Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dover, Meninggalkan Tanah Kelahiran demi Rumah untuk Menetap

25 Juli 2021   01:24 Diperbarui: 25 Juli 2021   01:33 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Gustav Peek mempersatukan kisah hidup beberapa orang -baik secara paralel maupun secara bersilangan mempertemukan mereka- yang hidupnya saling melintasi namun dengan akhir kehidupan saling menjauh. 

Penulis menggambarkan terbangunnya beberapa hubungan yang dimulai dari berpandang-pandangan dalam waktu yang panjang dan lama sampai ke hubungan yang saling menjaga karena menjadi (telah) orang asing di negeri yang asing pula. 

Peek juga menggunakan frasa-frasa singkat yang mampu memberikan efek yang luar biasa pada keadaan yang hendak dijelaskan pada pembaca, seperti: Ia minum. Kebanggaan getir. Lalulintas padat. Ia bebas. Sebuah kafe. Bersulang. Tiba. Selamat datang. Aplaus singkat. Dunia putih. Cinta. Ia sendirian. Ia berpakaian. Udarapanas. Rumah.

Frasa-frasa pendek dan singkat ini makin mempertegas perasaan yang hendak disampaikan penulis pada para pembaca. Tentang keresahan tidak diterima di rumah sendiri, tentang kekhawatiran tidak bisa melihat hari esok disebabkan konflik berdarah perang saudara, tentang mimpi adanya damai dan sejahtera di negeri sendiri.  

Faktanya, sampai sekarang masih banyak Negara yang mengusir penduduknya sendiri dengan beragam konflik dan ketidaksejahteraan dalam negeri. 

Ada begitu banyak pencari suaka yang menempuh perjalanan jauh, yang kadang abai dengan keselamatan nyawa sendiri, meninggalkan negeri mereka demi aman di negeri yang baru. Masih banyak. (RS)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun