Cha Tae Hyun (Matrimonial Chaos; Team Bulldog : Off-Duty Investigation) dan Zo In Sung (That Winter, the Wind Blows; It's Okay, It's Love; Dear My Friends, Piano) tertarik dengan adanya ide untuk terlibat bersama di sebuah acara. Sekalipun belum tahu bentuknya apa dan bagaimana.
Tae Hyun dan In Sung sudah saling mengenal lebih dari 20 tahun. Tae Hyun pernah mengajak In Sung terlibat dalam reality show 2 Days 1 Night beberapa tahun sebelumnya, ketika Tae Hyun bagian dari anggota 2 Days 1 Night.
Beberapa bulan lalu, tawaran untuk melakukan sebuah acara bersama datang. Setelah merundingkan banyak hal, tercapailah sepakat bahwa Tae Hyun dan In Sung akan bekerja sama mengelola supermarket kecil di sebuah desa yang berada di dataran tinggi.
Salju masih tertinggal di pepohonan dan langit, ketika Tae Hyun dan In Sung mendatangi tempat ini. Cuaca dingin masih meliputi gemawan dan sungai ketika Tae Hyun dan In Sung menjalani desa kecil itu sambil melihat keadaan sungai.
Reality show yang pengambilan gambarnya dilakukan bulan Januari lalu dilakukan dengan protokoler kesehatan yang sangat ketat.
Selama 10 hari, Tae Hyun dan In Sung akan mengelola sebuah toko kecil yang di satu sudutnya ada bar kecil. Pemiliknya yang sudah sepuh sangat ramah dan hangat kepada pelanggan yang datang. Sesekali menyempatkan berbincang dan duduk di bar kecil miliknya sambil menikmati camilan bar dan soju dingin.
Menariknya, pemilik toko tersebut meninggalkan surat kepada Tae Hyun dan In Sung tentang cintanya kepada toko dan para pelanggannya. Juga apa-apa saja yang dilakukan setiap hari ketika memulai hari  seperti menyalakan lampu toko dan sarapan sampai kegiatan menutup toko (memeriksa transaksi penjualan, menghitung uang yang masuk dan mematikan lampu). Selain itu, ada anak anjing pemilik yang sangat mudah akrab dengan siapa pun.
Setelah mengelilingi toko yang menyatu dengan rumah pemiliknya, Tae Hyun dan In Sung mulai mempelajari apa saja yang harus segera dipelajari. Dalam waktu beberapa jam 2 pemilik baru ini akan mengelola toko umum. Ada begitu banyak hal yang harus diperhatikan, seperti bagaimana menjual tiket bus, mencatat barang-barang yang dijual pada lembar tertentu sehingga uang hasil penjualan hari tersebut bisa diketahui di akhir hari, mengecek persediaan camilan dan jualan lain, memesan soju, menentukan menu pada bar yang kemudian dikeola In Sung sebagai juru masaknya.
Hal-hal menarik pun muncul ketika Tae Hyun menggunakan mesin kartu, kompor yang ga maksimal, kursi yang langsung penuh, daftar harga yang masih belum rampung dipelajari, menggunakan briket untuk pertama kali, kehabisan kertas pada mesin kartu, menjual tiket bus untuk pertama kali, meletakkan koin untuk mesin kopi di luar, Â menggunakan mesin penghangat bakpao untuk pertama kali, mengenali jenis-jenis es krim yang dijual di lemari pendingin, melihat sesebapak mencoba mengambil boneka binatang dari mesin pencapit yang terletak di dekat pintu masuk dan masih banyak lagi ... hehehe..
Tawa tak berhenti menggema untuk setiap pengalaman baru. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
Hari ke-2 di toko umum, Park Bo Young datang untuk membantu. Karena punya pengalaman sebagai pekerja paruh waltu, Bo Young dengan segera menghafal posisi barang dan harganya. Juga cepat dalam mencuci piring di dapur. Beberapa pembeli terkejut dengan kehadiran Bo Young.. :) Di akhir hari, mereka bertiga makan malam sebelum melepas Bo Young pulang. Pembicaraan yang sungguh menghangatkan hati. Baru lihat, betapa lembutnya hati In Sung!
