Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Squid Game": Ketika Permainan Anak-anak Dimainkan dan Berujung Kengerian yang Mencekam

22 September 2021   23:18 Diperbarui: 22 September 2021   23:22 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Drama Squid Game berkisah tentang permainan anak-anak yang dimainkan oleh orang dewasa dengan hadiah uang jutaan won namun dengan resiko sangat besar yaitu kehilangan nyawa. 

Seong Gi Hun (Lee Jung Jae) kehilangan pekerjaan, diceraikan istrinya dan hidup dengan ibunya. Mencoba peruntungannya dengan berjudi justru membuat Gi Hun kalap dan menggunakan dana asuransi ibunya. 

Putus asa mencari uang untuk operasi ibunya, Gi Hun berjumpa dengan seseorang yang menawarinya uang dengan imbalan Gi Hun ikut dalam sebuah permainan. 

Cho Sang Woo (Park Hae Soo), tetangga Gi Hun adalah seorang yang sangat cerdas. Kecerobohannya berinvestasi saham menyebabkan Sang Woo terlibat utang dengan jumlah yang sangat besar. 

Seolah-olah ada mata-mata yang mengawasi kehidupan orang-orang yang memiliki utang, kesulitan ekonomi dan tidak punya pekerjaan, sebanyak empat-ratus-lima-puluh-enam orang diculik dan dikumpulkan di sebuah ruangan raksasa dengan tempat tidur bertingkat yang jumlahnya ratusan. Termasuk Gi Hun dan Sang Woo. Mereka berdua bertemu di tempat permainan ini. 

Empat-ratus-lima-puluh-enam orang akan bermain bersama. 

Jenis permainan yang mereka lakukan adalah permainan anak-anak antara lain, lampu merah, lampu hijau; memotong gulali; tarik tambang; kelereng; menyebrangi pijakan kaca; dan permainan cumi-cumi. Enam permainan ini dimainkan oleh orang dewasa, namun dengan tingkat brutal dan kasar yang bisa melukai. 

Demi mempertahankan hidup dan kemungkinan mendapatkan hadiah uang yang sangat banyak, mayoritas peserta setuju melakukan permainan tersebut. Setiap peserta senilai 100juta won. 

Setiap peserta yang kalah, maka 100juta milik mereka akan dikumpulkan di sebuah bola kaca raksasa di tengah langit-langit ruangan tempat para pemain beristirahat. 

Pemenang permainan akan mendapatkan 45,6 millar won. Jumlah yang sangat-sangat-sangat banyak itu memunculkan keegoisan peserta main sehingga menggunakan segala cara. Pada akhirnya, manakah yang akan memenangkan permainan, apakah kemanusiaan dan pertemanan atau tekad untuk menang?  

Enam Permainan 

Lampu merah, lampu hijau.

Seluruh pemain berbaris di belakang sebuah boneka yang besar dan tinggi. Setiap peserta harus bergerak dengan waktu tertentu melampaui garis yang sejajr dengan boneka yang berdiri dekat pohon membelakangi seluruh pemain. Ketika terdengar "lampu hijau", seluruh peserta harus bergerak menuju bagian depan boneka. 

Ketika terdengan "lampu merah", boneka menoleh ke arah peserta dan seluruh peserta harus TIDAK bergerak sedikitpun. Jika kedapatan bergerak, ada petugas yang mengeliminasi peserta tersebut. Yang mencekam adalah bagian mata boneka adalah kamera dengan sensor gerak yang sangat akurat. 

Dan proses eliminasi dilakukan dengan menembak mati peserta yang kedapatan bergerak ketika masih keadaan "lampu merah". 

Memotong karamel.

Pembuat karamel membentuk cetakan berbentuk segitiga, bintang, lingkaran dan payung pada bidang karamel yang berbentuk lingkaran. Setiap peserta harus melepaskan bentuk segitiga, bintang, lingkaran dan payung tak terpotong sedikitpun menggunakan sebuah jarum pentul. 

Karamel adalah gula pasir yang dimasak hingga beraroma manis dan berwarna coklat. Jika sudah dingin, karamel tersebut akan mengeras. Sehingga akan sangat sulit melepaskan bentuk cetakan di bagian tengah cetakan karamel tersebut. 

Tarik tambang. 

Peserta dibagi menjadi sejumlah tim beranggotakan 10 orang. Dua tim yang berhadapan harus menarik tim lawan kea rah mereka. Tangan para pemain diborgol ke tali tambang. 

Arena permainan berada beberapa meter di atas permukaan lantai dan dipisahkan oleh bidang kosong. Pemain yang kalah, akan terayun-ayun di udara sebelum akhirnya talinya dipotong dan pemain berjatuhan ke lantai dan mati. 

Kelereng. 

Sejumlah peserta yang tersisa akan membentuk tim sejumlah 2 orang, masing-masing mendapatkan 10 kelereng . Tiap tim akan bermain selama 10 menit. Pemenangnya adalah peserta yang memiliki 20 kelereng. 

Menyebrangi pijakan kaca. 

Sebuah jembatan terbuat dari kaca terbentang di atas permukaan lantai. Setiap peserta main akan menyebrang sambil memastikan kaca mana yang tebal dank eras, kaca mana yang tipis dan rapuh. 

Setiap pemain yang menginjak kaca yang rapuh, kaca segera pecah dan pemain jatuh dari ketinggian. Pemain urutan tengah dan belakang bisa menyaksikan kaca mana yang keras sehingga bisa meneruskan penyebrangan hingga ke bagian lain ujung jembatan. 

Permainan cumi-cumi. 

Permainan dengan menggunakan gambar bentuk lingkaran, segiempat dan segitiga pada tanah. Tim penjaga berhadapan dengan tim penyerang (pola bermainnya seperti gobak sodor, kalau di sini). 

Tim akan bergantian menjadi tim penjaga maupun tim penyerang, jika tim penjaga melewati batas garis gambar permainan. Tim yang lebih dulu menginjakkan kaki di lingkaran ujung akan menjadi pemenang.
***
Ketika semakin banyak yang tereliminasi, semakin sulit untuk menyerahkan kemenangan pada seseorang yang namanya sudah dikenal. Namun itulah yang terjadi. Ada banyak pemain yang menyerahkan kemenangan pada orang yang layak . Rasanya semakin menyiksa dan menakutkan. 

Yang paling mengerikan dan mencekam adalah ketika para pemain yang gagal kemudian ditembaki tersebut ada beberapa dibawa ke ruang bawah tanah kemudian organ tubuhnya diambil. Sisanya, diletakkan dalam kotak jenazah berpita dan dikremasi. 

Di sisi lain, seorang polisi Hwang Joon Ho (Wi Ha Joon) mencari abangnya yang lama menghilang bernama Hwang In Ho (Lee Byung Hun). Bermodalkan kartu nama yang ditemukan di aparteman abangnya, Joon Ho mengawasi Gi Hun. 

Dan menguntit Gi Hun kemanapun Gi Hun pergi. Sehingga, ketika pemanggilan para pemain kali ke-2, Joon Ho berhasil menyusup sampai ke markas penyelenggara permainan yang berada di sebuah pulau terpencil. 

Hwang Joon Ho akhirnya bertemu dengan abangnya! Namun, Joon Ho melewati kesulitan-kesulitan lain yang tak kalah mencekamnya dan kenyataan sangat pahit demi menemukan abang yang tidak dikenalinya lagi.. (RS)
***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun