap ikan bisa terlihat dari teras depan rumah. Tak jauh dari rumah, ada lokasi memancing ikan. Memancing adalah salah satu kegiatan menyenangkan di tepi laut. Walaupun tidak semua bisa beruntung mendapatkan ikan. Hehehehe.. 

Menikmati jamuan makan malam di pinggir laut sambil menyaksikan matahari tenggelam adalah pengalaman membahagiakan. Menyaksikan lewat layar kaca, membangkitkan kenangan akan pengalaman yang sama di waktu lampau. 

Cahaya memanjang matahari sore di permukaan laut sebelum akhirnya menghilang; bulatan kuning di balik gunung dihiasi gradasi jingga cemerlang; punggung perbukitan diselimuti siluet cakrawala, menciptakan sensasi sukacita dan senyum di sudut mata, yang berlangsung lama. Pemandangan indah selalu meninggalkan jejak tak lekang dalam hati pun ingatan.


Boseong, provinsi Jeolla Selatan
Chun Woo Hee (Waiting for Rain, The Beauty Inside) menjadi tamu dalam perjalanan ke-4 ketika House on Wheels season 3 ini melakukan perjalanan ke Boseong, provinsi Jeolla Selatan. Woo Hee memerankan putri Dong Il di film Thread of Lies pada tahun 2013. Dan, bermain bersama Gong Myung pada drama Be Melodramatic.

Seperti biasa, aktivitas bersama yang dilakukan anggota keluarga dan tamu adalah mempersiapkan lauk-pauk untuk dimasak. Mulai mencuci dan merebus kerang yang adalah hasil dari daratan berlumpur tepi pantai; mencuci dan memotongi sayur-mayur, mempersiapkan bahan membuat saus dan meracik saus; mempersiapkan kimchi; memasak nasi dan mempersiapkan peralatan makan mulai dari sendok, garpu, sumpit, mangkuk berbagai ukuran. Dan, kegiatan yang dilakukan untuk membentuk kenangan indah adalah naik monorel ke tempat pemerikan jamur musim gugur dan memancing di tepi laut.

Sore hari menjelang petang, datanglah Cho Hyun Chul (D.P., The Tunnel). Woo Hee dan Hyun Chul bertemu dalam drama Argon. Sedangkan Hee Won bertemu Hyun Chul dalam film Best Friend. 

Sama seperti episode-episode sebelumnya yang memamerkan makanan yang dimasak bersama, makan malam kali inipun dipenuhi dengan berbagai masakan dengan hasil laut ikan corvina, kepiting, gurita dan kerang. Tak lupa, kimchi. 

Warna-warni kekuningan dan kecoklatan hasil masakan, ditambah putih nasi teh hijau serta hijau cabai memenuhi meja. Bagaimana dengan Myung? Makan dengan lahap dan tambah nasi. Selalu seperti itu, si bungsu yang tak pemilih makanan. Ikutan lapaaaaaar..
***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun