Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Musik Klasik, Mengalun dari Eropa ke Seluruh Dunia dan Mengantar Rebecca Tong pada Dunia

10 September 2021   18:16 Diperbarui: 10 September 2021   18:17 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua dari kita mengenal Mozzart, Beethoven, Handel, Chopin, Vivaldi, Hayden, Brahms. Komposer-komposer raksasa nan agung ini tidak tinggal di negeri kita dan tidak hidup semasa dengan kita. 

Sebagian dari kita mengenal karya-karya mereka sekalipun tidak menghafal judul-judulnya dengan baik. Namun, nada-nada pada karya mereka bisa menjadi yang sangat akrab di telinga kita. Sebagian lagi tanpa kita sadari sering terdengar pada serial Tom & Jerry. Hehehehe...


Awalnya...
Emakku tidak mengenal musik klasik. Dan aku termasuk bagian dalam barisan anak-anak yang tidak belajar piano klasik. 

Tidak seperti beberapa orang yang mengenal musik klasik sejak dalam kandungan, aku mulai mengenalnya berpuluh-puluh tahun kemudian. 

Aku mulai sering mendengarkan musik klasik ketika pernah tinggal di Batam selama beberapa waktu. Jarak Batam ke Singapura maupun Batam ke Malaysia (pelabuhan Stulang Laut) hanya berkisar 45 menit menggunakan feri. 

Jarak yang sedemikian membuat kami yang tinggal di Batam bisa menangkap siaran TV dan radio dari 2 negera tetangga ini. 

Salah satu siaran radio yang sering kudengarkan berasal dari salah satu radio Singapura. Symphony FM, namanya. Semoga tidak salah. Hehehe.. :) Radio Symphony memperdengarkan komposisi-komposisi klasik sejak pagi hingga tengah malam. 

Pagi, dibangunkan dengan musik klasik (Singapura sejam lebih awal dibandingkan Batam). Malam hari, dininabobokan dengan musik klasik. 

Sejak itu, mendengarkan musik klasik menjadi kesenangan tersendiri untukku. Sejak saat itu, musik klasik ikut menjadi bagian dari pilihan genre musik yang aku tahu. Aku mulai akrab dengan nama-nama beberapa komposer besar yang terdengar asing dan tak karib. 

Beberapa nama seperti Tchaikovsky, Sebastian Bach, Wagner, Schubert, Franz Liszt dan Giuseppe Verdi akan muncul jika sesekali di ruang dengar walaupun belum bisa membedakan komposisi yang mana adalah karya siapa. 

Sebagian dari diriku, sekalipun belum pernah belajar piano klasik, akan tetap sangat menikmati alunan musik klasik tanpa peduli siapa komponisnya. :)

Musik Klasik di Indonesia
Beberapa dekade terakhir, ibu-ibu muda mengenalkan musik klasik pada bayi mereka karena musik klasik mendorong pertumbuhan otak dan emosional lebih baik. Beberapa dekade terakhir, para calon ibu masa kini memperdengarkan musik klasik kepada bayi mereka. 

Berdasarkan penelitian, perkembangan otak bayi yang sering mendengarkan music klasik lebih baik dibandingkan yang tidak. 

Sekitar 10 tahun ke belakang, kursus musik baik piano, gitar dan biola menjadi tren di kalangan para orangtua. Banyak orangtua mengirimkan anak-anak mereka belajar piano klasik sejak usia sangat dini. 

Beberapa ibu yang aku kenal, membawa anak-anak mereka belajar piano klasik sejak usia 4 tahun. 

Sejak kapan music klasik menjadi bagian hidup kita? Seberapa jauh musik klasik melintasi zaman dan masa? Sejak kapan istilah musik klasik muncul? Apa yang mendorong frasa ini ada? Apakah negeri kita yang luas ini memiliki musik klasik lokal? Bagaimana perkembangan musik klasik di Indonesia? 

Pertanyaan-pertanyaan di atas bermunculan ketika aku menyaksikan secara langsung pertunjukan music klasik di Aula Simfonia Jakarta. Kapan hari akan aku ceritakan di tulisan yang lain. :)


Rebecca Tong
Rebecca Tong adalah maestra wanita pertama asal Indonesia. Rebecca Tong mengikuti kompetisi International Maestra, konduktor wanita yang diikuti oleh 220 wanita dari 51 negara. La Maestra Competition Paris 2020 adalah kompetisi konduktor wanita internasional yang sangat bergengsi. 

Kompetisi diadakan 15-18 September 2020 di Philharmonie de Paris, Prancis. Dengan seleksi yang sangat ketat, terpilihlah 12 konduktor untuk maju ke seleksi berikutnya. Dari 12 konduktor tersaring 3 orang untuk maju ke babak final. 

Rebecca Tong mewarisi kecintaan dan kesukaan musik klasik dari Stephen Tong, ayahnya. 

Perancang balai konser pertama di Indonesia, Aula Simfonia Jakarta, Stephen Tong adalah pencinta dan penikmat musik klasik dalam waktu yang sangat lama. 

Sesekali, ditengah kesibukannya yang sangat luar biasa, beliau masih berlatih, memimpin orchestra dan mempertunjukkan karya-karya komposer-komposer besar yang karya musiknya berusia ratusan tahun. 

Rebecca Tong menekuni kecintaan dan kesukaan pada musik klasik sampai saat ini dan merupakan salah satu konduktor di Jakarta Simfonia Orchestra. 

Tahun 2019 lampau, Rebecca Tong memimpin Jakarta Simfonia Orchestra pada  Konser Akbar Monas di Jakarta. 

Komposer musik klasik memang kebanyakan berasal dari benua Eropa. Namun, musik klasik telah melintasi zaman, masa, waktu dan benua. Musik klasik yang mengalun dari Eropa ke seluruh dunia, mengantar Rebecca Tong pada dunia. Indonesia sudah pasti sangat bangga memiliki anak negeri yang kecakapannya diakui dunia.(RS)
***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun