Keponakanku, Naomi datang ke kota kami beberapa hari yang lalu. Tentu saja kami sangat bersukacita dengan kedatangannya. Namun, segera saja kami menyadari betapa mudahnya kami kelelahan dan kewalahan.
Kami mengetahui, betapa aktifnya keponakan kami berumur 8 tahun ini. Tidak cukup banyak energi dan tenaga kami untuk mengimbangi semua hal yang ingin dilakukannya.
Sedari kecil, Naomi mulai dilibatkan untuk kegiatan rumah seperti mengambil jemuran dan mencuci piring. Alarm pada telepon pintarnya berbunyi setiap pkl13:30, waktunya Naomi menyapu rumah. Setiap kali emaknya membuat camilan, Naomi membantu hal-hal yang bisa dikerjakan dengan tangannya yang mungil itu namun tekad yang sangat besar.. 😁 Bahkan, emaknya mulai mengajarinya cara membuat donat dan gorengan tepung sederhana. 😄
Barang yang Naomi bawa untuk mendukung aktivitas mainnya pun lumayan banyak. Pensil warna terbuat dari kayu sebanyak 48 buah, spidol connection 24 warna dan 3 bungkus kertas origami bermotif memenuhi tas mungilnya.
Kala usianya 4 tahun, Naomi membawa serta bonekanya sebanyak 1 tas. Hahaha.. Emaknya misuh-misuh.
Apa saja ingin dilakukan. Bermain, mewarnai, membongkar tempat pensilnya yang lebih banyak penghapus, membariskan pen connection, menyusun barang-barang miliknya di atas meja, membuat burung bangau dan hati menggunakan kertas origami.
***
Mengelola Energi Naomi
Untuk menolong Naomi mengelola energinya, aku membuat rencana kegiatan yang akan kuhabiskan bersamanya; yaitu 30 menit belajar di siang hari; 1 jam belajar di malam hari dan olahraga di sore hari. Setelah beberapa hari, Naomi hanya paling menunjukkan semamgat pada kegiatan terakhir. Hahahaha..
Dan, setiap kegiatan ada aturan main yang harus Naomi tahu. Salah satu yang paling utama adalah aman bermain. Artinya, Naomi tidak boleh menggunakan benda-benda dan atau melakukan sesuatu yang berkemungkinan membuatnya dan atau temannya bermain terluka dan atau terjatuh.
Maka, hal-hal berikut merupakan cara mengelola energi berlebih yang dimiliki anak-anak, antara lain:
1. Aktivitas tetap dan teratur
Anak-anak yang aktif bergerak dan tipikal kinestetik memiliki banyak sekali energi untuk digunakan. Kegiatan yang tetap dan rutin (terjadwal) menolong anak-anak untuk berlatih disiplin terhadap kegiatan tertentu. Sekalipun awalnya bosan, lama kelamaan tubuhnya akan terbiasa dan mengingat jadwal tersebut.
Setiap sore, kami berdua akan jalan-jalan sore mengelilingi lingkungan sekitar runah 1 putaran. Keponakanku sangat menikmati kegiatan ini. Sambil bergandengan tangan, aku akan mendengarkan ceritanya sepanjang jalan.
2. Aturan Main
Setiap kali memulai kegiatan, aturan main harus terus diingatkan. Awalnya mungkin si anak abai. Namun, jika aturan main terus memgalami pengulangan, si anak menjadi terbiasa.
3. Menghargai Waktu
Naomi belajar menghargai kegiatan-kegiatan orang-orang di sekitarnya. Dia tahu, dia tidak boleh mengganggu kami jika kami sedang bekerja. Bahkan jika Naomi melihat kami di kamar, dia berjuang untuk tidak menghampiri kami sekalipun banyak gagalnya. hehehe..
Ketika tiba waktu kami berkegiatan bersamanya, Naomi akan sangat bahagia. Pelukannya yang gomos (arti: sangat erat) menunjukkan hal tersebut.
***
Tentu saja, Naomi masih harus terus belajar mengelola energinya. (RS)
Catatan dari kotaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H