4. Mengaku kalah
Ketika anak-anak mengetahui bahwa biji congklak lebih banyak, anak-anak belajar mengaku kalah. Kalah membuktikan, lawan main sedang bermain lebih baik.
5. Menerima kemenangan diri
Pada saat yang sama, jika anak-anak melihat jumlah biji congklaknya lebih banyak, anak-anak bisa menerima bahwa diri mereka menang dan belajar menerimanya dengan rasa adil. Menang, tanpa rasa congkak.
6. Membagi secara adil dan merata
Ketika permainan congklak dimulai, pemain akan membagi sama rata biji congklak. Masing-masing lobang berisi 7 buah. Jika pada setiap lubang jumlah biji kurang dari 7, permainan belm bisa dimulai.Â
Disisi lain, permainan congklak menonjolkan pembagian yang adil. Setiap lubang yang akan dilalui biji congklak harus menerima biji congklak, kecuali lubang agak besar di sebelah kanan yang mendapat giliran main. Belajar bagaimana membagi secara adil dan merata, bisa dilatih sambil memainkan congklak.
7. Memperhatikan strategi untuk menang
Supaya bisa mengisi lubang yang besar lebih banyak, biasanya pemain menghitung biji congklak di tiap lubang. Jika jumlahnya cukup untuk mengakhiri biji congklak di lubang yang lebih besar, maka biji tersebut yang akan diambil.
Ada juga beberapa langkah yang dilakukan untuk tetap bisa berjalan mengitari 14 lubang congklak kecil dengan waktu yang lebih panjang. Sering bermain congklak, sangat mampu mengasah kemampuan mengatur strategi untuk menang. Memperhatikan orang lain yang menjadi lawan tanding sangat penting.
Sampai sekarang, Omi sangat menyukai ketika tiba waktu bermain congklak. Sekalipun masih sulit untuk Omi duduk tegak dan tenang ketika menunggu giliran, waktunya berlatih mengendalikan dirinya masih banyak.. :) Aku yakin, masih ada hal lain yang bisa dipelajari sambil bermain congklak. (RS)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H