Juga pelukan hangatnya menyambut Kim Jae Hwa dan Yoon Kyung Ho yang akan bekerja sebagai pekerja paruh waktu di hari ke-3.
Para pelanggan
Di sebelah toko serba ada ini sebelum restoran, di bagian depan ada halte bus. Beberapa penumpang yang akan pergi ke desa-desa sekitar akan membeli tiket terlebih dulu.
Pada episode awal ditunjukkan ketika pemiliknya, seorang nenek yang hidup sendiri dengan anak anjingnya yang berwarna hitam. Ketika pagi masih gelap, lampu tokonya sudah menyala. Supaya yang kerja shift malam mampir dulu ke toko ini. Menjelang tutup, ada seorang anak muda yang mampir ngopi. Seolah-olah toko ini menjadi tempat singgah semua orang. :)
Seorang pekerja lepas akan datang pagi, beli tiket bus dan berangkat kerja paruh waktu di kota kecil lain. Pola berangkat kerjanya segera disadari oleh Tae Hyun dan In Sung di hari ke-3. Menjelang ke halte, Tae Hyun menawarkan untuk mampir makan malam karena baru akan kembali dari pekerjaan jam 6 sore.
Ada seorang ahjussi pemasok makkgeoli (minuman air beras dengan kadar alcohol secukupnya) yang setiap pagi memasok 10 botol namun malamnya meminum 5 botol. What a joke.. Hahahaha..
Ada beberapa kantor yang jaraknya juga tidak terlalu jauh, pusat kesehatan dan sebuah sekolah yang berada di seberang jembatan. Beberapa pekerjanya mampir untuk makan entah makan siang ataupun makan malam. Bahkan In Sung mengundang dokter yang dikunjunginya pagi hari untuk makan malam ketika melihat sang dokter membeli ramyeon sepulang dari tempat kerja.. :)
What I've learned!
1. Sarapan itu penting
Perut terisi sebelum memulai hari adalah penting. Santapan hangat bisa menghangatkan perut juga menghangatkan hati. Hal tersebut berdampak pada kenyaman diri dan mempengaruhi kenyamanan orang lain.
2. Menyamankan diri
Berkumpul tidak selalu tentang duduk bersama. Berkumpul juga tentang berbincang keseharian hingga hati terasa nyaman. Beberapa nenek datang dan berkumpul untuk mengobrol. In Sung ikut terlibat dalam pembicaraan mereka.
3. Tidak mudah menerima yang gratis
Beberapa sepuh (orangtua dengan kisaran usia 55 -- 70 tahun) sesekali janjian bertemu sambil minum soju dan makan camilan atau ramyeon. Seorang nenek menolak ketika In Sung menggratiskan soju. "Jangan sampai kamu rugi." Itu kalimat sang nenek.
4. Sempatkan waktu untuk menyapa
Seorang kakek menggunakan kursi roda melintas dan berhenti di depan toko, lalu bergerak menjauh. Bo Young dan Tae Hyun yang sedang ada di dalam melihat kakek itu, segera keluar dan menyapa. Bo Young bergerak ke arah mesin kopi, memasukkan koin, mengambil kopi hangat dan memberikan kopi dalam cangkir kertas pada sang kakek. Sang kakek menerimanya dengan kedua tangannya, dengan hati yang sama hangatnya dengan kopi yang diterimanya.
5. Disiplin mandiri
Bahkan pelanggan yang memutuskan makan di tempat akan menggunakan hand sanitizer dan mengecek suhu tubuhnya sendiri lalu mencatatnya di sebuah form. Demikianlah betapa prokes tetap dilaksanakan secara disiplin dan mandiri.
***
Dari 10 episode, sudah 3 episode yang aku tonton. Mungkin episode terakhirnya bisa bulan Mei, bisa juga bulan Juni. Salah satu pekerja paruh waktunya kelak ada Nam Ju Hyuk.Â
Proses pengambilan gambarnya dilakukan bulan Januari tahun ini akan terlihat dari busana musim dingin dan mantel tebal yang digunakan para pekerja paruh waktu yang datang.. hehehe..
Kalau sudah rampung episode 10, akan ada cerita lagi tentang mereka, dweeeh.. ;)
***
#unexpectedbusiness
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H