Namun, impian memiliki uang banyak sulit dicapai sehingga Kang Jae merasa (harus segera) menyerah menjalani hidup. Tetapi, bunuh diri TIDAK pernah menjadi pilihan Kang Jae.Â
Lee Bu Jeong (Jeon Do Yeon) sangat terpukul dengan kerasnya kegagalan yang dialami.Â
Di usianya yang ke-40 tahun belum ada capaian apapun.Â
Keguguran bayinya yang berusia 5 bulan, gagal menjadi penulis terkenal, menjadi ghost-writer seorang penulis tenar dan menjadi tukang bersih-bersih di sebuah griyatawang, makin menghantam kehidupan yang dianggapnya BELUM mencapai apapun.Â
Unggahan kata-kata kasar Bu Jeong di laman penulis terkenal yang bukunya adalah karya Bu Jeong, membuatnya berurusan dengan pihak kepolisian. Ketakutan makin menghajar hidup Bu Jeong.Â
Kang Jae mulai terlibat di hidup Lee Bu Jeong ketika Kang  Jae, yang dalam perjalanan menggunakan bus kota ke rumah duka, menawarkan sebuah saputangan sangat mahal pemberian kliennya kepada Bu Jeong demi menghapus air mata. Isakan Bu Jeong justru menghentikan Kang Jae untuk tidak peduli dan apatis .Â
Apakah air mata bisa berhenti karena uluran simpati? Sampai berapa lama mendung dalam hidup bergelayut?
***
Kisah Kang Jae dan Lee Bu Jeong justru memunculkan catatan lain tentang mereka berdua. Aku sedang merampungkan draftnya. Semoga bisa selesai setelah menonton 6 episodenya. Â
Menghadapi kerasnya kegagalan lebih sulit dilakukan jika sendirian, maupun merasa sendiri. Kang Jae dan Bu Jeong menjadi tandem satu dengan lainnya. Itu yang kemungkinan akan muncul di episode-episode selanjutnya.Â
Kesulitan ke depannya tidak lebih ringan untuk diatasi. Namun, teman dalam perjalanan tentu bisa jadi energi tambahan untuk bertahan. Â (RS)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H